36. JALAN KELUAR

1.1K 51 2
                                    

Erosh turun dari mobilnya kemudian bergegas memasuki sebuah gedung perkantoran yang sudah tak asing lagi baginya. Semua orang di kantor menyapanya dengan hormat ketika saling berpapasan dengannya. Erosh menuju ke lantai teratas di ruang wakil direktur.

"Selamat siang Pa." Sapa Erosh setelah mengetuk pintu dan orang yang ada di dalam ruangan mempersilahkan masuk.

"Selamat siang Rosh, kamu sudah datang?"

Erosh tersenyum mengangguk kemudian melangkah mendekat. "Papa nyuruh Erosh datang ke kantor, ada masalah apa Pa?"

"Duduk dulu Rosh." Pinta Alfian mempersilahkannya menempati sebuah kursi yang ada di hadapannya.

Erosh menurut, sekilas dia mengamati ruangan yang kini menjadi tempat Alfian bekerja sehari-hari, ruang wakil direktur yang sudah ditempati Alfian selama sebulan ini. Tidak diragukan lagi, kemampuan Alfian mengendalikan cabang perusahan Adam memang hebat. Erosh mendengar sendiri dari sekretaris Adam cara kerja Alfian sangat bagus. Tentu saja karena selama bertahun-tahun Alfian mengelola perusahaannya sendiri hingga begitu berjaya. Sayangnya, kerja kerasnya selama bertahun-tahun itu hancur karena kecemburuan partner kerja kepercayaannya yang telah menipunya.

"Ada hal yang harus Papa sampaikan ke kamu." Alfian mengawali.

"Tentang apa Pa?"

"Kamu masih ingat tentang rekan kerja Papa yang Papa ceritakan waktu itu?"

"Iya Pa," Erosh kembali mengingatnya. "Papa sudah menemukan kabar tentang dia?"

"Iya Rosh."

"Dimana orang itu sekarang Pa? Papa ketemu dia?"

Alfian menghela nafas panjang, "Papa belum ketemu, tapi kamu tahu? Ternyata Mega yang kamu kenal selama ini adalah anaknya." Ujarnya.

Erosh membelalak tak percaya? "Maksud Papa dia suami tante Elena?"

"Benar Rosh."

Om Brama? batin Erosh. "Jadi, Papa kemarin..."

"Ya, kemarin saat Papa bertemu Tante Elena, Papa sangat terkejut."

"Berarti perusahaan yang Om Brama dirikan itu berasal dari saham Papa yang dia curi?"

"Ya, setelah Papa simpulkan, bisa dibilang begitu."

Erosh sungguh tidak menyangka, bagaimana bisa Brama selama ini bisa hidup dengan tenang tanpa rasa bersalah dibalik kejahatan dan kecurangan yang sudah dia lakukan? "Tante Elena tahu semua ini Pa?"

"Tante Elena tahu semuanya Rosh, tapi dia tidak bisa berbuat apapun. Kamu tahu kan hubungannya dengan Brama tidak baik?"

"Tapi Pa," Erosh nampak tidak terima, Elena yang dikenalnya begitu baik, dia menyimpan rahasia buruk suaminya.

"Kamu jangan menyalahkan Tante Elena."

"Lalu apa yang akan Papa lakukan sekarang? Bahkan saat ini anaknya Om Brama membuat Bunda terbaring tak berdaya."

"Papa tahu, justru sekarang Papa bingung harus bersikap apa. Elena adalah teman baik Papa sejak dulu. Sebagai seorang Ibu, dia sangat menyayangi putri satu-satunya. Papa tahu apa yang dia rasakan, karena Papa juga orang tua. Tidak ada satupun orang tua yang ingin anaknya terluka." 

"Tapi sikap Mega sama sekali tidak bisa ditoleransi Pa,"

"Dia hanya belum bisa mengontrol sikapnya."

"Pa, Mega bahkan berusaha berbuat jahat sama Alya, dia..."

"Papa sudah tau semuanya dari Tante Elena. Papa tahu apa alasan Mega melakukan hal itu pada Alya."

BE WITH YOU (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang