"Oppa, aku laparrr"
Lanturan suara Yerin justru membuat kaget dokter bedah tampan yang sibuk dengan mesin penangkap boneka dihadapannya.
"bisa kau ulangi sekali lagi, Rin-ah?"pinta Taehyung dan menghadap kekasihnya yang berdiri disamping mesin tersebut.
"aku lapar"balas Yerin cuek. Ia merasa kesal karena sejak 2 jam berlalu, tidak ada satu pun boneka yang berhasil Taehyung dapat. Beberapa hampir sampai, tapi tetap saja mengalami kegagalan. Bahkan, beberapa pelajar tingkat akhir sempat menertawakan keduanya yang sama sekali tak becus menggunakan permainan itu.
Taehyung memutar bola matanya malas. Ia tersenyum saat Yerin menunduk. Poninya menjuntai beberapa helai dipelipisnya.
"aku barusan mendengar panggilan yang terasa asing. Bisa kau mengulanginya?"ledek Taehyung.
"apa kau berani menggantinya dengan boneka bebek itu? Tidak,bukan?shireo.. Aku tidak ingin mengulanginya!"jelas Yerin menendang-nendang sepatu Taehyung yang serasi dengan miliknya. Beberapa hari lalu, Taehyung memberikan sepatu itu sebagai hadiah kebersamaan mereka. Memang belum terlalu lama, tapi menurutnya, ia tidak ingin menghabiskan waktu terlalu lama untuk berkencan. Sedikit kekanakan untuk usia keduanya yang tidak muda lagi. Tapi, biarkan ini terjadi sekali dalam seumur hidupnya.
"yasudah...baiklah. Bagaimana dengan kimchi jigae?bulgogi?samyang?ramyun?tteokbokki?kimbab?jap...?"
"ceker ayam!"
Jawaban Yerin yang memotong perkataan Taehyung membuatnya tersenyum aneh. Taehyung mengusap wajahnya yang tidak pernah bermasalah. Ia sedikit heran dengan permintaan manusia didepannya yang sama sekali tidak ada di opsi pilihan tadi.
"ingat usia mu, Sayang. Ceker ayam cukup untuk usia 25 tahun. Jangan membawanya lebih ke usiamu yang hampir kepala 3"
Yerin menatap tajam pria yang saat ini menyandang status sebagai kekasihnya. Poninya yang beberapa hari lalu hendak ia potong, kini ia biarkan tetap panjang. Pipinya yang chubby, tampak lebih tirus dari sebelumnya. Ia telah kehilangan berat badan hampir 3 kg karena harus banyak lembur demi proyek besarnya di Tiongkok.
"kau mau makan apa tidak? Aku tahu kau belum mendapat gajimu"decih Yerin. Dan menggandeng lengan pria itu.
Sambil berjalan pelan, dibawah sisa rintik gerimis yang hampir tiap hari menyambangi kota Seoul, kedua manusia itu bercanda,bergurau, seakan melepas rindu yang menjalar.
Beberapa orang yang lewat tampak iri dengan sepasang sejoli yang hampir meraih predikat sempurna. Dengan berbalut mantel dan sepatu yang sama, menambah kesan chemistry mereka benar-benar tak bisa diragukan.
"apa kau sudah mendapat beberapa surat dari Umji? Dua hari lalu, Yoongi Hyung mengirimkan buket bunga untukmu"ujar Taehyung yang berjalan dibelakang Yerin sambil mendorong pelan bahu wanita yang melangkah santai itu.
"jinjjayo? Kenapa kau baru bilang sekarang? Apa hanya bunga? Hanya satu? Bagaimana keadaan mereka?"
Pertanyaan bertubi-tubi itu membuat telinga Taehyung sedikit bising. Ia terus mendorong kekasihnya karena gerimis semakin berderai. Langkah keduanya memasuki emperan kedai ayam milik salah satu Idol terkenal di Seoul.
"kau yakin makan ceker? Apa itu tidak mengganggu pencernaanmu, Rin?"tanya Taehyung setelah memesan menunya.
"apa selesai ini kita kerumah sakit? Aku ingin mengambil bunganya"ujar Yerin.
Taehyung mengangguk sambil menikmati minuman hangat yang ia pesan lebih dulu. Kepulan asap putih dari cangkir yang ia gunakan jelas sekali. Diluar, dibalik bangunan kaca itu, hujan mulai turun bersamaan dengan suara jam berdentang dari dalam kedai itu.
"yah... Hujan"gerutu Yerin usai menelan suapan pertamanya. Ceker ayam dari kedai ternama di Seoul yang hampir 2 tahun dibuka itu menjadi tempat paling sering mereka kunjungi selain tempat rahasia mereka. Tak heran jika pesanan mereka sangat cepat tersaji.
"apa kau yakin akan ikut denganku ke rumah sakit? Aku akan membawakan bunganya untukmu nanti kerumah. Hujan cukup deras. Kau juga harus menyelesaikan rekapitulasi musim dinginmu,bukan?chaaaa... Makan yang banyak dan aku antar pulang"ujar Taehyung disela kegiatannya menikmati makanan tradisi mereka.
