Love-ing

1.1K 135 5
                                    

"Hyung...mau sampai kapan melamun seperti itu?"

Kim Seokjin menoleh, menemukan Taehyung yang berdiri di depan pintu ruangannya dengan tangan penuh dengan paperbag  dia tidak menyadari kapan sahabatnya itu masuk. Sepertinya sudah lama. Buktinya, Taehyung tahu kalau dia sedang melamun.

"Taehyung-ah, tidak biasanya kau kemari. Ada apa?"kata pria yang tak lain adalah suami dari Sowon.

Taehyung mengangkat bahu dan berjalan kearahnya. Duduk dihadapannya menyerahkan paperbag yang ia bawa.

"aku tidak tahu isinya apa... Kenapa kau melamun? Apa menjadi polisi detektif sangat sulit?"

"ini lebih sulit dari rumus yang kita pelajari saat SMA dulu... Tidak. Ini tidak bisa diselesaikan dengan rumus"

Seokjin membuka bawaan Taehyung dan meletakkannya di nakas kecil samping meja kerjanya.

"aku melihat berita akhir-akhir ini dan kasus yang kau maksud belum bisa ditangani,bukan? Kau harus kerja siang malam hanya untuk menemukan 1 orang pembunuh"celoteh Taehyung.

Taehyung dan Seokjin adalah teman bersama saat SMA. Tidak hanya mereka, Jungkook dan Jimin adalah bagian dari mereka. Hanya saja, beberapa tahun terakhir, saat kedua orang itu memutuskan untuk segera menikah dengan pasangannya, tidak banyak waktu yang bisa disisihkan sekedar untuk minum bersama. Terakhir pertemuan mereka saat ulang tahun Taehyung setahun lalu.

Seokjin mengagguk. Tangannya menopang kepalanya,

"apa bedanya dengan dokter? Saat operasi, apapun bisa tertinggal di tubuh pasiennya. Gunting,jarum,kasa, dan....."

Taehyung terkekeh. Ia tidak tahu harus bagaimana menanggapi lelucon sahabatnya.

"bagaimana kabarmu? Cepat berkencan dengan yeoja dan menikah. Kau mau menunggu sampai kapan? Istriku hampir memberimu keponakan"

Seokjin tertawa keras. Ia gemar sekali mengejek pria didepannya hanya untuk segera menikah. Taehyung hanya meringis. Ia akan berusaha mengubah topik pembicaraan sebelum ia benar-benar membeku dengan pertanyaan semacam itu.

"kau akan segera mengetahuinya saat anakmu berusia 4 tahun"jawab Taehyung.

"mwo? Kau berniat menikah diusia 33?jeongmalyo? Kau ini dokter, pasti banyak perawat yang menyukaimu...tidak bisa. Kau harus segera menikah diusia 30 besok"

Seokjin meninggikan suaranya. Ini seperti sebuah ultimatum untuk Taehyung. Mengingat usianya benar-benar akan menginjak 30 tahun tapi ia belum pernah berkencan dengan siapapun. Yerin? Wanita itu tidak pernah menganggapnya sebagai pria. Hanya teman.

"aku akan segera pergi ke rumah sakit. Ini, hasil forensik kasus kemarin,Hyung"
Taehyung memberikan lembaran bertinta hitam yang tidak lain data autopsi kasus pembunuhan yang akhir-akhir ini marak di Seoul.

"cepat sekali. Apa kau benar-benar berangkat kerja? Kalau kau berkencan, beritahu aku"Seokjin mengangkat alisnya berulang kali menggoda sahabatnya.

"arasseo. Baiklah. Aku pergi,Hyungnim"ujarnya.

.
.
.
.
.

Sebuah taksi meluncur tenang di jalan raya menuju Asan hospital. Penumpangnya seorang pria dengan pakaian santai dan celana jeans.

"apa kau seorang dokter?"sopir taksi menanyakan perihal penumpangnya.

Taehyung mengangkat alisnya dan mengangguk.

"wahh, penglihatanmu tajam,pak. Padahal aku berharap tidak seorangpun yang mengetahuiku"jelas Taehyung.

"seorang dokter mempunyai aura tersendiri saat berpakaian sekalipun ia tak memakai seragam"ujar sopir taksi itu

Say My Name [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang