Nia meletakkan mangkuk nasi yang asapnya masih mengepul di atas meja makan. Di sana juga sudah tersaji sayur dan beberapa lauk. Dia menghela nafas lega melihat salah satu kewajibannya pagi ini telah terpenuhi dengan baik, hanya tinggal menyiapkan beberapa piring yang akan digunakan semua anggota keluarganya untuk sarapan.
Alya melangkah perlahan menuju meja makan dengan mengangkat beberapa piring. Nia agak terkejut dengan kedatangannya, sesaat kemudian mereka saling tersenyum ketika kedua mata mereka beradu tatap. Alya merasa sedikit canggung.
"Sini, biar Bunda aja." Ujar Nia meminta piring yang telah Alya bawa.
Alya menyerahkannya masih dengan tak bersuara lalu memilih untuk menyeret kursi yang akan didudukinya. Sementara Nia segera menata piring-piring itu dan mengisinya sesuai porsi.
"Selamat pagi semuanya!" Alfian datang menyapa semua anggota keluarganya dengan sumringah diikuti kedua anak kembarnya yang mengekor kemudian mengambil posisi duduk di tempat masing-masing seperti biasa.
"Pagi Pa..." Balas Nia sementara Alya memilih untuk tersenyum simpul.
"Wah, pagi ini Bunda masak apa?" Tanya Alfian.
"Sop ayam kesukaan kalian semua... Dan khusus untuk Papa, pagi ini makannya yang banyak ya, biar tambah semangat. Hari ini kan hari pertama Papa kerja di tempat yang baru."
Alfian terlihat bahagia mendengar penuturan istrinya. Memang benar, ini adalah hari pertama Alfian akan memulai pekerjaannya di tempat yang baru sebagai partner kerja perusahaan yang dikelola Adam, orang tua Erosh.
"Papa pindah tempat kerja ya?" Angga melontarkan pertanyaan walaupun dia sendiri tidak paham dengan masalah pekerjaan Papanya.
"Iya sayang, mulai sekarang Papa ada di rumah setiap hari. Papa tidak akan bekerja di luar kota lagi."
"Ye!!!" Angga bersorak bahagia diikuti Anggi hingga mengangkat kedua tangannya yang masih memegang sendok ke atas.
"Nah, sekarang ayo di makan dulu!" Perintah Nia setelah dia selesai menyiapkan makanan di masing-masing piring. Tanpa penolakan mereka segera menikmati makanan yang yang sudah tersaji di depannya.
"Oh ya, hari ini biar Papa antar kalian berangkat sekolah ya." Sela Alfian setelah suapan pertama masuk ke dalam mulutnya. "Papa dapet fasilitas mobil dari kantor."
"Yes!" Kini giliran Anggi yang kegirangan disambut Angga yang memamerkan deretan giginya.
"Alya, kamu diem aja dari tadi? Kamu nggak seneng mau Papa anterin?"
Nia segera melirik ke arah Alya begitu Alfian melontarkan pertanyaan padanya.
"Eng... Alya berangkat sendiri aja kok Pa."
"Lho, kenapa? Bukannya kamu sering ngeluh kalo angkotnya lama?"
"Tapi Alya lebih suka naik angkot Pa." Jawab Alya bohong.
Alfian terlihat heran. "Udah lama lho Papa nggak nganterin kamu sekolah, Papa juga belum pernah sekalipun nengok sekolah kamu."
"Alya kan udah gedhe Pa, nggak perlu dianter."
"Sekali-kali kan nggak apa-apa. Mau ya?"
Alya terlihat sedikit gugup. Ini bukan masalah dia mau diantar atau tidak, jelas saja Alya menolak. Ini adalah hari pertama dia menjalani masa skorsingya.
"Ah, sudah Pa, sarapannya di selesaikan dulu." Sela Nia melihat situasi Alya yang mulai terpojok.
Tok tok tok
Terdengar pintu depan rumah di ketuk di tengah suasana sarapan yang agak menegangkan bagi Alya maupun Nia ini.
"Biar Alya yang liat ke depan." Ucapnya tanpa menunggu persetujuan siapapun dan segera beranjak meninggalkan meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU (END)✔
RomanceAlya yang saat itu masih kecil tidak tahu bahwa kepindahannya ke rumah yang baru adalah karena Papanya bangkrut. Dia juga tidak tahu bahwa alasan Papanya menikah lagi adalah karena Mamanya pergi meninggalkannya, ㅡmeninggalkan Alya serta adik kembarn...