21. PENDEKATAN

1K 51 0
                                    

Alya menguap lagi, mungkin sudah yang kesekian kalinya. Entah mengapa malam ini dia merasa kantuknya tidak bisa ditahan lagi. Untung saja dia sudah selesai bekerja dan sekarang waktunya bergegas pulang. Alya keluar dari ruang karyawan sambil menyelempangkan tasnya dan berjalan perlahan menghampiri Dio yang masih ada di tempatnya bekerja, seperti biasa.

"Yo, lo nggak mau balik?" Tanya Alya.

Dio menoleh ke arah Alya dengan tangannya yang masih sibuk menata gelas-gelas kesayangannya. "Sebentar lagi Al. Mau gue anter sampe depan?"

Alya tersenyum. "Nggak usah Yo, santai aja. Gue balik dulu ya." Pamit Alya.

"Eh, tunggu!"

"Ada apa?" Alya agak terkejut dan membatalkan langkah kakinya.

"Gue lupa nanya sesuatu sama lo." Jawab Dio.

"Nanya sesuatu?" Tanya Alya penasaran. "Apa?"

"Soal lo sama Erosh."

Alya membelalakkan kedua matanya. Ah, gue udah firasat Dio pasti bakal nanyain soal ini ke gue. Batin Alya.

"Lo pacaran sama Erosh ya?" Tanya Dio yang membuat Alya sedikit terkejut dengan isi pikirannya.

Alya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak, bukan gitu Yo." Elak Alya. "Gue sama Erosh itu..." Alya nampak berpikir sejenak. Bagaimana caranya menjelaskan pada Dio? "Erosh itu anaknya temen Papa gue." Ujarnya kemudian.

Dio mengerutkan keningnya. "Anak temen Papa lo? Jadi Erosh tau soal keluarga lo?" Tanya Dio.

"Ya gitu deh Yo, makanya gue kemarin minta Erosh supaya nggak ngasih tau Papa kalo gue kerja di sini." Jawab Alya berbohong.

"Bagus deh kalo Erosh mau diajak kerja sama. Tapi lo beneran nggak pacaran sama dia Al?"

"Ya nggak mungkinlah Yo." Alya menyahut mantap.

"Gue pikir lo pacaran sama Erosh."

"Nggak bakalan mungkin Yo." Kata Alya menyanggah. Walaupun kemarin dia sempat dekat dengan Erosh, tapi Alya tidak berfikir jika dia akan menjalin hubungan dengan Erosh seperti yang dikatakan Dio.

"Bisa aja kan tiba-tiba lo berdua jadian, bukannya udah deket?" Dio nampak menggoda Alya.

Alya langsung nyengir. "Nggak bakalan!" Kemudian berbalik melangkah pergi meninggalkan Dio sebelum dia berkata lebih. "Gue balik dulu, ntar lama-lama gue jadi bahan ejekan lo!" Katanya setengah teriak dan keluar dari Bar.

Dio hanya tertawa lebar mendengar perkataan Alya. "Hati-hati ya!" Balasnya dengan setengah berteriak juga.

Sampai di halaman depan Logo, seperti biasa Alya menunggu taksi yang akan mengantarkannya sampai rumah. Belum ada satu menit, tiba-tiba sebuah sedan civic hitam metalik menghampiri Alya.

Alya sempat merasa gentar, rasa trauma karena kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu masih membuatnya ketakukan. Tapi setelahnya, melihat seorang cowok keluar dari mobil yang menghampirinya, Alya langsung menghembuskan nafas lega dengan sedikit rasa malas atas kedatangannya.

"Al, udah pulang?" Tanya Erosh pada Alya dengan muka sumringahnya yang masih terlihat agak lebam.

"Ngapain lo di sini? Bukannya masih sakit?" Balas Alya agak jutek sambil mencuri pandang wajahnya. Dia melihat muka Erosh sudah lebih baik dari waktu pertama kali Alya melihatnya.

"Mau jemput lo, takutnya Papa pulang mendadak lagi."

"Alesan aja lo, udah deh mendingan lo pulang aja."

Seakan tidak menggubrisnya, Erosh tetap berdiri di depan Alya.

"Ngapain masih di sini?" Ulang Alya. "Lo nggak denger ya tadi gue nyuruh lo pulang?"

BE WITH YOU (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang