Mega menuruni tangga dengan gusar menuju lantai bawah melewati ruang makan, bahkan tanpa memperhatikan jika Elena tengah duduk menantinya sejak tadi. Atau mungkin Mega memang sedang tidak ingin duduk di sana bersama Mamanya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Elena. "Nggak sarapan dulu?"
Mega menghentikan langkahnya. "Mama nggak lihat Mega pake seragam sekolah gini?" Ucapnya tanpa berniat menatap wajah Elena, dia masih kesal karena Elena memarahinya beberapa waktu yang lalu saat dia pulang dengan keadaan mabuk berat.
"Mama lihat."
"Terus kenapa nanya, lagian pagi-pagi gini emangnya mau pergi kemana kalo nggak ke sekolah?!"
Elena beranjak menghampiri putri semata wayangnya itu. "Tapi kemarin kamu nggak ada di sekolah, Mama hanya ingin memastikan kali ini kamu berangkat ke sekolah."
Mega membuang nafas kasar. Siapa suruh semua orang membuatnya kesal kemarin. Dia kehilangan mood untuk melakukan apapun, termasuk pergi ke sekolah.
"Sejak kapan kamu suka membolos?"
"Mama kenapa sih? Kayaknya dari kemarin ngajakin Mega ribut terus?!"
"Mama nggak ngajakin kamu ribut, Mama hanya ingin meluruskan jika sikap kamu masih melenceng."
"Sikap apa maksudnya?"
"Mega," Elena menatap Mega yang masih membuang muka darinya. "Mama hanya ingin kamu bisa bersikap lebih baik lagi."
"Jadi menurut Mama selama ini sikap Mega buruk?"
"Bukan gitu sayang."
"Ah, udahlah, nggak penting! Mega lagi buru-buru." Mega hendak melangkah namun Elena menahannya.
"Mega, Mama nggak mau kamu menyakiti orang lain."
Kali ini Mega mengalihkan pandangannya pada Elena dengan tajam. "Maksud Mama apa?"
"Mama sudah tahu semuanya."
Mega terdiam, dia sudah tahu jika Mamanya telah mengorek informasi dari Irin dan Sasa. Mereka sudah menceritakan semuanya, termasuk peringatan Mamanya kepada kedua sahabatnya untuk tidak lagi membantunya berurusan dengan Alya.
"Mungkin ini semua salah Mama karena terlalu memanjakan kamu, memberi apapun yang kamu inginkan. Mama sama sekali tidak berpikir jika perlakuan Mama akan membuat kamu seobsesi ini."
"Ini bukan obsesi, Mega memang menyukai Erosh. Dan Mama nggak tahu apa-apa soal cinta!"
"Kamu masih terlalu kecil untuk mengerti soal cinta Mega."
"Mama pikir Mama tahu soal cinta?" Mega balik menyerang Elena. "Papa aja nggak pernah cinta sama Mama kan?"
"Mega!" Hardik Elena, dia tidak menyangka jika putrinya bisa mengatakan hal itu padanya. Rasanya bahkan lebih sakit dibandingkan kenyataan yang harus di terimanya selama ini.
"Kenapa? Mega bener kan?"
"Kamu tidak berhak ngomong seperti itu!"
Mega menyeringai. "Mama juga nggak berhak ngomong seperti tadi sama Mega!"
"Kamu harus tahu Mega, jika kamu menyakiti orang lain kamu yang akan menerima sakitnya suatu saat nanti."
"Mega nggak akan lemah seperti Mama, Mega akan dapatkan apa yang Mega inginkan tanpa merasa sakit!"
"Bukan seperti itu caranya, Mama nggak pernah mengajari kamu untuk berlaku seperti itu."
"Mega nggak peduli!" Ucapnya acuh. "Yang Mega tahu, apapun yang Mega mau pasti bisa Mega dapatkan!" Kemudian dia melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU (END)✔
RomanceAlya yang saat itu masih kecil tidak tahu bahwa kepindahannya ke rumah yang baru adalah karena Papanya bangkrut. Dia juga tidak tahu bahwa alasan Papanya menikah lagi adalah karena Mamanya pergi meninggalkannya, ㅡmeninggalkan Alya serta adik kembarn...