Erosh menyandarkan tubuhnya di atas sofa. Ada beberapa gelas kecil minuman yang masih utuh di hadapannya. Dia melihat ke depan, lantai dansa bar penuh sesak dengan orang-orang yang berjoget mengikuti alunan musik Dj, termasuk teman-temannya.
"Bos, nggak mau ikutan joget?" Tanya salah satu teman Erosh menghampiri sambil meneguk minuman yang tersedia di atas meja. "Ini kan perayaan kemenangan kita."
"Gue di sini aja." Jawab Erosh.
"Gue ke tengah dulu ya bos." Pamitnya.
Erosh mengangguk. Sebenarnya dia tidak menganggap ini sebuah kemenangan dari pertandingannya dengan Alex beberapa hari yang lalu. Dia hanya ingin Alex berhenti membuat keributan yang sering dia timbulkan.
Erosh berganti memandang ke sekelilingnya, dia sudah merasa jengah dengan hal-hal seperti ini. Entahlah, mungkin karena bertahun-tahun lamanya Erosh masih tidak menemukan apa yang dia cari. Nyatanya suasana rumah yang selalu dia dambakan tidak pernah dia temukan dimanapun, termasuk pelariannya ke tempat ini.
"Hallo babe..."
Erosh membuang nafas kesal. Dia tidak melihat ke arah suara yang memanggilnya, dia benci mendengarnya.
"Kamu ke sini kok nggak ngajak-ngajak aku sih?" Tanya Mega dengan suara manjanya. "Oh yaa, selamat yaa atas kemenangannya. Aku tahu kamu pasti bisa dengan mudah mengalahkan Alex."
"Lo ngapain di sini?" Erosh tidak berkomentar apapun selain balik bertanya dengan kedua matanya masih tidak mau menatap Mega.
Mega duduk di samping Erosh. Menggenggam erat lengannya. "Nyusul kamu dong! Wherever you go, I'm with you."
Erosh berusaha menepis tangan Mega. "Mendingan lo pulang. Gue nggak suka liat lo di sini."
"Kenapa babe?" Tanyanya cemberut. "Emm... Kamu pasti khawatir yaa kalo aku mabuk lagi?"
"Nyokap lo nglarang lo ke sini, jadi mendingan sekarang lo pulang."
Mega tersenyum. "Kamu tenang aja, Mama nggak bakal tau kok. Tadi aku bilang mau pergi ke rumah Sasa sama Irin."
"Yaudah, kalo gitu ngapain lo ke sini?" Tanya Erosh sambil menahan kekesalannya.
"Aku bilang aku mau sama kamu. Kemanapun kamu pergi pokoknya aku ikut. Kamu kan pacar aku." Mega masih terus bersikeras untuk menempel pada lengan Erosh.
Erosh menarik napas dalam-dalam. "Gue mau ambil minum." Katanya sambil berusaha berdiri.
"Kita kan bisa panggil waiters, nggak perlu pergi kemana-mana." Ucap Mega menahan Erosh. Dia melihat seorang waiters tak jauh dari tempatnya duduk dan bermaksud memanggilnya.
"Nggak perlu!" Sergah Erosh. "Gue mau ke konter sendiri."
"Aku...."
"Lo nggak perlu ikut!" Potong Erosh dengan cepat, dia memang sengaja pergi karena tidak tahan dengan sikap Mega.
Mega terlihat kecewa. "Oke, aku tunggu kamu di sini. Jangan lama-lama yaa."
Erosh tidak menjawab, dia berdiri dari duduknya dan melangkah menuju konter.
Di konter lumayan rame. Erosh berdiri menyela di antara orang-orang yang sedang menunggu giliran memesan minum dan tiba-tiba matanya terpaut sesuatu. Erosh yakin dia adalah orang yang sama dengan seseorang yang Erosh lihat kemarin. Tapi kenapa dia ada di sini? Wajahnya memang tak asing lagi, bahkan Erosh merasa diapun pernah melihatnya beberapa kali di tempat ini.
Orang yang Erosh maksud berjalan ke arah ruang karyawan dan Erosh bermaksud mengejarnya. Dia menoleh ke belakang, memastikan bahwa Mega sedang tidak mengawasinya. Dia pasti akan membuntutinya jika melihat Erosh pergi ke tempat lain. Dan ternyata Mega sedang menatap asyik ke arah lantai dansa sambil bersorak menikmati alunan musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU (END)✔
RomansaAlya yang saat itu masih kecil tidak tahu bahwa kepindahannya ke rumah yang baru adalah karena Papanya bangkrut. Dia juga tidak tahu bahwa alasan Papanya menikah lagi adalah karena Mamanya pergi meninggalkannya, ㅡmeninggalkan Alya serta adik kembarn...