30. His Sadness (2)

2.7K 399 42
                                    

Dan di sinilah Taehyung dan Jimin sekarang. Pengadilan.

Walaupun Tuan Kim memang tidak normal kejiwaannya, tetapi apa yang dilakukannya adalah tetap sebuah kesalahan. Dan setiap kesalahan harus diberikan hukuman.

Choi Dong Wook sudah bersaksi setengah jam yang lalu. Dan sebagai penepatan janji Jimin kemarin, pria itu mengerahkan semua bawahannya untuk mencari dan mengusut tentang semua tangan kanan Tuan Kim.

Taehyung merasa lega. Sangat lega dan juga senang melebihi siapapun. Tuan Kim dinyatakan akan dihukum seumur hidup tanpa kemungkinan mendapat grasi atau sejenisnya.

Jadi pria tua itu tidak akan pernah keluar dari penjara sampai ajal menjemputnya.

Taehyung tahu ia jelas menjadi anak durhaka yang senang atas kesusahan ayahnya. Tapi jika memang ayahnya salah, maka harus dihukum.

Dan kali ini, untuk yang terakhir kali, pria Kim memutuskan untuk mendatangi sel khusus yang berisi ayahnya.

Tuan Kim di sana, tengah duduk manis tanpa adanya raut sedih, marah, atau bersalah sama sekali. Wow, ayahnya ini memang sudah gila!

Taehyung duduk di hadapan ayahnya dengan dibatasi sebuah kaca tebal sebagai sekat.

"Bagaimana, Ayah? Kau merasa menyesal? Marah?" tanya Taehyung.

Tuan Kim menunjukkan senyum miringnya. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, Taetae anakku. Bagaimana perasaanmu? Apa kau sedih?"

Taehyung mengernyit heran. "Apa maksudmu?"

Tuan Kim menghela napas. Ia menegakkan duduknya. "Aku sudah tahu hal ini akan terjadi di masa depan. Walau bagaimanapun, kau anakku. Darah dagingku. Kau pasti mempunyai ambisi yang sama denganku. Ambisi untuk menghancurkan siapapun yang membuatmu tidak senang dan bersedih...,"

"Jangan bertele-tele. Apa sebenarnya maksudmu!"

"Gadis itu."

Wajah Taehyung langsung mengeras mendengar dua kata itu.

"Gadis yang kau coba lindungi dariku. Mungkin sekarang tengah terbang melintasi samudera dengan membawa kebencian kepadamu," kata Tuan Kim enteng.

Taehyung membulat. Rahangnya mengeras. Kepalan tangannya semakin kuat hingga buku jarinya memutih. "BANGSAT! APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA, BAJINGAN!"

Taehyung hampir saja menghancurkan sekat kaca yang memisahkan mereka sebelum dua polisi menahannya. "BAJINGAN! KAU IBLIS, KIM JOO WON!!" Taehyung mengamuk.

Sedangkan yang diamuk hanya menyunggingkan senyuman manisnya. "Kau hancur, sama sepertiku, Tae. Aku tidak mau hancur sendirian. Kau juga harus ikut hancur bersamaku."

"BERENGSEK! AYAH MACAM APA KAU INI, SIALAN!!" Taehyung masih mencoba memberontak dari cengkeraman dua polisi yang menahannya.

Dua polisi itu baru melepaskannya saat mereka sudah berda di luar kantor polisi. Jimin yang tetap Setia menunggu di parkiran pun menjadi kaget melihat sahabatnya yang diusir macam hewan itu. Jimin jadi berpikir untuk menuntut kantor kepolisian ini.

"Bangsat, Jim. Ayo cepat pulang ke rumahku!" ujar Taehyung. "Aku yang menyetir."

"A-apa? H-hei, Kim. Apa yang terjadi?" Jimin melihat Taehyung dengan tergesa memakai sabuk pengamannya. Jimin yang masih bingung hanya menatap heran ke arah sahabatnya yang terlihat super menyeramkan sekarang.

"Pakai sabukmu cepat!" seru Taehyung. Ia memundurkan mobil untuk keluar dari parkiran. Jimin segera memakai sabuknya dengan tangan bergetar. Kim Taehyung seram sekali.

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang