Malam ini kafe Logo lumayan rame. Erosh dan Arga datang ke sana setelah hampir sebulan vakum karena Erosh tidak diperbolehkan masuk gegara perkelahiannya dengan Alex. Sebenarnya Erosh tidak mau ke sana tapi Arga memaksanya, dan alasan Erosh simpel, dia tidak mau Alya merasa terganggu karena kemunculannya. Erosh sadar betul tiap kali Alya melihatnya yang ada di pikiran gadis itu mungkin hanya membencinya entah untuk alasan apa Erosh sendiri juga tidak tahu. Padahal dia sudah berjanji akan menjaga semua rahasianya.
Erosh duduk di sofa paling ujung. Seperti biasa, dia lebih senang berdiam diri di situ dari pada mengikuti Arga ke lantai dansa. Kedua matanya terus mengamati orang-orang di sekitarnya, barang kali dia akan melihat Alya.
"Babe!" Mega datang menghampiri Erosh tiba-tiba.
Erosh menghela nafas kesal. Dia bertemu lagi dengan orang yang paling tidak dia harapkan kehadirannya.
"Aku kangen kamu! Kenapa kamu nggak pernah angkat telpon aku? Akhir-akhir ini kamu juga sering ngilang, aku cariin di rumah nggak ada, di bengkel nggak ada, di kampus juga nggak ketemu. Aku frustasi!" Mega mengadu panjang lebar dan membuat Erosh geram mendengarnya. Dia pikir dia siapa mengharuskan Erosh lapor setiap apapun yang dilakukannya.
"Gue sibuk." Balas Erosh tidak peduli.
"Sibuk terus sih? Kapan ada waktu buat aku babe?" Tanya Mega manja. Dia duduk di samping Erosh dan memandang wajahnya lekat.
Erosh menjaga jarak. "Mendingan lo pulang aja. Gue kan udah bilang, lo nggak usah nemuin gue di sini lagi."
Mega mengerucutkan bibirnya. "Cuma di sini aku bisa nemuin kamu, aku nggak mau pulang."
"Gue telpon Nyokap lo sekarang atau lo pulang sendiri?" Tawar Erosh kesal. Dia memang paling risih saat Mega bertingkah manja di depannya.
"Telpon aja! Kamu nggak bakal berani ngadu ke Mama, iya kan?" Mega tersenyum sinis. "Aku nggak mau ngebiarin cewek murahan yang kamu bela-belain sampe berkelahi sama Alex deketin kamu di sini."
Erosh menatap Mega tajam. "Jaga mulut lo!"
"Kenapa? Jadi bener kan? Kamu berantem sama Alex karena belain cewek itu? Cewek nggak jelas!" Mega balas menatap Erosh.
"Gue nggak suka lo sebut-sebut orang lain yang nggak lo tau dengan sebutan cewek murahan!" Erosh berucap tegas. Mulut Mega memang sering keterlaluan. Itu juga yang membuat Erosh tidak menyukainya.
Mega tersenyum tipis mendengar kata-kata Erosh. "Pasti ada sesuatu antara kamu sama cewek itu, iya kan? Sampe kamu bela-belain dia?"
"Bukan urusan lo!"
"Jelas itu urusan aku! Aku nggak mau kamu deket cewek lain Rosh! Kamu ngerti kan?"
Erosh tersenyum miring. "Lo nggak berhak nentuin hidup gue. Bahkan orang tua gue sekalipun."
"Tapi Rosh,"
"Lo bisa minggir? Gue mau pergi." Erosh beranjak dari duduknya dan bersiap melangkah.
Mega terdiam sesaat, sikap Erosh kerap kali membuatnya sakit hati, dia selalu saja mengalah dan membiarkan Erosh melakukan hal sesukanya. Kali ini Mega geram, dia bangkit dari duduknya. "Oke, gue minggir tapi setelah ini," Dan tanpa diduga Mega mencium bibir Erosh. Tepat di bibirnya, diantara kerumunan orang-orang yang tengah menikmati hiburannya.
Erosh terperanjat, dia mendorong Mega dan melepaskan ciumannya.
"Gue minggir sekarang." Ucap Mega tersenyum licik.
Erosh menatap tajam Mega. Rahangnya mengeras menahan amarah. Andai saja Mega seorang lelaki, dia pasti sudah menghajarnya habis-habisan. Berani sekali Mega menciumnya di depan umum. Bahkan ini adalah pertama kalinya Erosh dicium seorang cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU (END)✔
RomanceAlya yang saat itu masih kecil tidak tahu bahwa kepindahannya ke rumah yang baru adalah karena Papanya bangkrut. Dia juga tidak tahu bahwa alasan Papanya menikah lagi adalah karena Mamanya pergi meninggalkannya, ㅡmeninggalkan Alya serta adik kembarn...