"apa kau lembur? Aku akan mengunjungimu setelah semua pekerjaanku selesai. Lagipula aku ingin bertemu beberapa orang disana. Istri CEO Yook dirawat di Asan sejak 2 hari lalu"jelas Yerin santai.
Taehyung mengangkat bahunya santai. Menyetujui permintaan kekasihnya yang gemar sekali makan ceker ayam.
"yeoppo"gumam Taehyung saat Yerin meneguk sebotol air mineral. Alhasil,.....
Brrrrr....
Semburan air mineral itu mendadak membasahi sedikit dirambut Taehyung. Butiran-butiran air itu setetes demi setetes jatuh ke meja yang mereka tempati.
"uhukk...uhukkk..."Yerin mengalihkan perhatiannya kearah lain. Ia yakin, saat ini semua orang menertawakan kekasihnya itu. Belum lagi, ia menahan tawanya. Seakan tidak berbuat dosa pada Taehyung, Yerin memegangi perutnya sambil tertawa hingga hampir terjungkal.
"J U N G Y E R I N!!!!!!!"dengus Taehyung meraih scraft yang Yerin lepas dan disampirkan pada bahu kursinya. Menggunakan benda itu untuk membersihkan air yang membasahi rambutnya.
Yerin tak henti-hentinya tertawa. Ia baru berhenti saat melihat scraft nya sudah ditangan Taehyung.
"omooo.... Apa yang kau lakukan dengan itu? Yaaa!!! Kim taehyung!!! Geumanhae!"protes Yerin melihat scraft kesayangannya dipakai lap wajah Taehyung.
"sebagai istri yang baik, kau harus mencucinya setelah ini"balas Taehyung cepat dan memberikan scraft itu padanya.
Yerin cemberut. Tangannya yang ramping melebarkan scraftnya, melihat begitu banyak jejak air yang membentuk bulatan-bulatan basah dikainnya. Bahkan, ia tidak mengalihkan pandangannya pada scraft tersebut saat Taehyung menghabiskan kembali ceker ayam mereka.
"aissshh... Kenapa juga kau memakainya untuk membersihakn rambutmu,Tae? Lihatkan, diluar dingin, dan scraft ini basah. Kau ini... Menyebalkan!"runtuk Yerin tak ingin menatap kekasihnya.
Yang dimarahi justru tertawa. Lebih heboh dari tawa Yerin sebelumnya.
"aku hanya menggapai apa yang ada didekatku. Lagipula ini tidak akan terjadi jika kau tidak menyemburkan minumanmu"balas Taehyung.
Cekcok kecil mereka tampak menjadi tontonan orang yang berada ditempat yang sama. Bahkan beberapa dari mereka justru memuji keduanya yang tampak serasi meskipun terjadi kesalahan.
Hujan belum juga menyerah untuk reda. Taehyung melepas scraft hitam miliknya dan mengalungkan keleher Yerin.
"pakai ini. Menggantikan yang aku gunakan tadi. Kajja, kuantar pulang. Hujan tidak akan reda sampai nanti malam. Tetaplah dirumah. Aku yang akan membawa kiriman Yoongi hyung untukmu"ujar Taehyung mengacak pelan poni wanita itu. Meskipun Yerin masih tampak kesal, perlakuan Taehyung mampu mengurangi suasana buruk hatinya. Ia mengangguk pelan dan membalas tautan tangan pria itu yang menuntunnya berjalan menuju basement tempat mobil mereka terparkir.
"Tae, jika kita lari kesana tanpa payung, walaupun dekat, tetap saja kehujanan. Dan aku tidak ingin kau sakit setelah hujan"pekik Yerin karena suara gaduh hujan deras membatasi jarak pendengarannya.
"yang dokter itu aku. Aku akan berlari kesana. Kau tetap disini"balas Taehyung dan benar-benar berlari melintasi doorlop yang tanpa atap. Sudah tentu mantelnya basah meskipun tidak terlalu banyak.
Yerin mematung melihat aksi kekasihnya. Ia tersenyum malu saat mengingat semua yang ia lakukan bersama dokter tampan itu. Kekonyolan, kemarahan, kebodohan yang pernah mereka lakukan terlintas begitu saja dipikirannya.
'tapi bagaimana jika kami putus? Apa masih bisa berteman? Haaa???!!'
Rasa penasaran salam hatinya kadang merongrong inginkan jawaban. Apa yang harus ia lakukan jika dalam waktu dekat hubungannya dengan Taehyung retak? Apa yang akan ia katakan pada orang tuanya? Karena hingga saat ini pun, Baik Yerin maupun Taehyung sama- sama tidak percaya akan hubungannnya saat ini. Terlebih Yerin sangat tidak ingin kembali mencari wujud pria manapun lagi. Ia akan menjadi perawan tua jika hubungannya dengan Taehyung terhempas begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name [END] ✔️
FanficPersahabatan yang kuat. Mengambil kehidupan berbeda. Saling bertumpu. Tidak melupakan tempat rahasia mereka. Diusia yang tidak lagi muda, seorang Jung Yerin memilih untuk fokus pada pekerjaan dan mengesampingkan masalah pria. Dibalik kehidupannya, s...