Sudah pukul dua pagi dan Alya telah menyelesaikan pekerjaannya. Malam ini adalah pertama kalinya dia mulai bekerja kembali setelah mengambil libur selama dua hari. Baginya waktu yang sebentar itu mungkin cukup untuk menghapus kekhawatirannya dan semoga saja membuat cowok yang mendadak muncul di kehidupan Alya itu tidak lagi menemuinya. Telapak tangan Alya juga sudah membaik.
Alya menyisir rambutnya dengan jemarinya. Dia melipat rok kerjanya dan memasukkan ke dalam tas. Alya sudah berganti memakai celana jeans dan berbalut jaket. Dia keluar dari ruang karyawan. Ada Dio yang masih berada di konter bar membereskan tempat kerjanya.
"Yo, gue balik dulu ya." Alya melambaikan tangannya ke arah Dio.
Dio mengacungkan jempol kanannya. "Sip! Hati-hati ya Al." Ucapnya.
Alya mengangguk.
"Eh Al... " Baru saja Dio ingin mengatakan sesuatu tapi Alya sudah melangkah meninggalkan bar dan berjalan keluar. Dia lupa memberitahu Alya sesuatu, padahal beberapa jam yang lalu mereka bekerja dan berbincang bersama. Kayaknya gue mulai pikun! Pikir Dio. Dia berniat akan memberi tahu Alya besok malam saja.
Alya celingukan di depan kafe menunggu taksi yang akan mengantarkannya ke rumah dan biasanya tak berapa lama sudah melintas. Dia menunggunya hingga beberapa saat namun benar-benar tidak ada satupun taksi yang lewat. Akhirnya Alya memutuskan untuk berjalan menyusuri trotoar, barang kali nanti ada taksi yang segera melintas.
Sudah sekitar sepuluh meter Alya melangkah menjauh dari kafe tapi belum ada satupun taksi yang lewat. Kalo diteruskan berjalan, bisa-bisa dia jalan kaki sampai rumah. Dia sendiri juga heran, kenapa malam ini susah sekali mencari taksi.
Alya menghela nafas pasrah. Sebenarnya dia sangat mengantuk dan juga lelah. Alya melihat ke sekelilingnya, tidak ada tempat duduk untuk menunggu taksi yang lewat, jalanan juga sangat sepi. Akhirnya Alya memutuskan untuk berjalan lagi dari pada harus menunggu sambil berdiri di tempat sepi begini.
Semakin lama langkahnya dipercepat dan Alya mulai merasa cemas, berharap dia segera menemukan taksi dan pulang ke rumah. Alya menoleh kanan kiri dan tiba-tiba ada sebuah mobil sedan melintas. Mobil itu berhenti tidak jauh dari Alya berdiri. Dua orang cowok keluar dari mobil dan berjalan sempoyongan mendekati Alya.
Perasaan Alya tidak enak. Dia melangkah mundur perlahan, dan saat ingin melarikan diri, salah satu cowok itu mencekal tangannya.
"Mau kemana cantik? Malam-malam jalan sendirian." Kata salah satu cowok itu menggoda Alya.
Alya mencium bau alkohol. Dua cowok ini pasti mabuk. "Lepasin!!!" Alya menepis tangan cowok itu.
"Udahlah mendingan sama kita aja." Cowok satunya merangkul bahu Alya.
Alya langsung menyingkirkan tangan cowok itu cepat. "Jangan macem-macem!!"
Dua cowok itu tertawa. "Nggak usah malu-malu. Kita ajak senang-senang kok." Kata salah satunya dan langsung berniat mencium pipi Alya.
Alya menampar wajah cowok itu dan bersiap berlari namun tangannya kembali di cekal oleh cowok satunya. Mereka menarik paksa lengan Alya.
Alya meronta melepaskan tangannya. "Tolong..." Teriaknya. "Lepasin!!! Lepasin gue!! Tolong!!!"
Dua orang cowok tadi semakin erat menggenggam lengan Alya bahkan mereka menertawai Alya yang ketakutan meminta pertolongan. "Teriak aja yang keras, nggak ada yang akan dengerin kamu!"
Alya tidak peduli. Dia harus melepaskan diri dan meminta pertolongan selagi bisa. "Tolong!!! Tolong!!!!"
Bukk!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH YOU (END)✔
RomanceAlya yang saat itu masih kecil tidak tahu bahwa kepindahannya ke rumah yang baru adalah karena Papanya bangkrut. Dia juga tidak tahu bahwa alasan Papanya menikah lagi adalah karena Mamanya pergi meninggalkannya, ㅡmeninggalkan Alya serta adik kembarn...