20. Anger

3.5K 498 48
                                    

Taeyeon menghela napas. Gadis itu menaruh secangkir kopi susu di atas meja.

"Tidakkah kau lelah bersembunyi terus, Jin?" Taeyeon bertanya pada pria Kim yang duduk di sebelahnya.

Seokjin mengambil cangkir dan menyeruput kopi susunya sedikit. "Kalau di bilang lelah, jelas lelah. Rasanya ingin datang langsung ke hadapan Paman dan membiarkan dia menentukan nasibku setelahnya. Mati seperti Ayah atau tetap hidup," kata Seokjin.

"Maaf," Taeyeon berujar lirih sambil menunduk.

"Hei, kenapa minta maaf?"

"Walau bagaimana pun, dia adalah ayahku. Aku sungguh menyesali segala perbuatannya kepadamu."

Seokjin menepun pundak Taeyeon. "Aku sudah memaafkannya. Jujur, aku sempat marah sampai ingin membunuh Paman. Tapi jika kupikir lagi, itu tidak ada gunanya. Dengan membunuh Paman, tidak akan mengembalikan Ayah kepadaku, hal itu malah akan membuatmu dan Taehyung bersedih. Akan lebih banyak lagi orang yang bersedih."

"Kau tahu, aku sangat bahagia mempunyai saudara sepertimu." Taeyeon menatap Seokjin dan mengulas senyum tulus. "Aku tahu ini memang tidak pantas. Tapi jika mungkin, tolong jangan pernah membenci ayahku."

"Tenang saja, aku bukan orang yang mudah membenci, kok." Seokjin tersenyum lebar.

"Oh iya, bagaimana kelanjutannya nanti? Apa kau akan tetap berada di rumah itu?" tanya Taeyeon.

Seokjin terdiam. "Entahlah. Sedikit banyak aku bisa mengatur Taehyung di sana. Tapi sepertinya itu sudah tidak di butuhkan lagi, toh ia sudah bisa mengendalikan diri sekarang."

"Benarkah?"

"Eum," Seokjin mengangguk. "Semenjak jatuh cinta, adik kecil kita itu sudah kembali. Tapi seperti dulu, sifat kekanakannya menjadi-jadi."

Taeyeon tertawa. "Setidaknya itu lebih baik daripada jadi berandal."

"Kau benar, karena itulah aku biarkan anak itu. Sebenarnya aku juga merasa kasihan pada Hyemi yang selalu mendengar rengekan Taehyung."

"Hyemi harus banyak bersabar,"

Kalimat Taeyeon itu membuat keduanya tertawa terbahak-bahak. Sedikit merasa kasihan pada calon adik ipar mereka yang harus terjebak dengan makhluk aneh seperti Taehyung.

***

"Ini seperti masakan Seokjin dulu," ujar Tuan Kim berkomentar.

"A-ah, benarkah? Sepertinya Ayah terlalu banyak dosa pada Jin Hyung sehingga saat makan pun Ayah teringat padanya," kata Taehyung.

"Begitukah?"

"Kenapa memangnya? Sudah baik aku tidak menuangkan racun ke dalam makananmu!" seru Taehyung kesal.

"Tae, kukira kau sudah berubah." Pandangan Tuan Kim meneliti satu persatu anggota tim Namjoon. "Jadi mereka tidak becus mengajarmu?"

Namjoon meneguk ludahnya. "Maaf, Tuan, kam--"

"Sudahlah, percuma aku membuang banyak uang. Kalian tidak berguna! Sudah kubilang lakukan apapun supaya pemuda satu ini bisa berubah," tatapan pria itu menuju ke arah Taehyung. "Pukuli dia setiap hari juga tak apa. Aku sudah bilang aku baik-baik saja selama dia masih bernapas!"

"Woah, dasar pria tua kejam! Ku harap kau cepat mati, sialan!" seru Taehyung.

Hyemi cepat-cepat mendekati pemuda itu dan menendang tulang keringnya. Taehyung langsung mengaduh sambil menunduk memegangi kakinya.

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang