17. MERASA...

1.1K 51 0
                                    

Hari ini sepulang sekolah Alya mengerjakan tugas di rumah Mira seperti biasanya. Menjelang Mid-Test ini, tugas mereka benar-benar menumpuk, bahkan membuat Alya yang tidak punya cukup banyak waktu menjadi kewalahan. Dia sampai harus kejar tayang supaya sekolah dan pekerjaannya berjalan seimbang.

Setelah menyalin beberapa tulisan di lembar kertas folio Alya menghentikan kegiatannya. Dia mengamati tangan kanannya yang sedang berkutat dengan bolpen. Tiba-tiba ingatannya kembali saat semalam Erosh tiba-tiba menggenggam tangannya erat. Rasanya seperti mimpi. Apa benar Erosh menggenggam tangannya? Bagaimana mungkin dia bisa merasa tenang saat orang yang paling dia benci dan dia takuti menggenggam tangannya? Tangan ini juga pernah terluka gara-gara dia. Dia pernah merasa sakit di tempat yang sama. Lalu sekarang, tiba-tiba dia merasa seperti tangan ini nyaman saat berada dalam genggamannya.

Ahh, gue mikirin apa'an sih! Dasar gila! Alya menghela nafas berat. Dia pikir otaknya sedang tidak berfungsi karena kelebihan beban pikiran. Bagaimana bisa tiba-tiba cowok menyebalkan itu bisa hinggap di pikirannya.

"Kenapa lo? Tangan lo sakit lagi?" Mira yang tengah duduk tak jauh darinya mengernyitkan kening melihat sahabatnya terdiam memandang tangannya.

"Eh?" Alya mengerjapkan matanya. "Nggak." Jawabnya sedikit gugub.

"Aneh banget sih lo akhir-akhir ini?" Tanya Mira.

"Sok tahu! Aneh apa'an?" Alya balik bertanya. Dia melanjutkan lagi mengerjakan tugasnya.

"Yaa, kayak ada yang aneh." Jawab Mira datar.

"Lo tuh yang aneh."

"Eh, tapi Al..." Mira tersenyum tersipu sebelum melanjutkan perkataanya.

Alya hanya menatap aneh.

"Gimana kabar saudara ganteng lo itu?" Tanyanya kemudian.

"Saudara ganteng? Maksud lo Angga?"

"Kok Angga sih Al."

"Emang sodara gue laki-laki satu-satunya cuma Angga, ya kan?"

Mira berdecak tidak terima. "Bukan! Anak angkat Bunda lo!"

Alya langsung melirik. "Bisa nggak sih nggak usah ngomongin dia? Kita lagi nugas!"

"Cuma nanya doang Al, sensi banget!"

"Nggak tau lah, emang gue emaknya!" Jawab Alya ketus namun sedetik kemudian, "Eng, semalem dia nginep di rumah gue." Ujarnya lagi dan langsung membuat Mira melongo tak percaya.

"What?" Mira memekik terkejut. "Serius Al? Dia nginep di rumah lo?"

"Apa'an sih, biasa aja Mir! Kenapa emangnya?" Tanya Alya melihat ekspresi muka Mira berubah terkejut seperti melihat hantu. Erosh bukan hanya menginap di rumahnya semalam, bahkan tadi pagi dia ikut sarapan di rumahnya, mungkin juga mandi di rumahnya, atau lebih parahnya mungkin sekarang dia menganggap rumahnya adalah rumah Erosh sendiri. Alya juga heran, kenapa Erosh lebih betah di rumahnya ketimbang di rumahnya sendiri yang pasti jauh lebih mewah dari pada rumahnya.

"Jadi lo sama dia sekarang udah deket Al?"

"Siapa yang bilang gitu?" Alya mencibir.

"Tadi lo bilang..."

Alya langsung menyahut. "Dia cuma nginep di rumah gue Mir, nggak lebih!"

"Sama aja lah. Intinya dia udah sampai nginep di rumah lo kan?" Mira tersenyum lebar.

"Itu karena ada Ibu angkatnya, bukan karena gue!" Alya menekankan kata-katanya. Jika teringat apa yang dilakukan Erosh bersama Mega, mendadak Alya benci sekali kepadanya dan sialnya dia masih saja terngiang kejadian yang membuatnya risih itu.

BE WITH YOU (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang