Alya melirik jam tangannya, sepertinya dia masih harus menunggu lama. Padahal dia sudah merasa bosan dengan suasana di dalam kafe, bahkan Americano yang dia pesan sudah hampir habis.
Alya menghela nafas perlahan, harusnya dia mendengarkan kata Bundanya tadi untuk pergi ke toko buku sore nanti. Kalo sudah begini dia jadi harus menunggu Mira terlalu lama. Apa iya dia harus pergi ke toko buku terlebih dahulu? Ah, dia benar-benar malas. Lagi pula kenapa Mira harus mengajaknya bertemu di toko buku dulu? Apa Mira pura-pura tidak tahu jika dia tidak suka pada suasana toko buku?
Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Alya memutuskan untuk berjalan-jalan dulu sebelum ke toko buku sesuai janjinya dengan Mira jam tiga nanti. Lagi pula sekarang sudah jam satu, tidak akan mungkin ada yang mencurigai jika pada kenyataannya Alya tidak masuk sekolah. Ini sudah memasuki jam wajar pulang sekolah.
Setelah keluar dari kafe, Alya melangkah menyusuri bangunan di sekitar kafe yang ternyata adalah kawasan pertokoan. Alya baru mengetahuinya, dia bahkan tidak tahu semenjak kapan kawasan ini disulap jadi kawasan pertokoan, dia tidak ada waktu untuk jalan-jalan.
Alya sebenarnya masih bingung harus menuju ke arah mana. Dia ingin ngadem di mall, tapi sepertinya berbeda arah cukup jauh. Tapi kalau dia harus menghabiskan waktu untuk sekedar jalan-jalan begini rasanya panas matahari akan membakarnya cepat. Alya celingukan, mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuknya beristirahat asalkan tidak di dalam ruangan yang menurutnya membuatnya jengah. Mungkin karena sudah lama sekali dia tidak bisa menikmati udara luar siang hari begini.
Sesaat sebelum Alya memutuskan untuk duduk di ujung deretan gedung yang lumayan sepi dan teduh di bawah pohon perdu HPnya bergetar, ada sebuah panggilan masuk.
Alya tersenyum memandangi layar HPnya, "Ada apa?"
"Lagi dimana?"
"Kenapa? Kepo!" Jawab Alya dengan senyuman mengembang yang bertahan di kedua pipinya.
"Kok galak sih?" Suara seorang cowok yang tak lain adalah Erosh di ujung sana tidak terima.
"Siapa sih yang galak?"
"Lo dong!" Sambar Erosh. "Di rumah kan?"
"Enggak, kenapa?"
"Kok nggak di rumah sih? Gue on the way ke sana."
"Kan gue udah bilang sama lo kemarin, gue mau ke rumah Mira."
"Iya, gue inget. Tapi jam segini Mira kan belum pulang."
"Nggak apa-apa dong." Jawab Alya masih melangkah ringan sembari bercakap-cakap lewat telponnya.
"Lo udah di sana?" Tanya suara dari sebrang sana.
"Belum."
"Belum? Terus dimana? Gue ke sana ya?"
"Katanya mau ke rumah gue."
Terdengar Erosh menghela nafas kecewa, "Lo kan nggak ada."
"Yaudah lo ngobrol sama Bunda aja, biasanya juga gitu kan?"
"Sekarang kan udah nggak biasa Al."
Alya berdecak. "Dasar! Udah ah, gue matiin telponnya ya, gue sibuk."
"Tunggu! Emangnya sibuk ngapain?"
"Sibuk istirahat." Jawab Alya terkekeh.
"Sibuk istirahat? Bilang aja lo dimana? Gue samperin sekrang juga!"
"Nggak mau!" Tolak Alya. "Pokoknya hari ini lo nggak boleh gangguin gue sama Mira. Nanti dia bisa ngamuk lagi kayak semalem."
"Biarin aja, lo kan punya gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU (END)✔
RomanceAlya yang saat itu masih kecil tidak tahu bahwa kepindahannya ke rumah yang baru adalah karena Papanya bangkrut. Dia juga tidak tahu bahwa alasan Papanya menikah lagi adalah karena Mamanya pergi meninggalkannya, ㅡmeninggalkan Alya serta adik kembarn...