Spring gone by chance

7.2K 320 6
                                    

Flashback On

Terik matahari di jam makan siang saat ini sangat mengganggu aktivitas salah seorang wanita. Cahaya matahari itu menerobos masuk kedalam ruang kerjanya yang berdinding kaca. Mejanya tampak berantakan oleh lembaran bertinta hitam.

"sajangnim..."

Suara seorang wanita membuatnya menghentikan gerak tangan di keyboard komputernya.

"Yewon-ah? Wae? Bukankah seharusnya kau berada dilokasi pemotretan?"

"sa..jangnim...hik.hik.. Aku memesan ukuran yang salah untuk model kita..hik.."jawabnya terbata. Tetesan bening meluncur di pipinya.

"apa? Bagaimana bisa? Aku sudah memintamu untuk memeriksanya...apa kau gila!?"suara wanita yang dipanggil sajangnim itu meninggi. Ia segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi pihak si model.

"yeobeoseyo... Kami memesan ukuran yang salah untuk... Oh"

Pembicaraan telepon itu terhenti karena seorang pria tua datang.

"kau selalu satu langkah dibelakang. Mereka sedang melakukan pemotretan dengan merk M"ujarnya si pria tua yang tak lain adalah CEO dari perusahaan Sourcehit.

Jung Yerin dan Kim Yewon menunduk.

Flashback Off.

Yerin POV
Hari berat. Ya, cukup berat.

Ku rebahkan tubuhku diranjang berukuran kingsize berwarna putih tulang. Setelah 1 jam lalu aku selesai membersihkan diri pulang dari pekerjaan yang bagiku melelahkan namun berpenghasilan sesuai keinginan.

Aku, Jung Yerin. Yeoja kelahiran Incheon. Putri kedua dari pasangan Jung Jae Suk dan Kim Hyerim. Hal yang tidak ingin aku perkenalkan lebih dalam mengenai kakak dan adikku. Hanya membuang waktu. Tidak penting!

Ahh, baiklah, aku menyerah. Aku harus menghormati Jung Hoseok sebagai pria menyebalkan dirumah, dan juga Jung Seungyeol. Keluarga kami berlangsung bahagia meskipun Seungyeol lebih suka mendapat uang jajan demi permainan komputer, dan Oppaku,Hoseok, yang memilih menikmati masa usia 31 tahun nya dengan kerja paruh waktu di sebuah toko kelontong. Aku sendiri seorang ketua tim pemasaran disalah satu merk sepatu ternama di Seoul. Kedua orang tua ku adalah seorang dokter. Kisah cinta mereka juga terjalin oleh anestesi dan pisau bedah. Menyedihkan. Padahal aku harap terlahir dari seorang model. Tapi, aku tetap bersyukur. Mereka baik.

Tttukk

Jendela kamarku bersuara. Sebuah batu kecil mengenai kacanya.

"ooh,"
Aku hampiri jendela dan membukanya.

"makan malam?"seorang pria dengan suara berat berada diseberang kamarku. Ia teman sekaligus keluarga yang sudah bermain denganku selama 17 tahun lebih. Kim Taehyung. Seorang dokter bedah tampan bagi para wanita yang mengantar keluarganya berobat ke Asan Hospital. Bagiku, ia biasa saja. Kehidupannya sudah sangat aku ketahui. Mungkin itu salah satu faktor aku menganggapnya rata-rata dengan pria lain.

"belum"jawabku. Ia tersenyum dan mengisyaratkanku untuk segera menuju tempat yang biasa kami kunjungi dan hanya kami berdua yang menempatinya.

"oke"balasku.

Aku berlari menuju lantai bawah dengan menyambar jaket berwarna hitam.

"Eomma,Appa...aku akan segera kembali"teriakku menuruni anak tangga terakhir dan bergegas keluar tanpa menghiraukan panggilan Oppaku. Hoseok.

.
.
.
"kau makan lagi? Apa belum kenyang?"tanyaku saat kami sudah duduk di rooftop tempat kami memesan makanan kesukaan kami.

Say My Name [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang