Ending Scene

2.6K 176 11
                                    

Jembatan sungai Han tampak menjadi hamparan karpet putih yang tenang. Tak banyak kendaraan yang lalu lalang. Warga Korea masih enggan bepergian dalam suasana dingin yang begitu menusuk. Sungai Han masih membeku. Langit Seoul mendung, tapi tak gelap. Senja sore itu, salju berhenti turun.

Mereka berdua sengaja pergi ke sana untuk jalan-jalan menikmati hari-hari sebelum Sang suami benar-benar pergi untuk hal pekerjaan.

"Kau benar-benar akan ikut aku ke Budapest? Aku hanya akan menandatangani kontrak kerjaku disana"tanya Kim Taehyung sambil memeluk Sang Istri dari belakang.

"Hmm...hmmm...,"Yerin menjawabnya dengan gumaman.
"Aku ikut denganmu, kapan kita berangkat? Lusa?"

"Baiklah,"sahut Taehyung. "Kau tak bisa jauh dariku, bukan?"

"Apa katamu? Dan, disaat seperti ini kau masih berusaha menggodaku? Aigoo...!"dengus Yerin membiarkan Taehyung menembus ceruk lehernya sehingga dekapan pria itu semakin erat. Pipi wanita itu terasa panas. Untung saja laki-laki itu tak melihatnya.

"Ah, hei, mau mendengar cerita tentangku? Aku pikir, kau ingin mengetahuinya,"seru Taehyung terdengar manja seperti anak kecil yang sedang berebut menjawab pertanyaan di kelas.

"Tentang skenario film mu?"tebak Yerin dengan senyum simpul dan menoleh hingga hidung mereka kini bertemu.

"Kau sudah mendengarnya?"Taehyung tertawa.

"Tentu"Yerin membalikkan tubuhnya dan memeluk Sang Suami. Ada kebahagiaan yang tak terdefinisikan ketika tubuhnya tenggelam dalam pelukan pria itu. Tepat saat itu, Yeein tahu satu hal yang diyakininya bahwa bahwa mulai hari dimana janji suci pernikahan mereka terucap, seluruh masa depannya ada di tangan Kim Taehyung. Ia telah menemukan topangan yang tepat untuk bersandar dalam seluruh hari-hari yang datang setelah melalui masa-masa sulit dan lontang-lantung hatinya pada pria yang salah. Taehyung menjadi sebuah genggaman tangan yang membuatnya tak perlu takut akan hal-hal yang menantinya di masa depan. Bahwa sekaramg, selama ada Kim Taehyung--suaminya, dia sepenuhnya percaya, semua akan berjalan dengan mudah.

"Kau ingin punya anak berapa? 10? 15?"

"Hei! Kau pikir mengurusnya seperti merawat anak anjing?"

"Lalu berapa?"

"4"

"Kenapa 4?"

"Karena tidak lebih dari 5"

"Tidak kurang dari 3"

"Itu kau tahu"

"Bagaimana jika aku tak punya waktu membuatnya? Kerja di Rumah sakit tentu sering tak pulang"

"Yasudah, kita buat saja dirumah sakit. Membuatnya disana, melahirkannya juga disana, bukan?"

"Dasar bodoh. Kau masih mencintai mantanmu?"

"Menurutmu? Kau pikir menikah denganmu tak butuh mental yang kuat? Bagaimana kalau istrimu ini menjawabnya dengan, ya aku masih mencintainya?"

"Aku sudah menyiapkan anestesi, kok. Hanya perlu menyuntikkannya dalam kadar yang banyak jika itu terjadi"

Yerin tertawa.

Taehyung menatapnya lekat.

Yerin memejamkan matanya saat Taehyung mendekatkan wajah sehingga napas Taehyung yang teratur berhembus diwajahnya.

Saat Yerin membuka mata, kedua pasang mata itu bertemu dan mensinyalir bibir mereka untuk tersenyum.

"Ceritakan padaku, seperti apa rasanya? Apa kau bahagia dengan bagian endingnya?"

Yerin mengangguk. Disentuhnya sudut bibir Taehyung dengan ibu jarinya. Perlahan, wanita itu mengecup bibir tebal milik sang suami. Kecupan hangat dibawah salju itu berubah menjadi lumatan-lumatan manis ketika Taehyung membalas perlakuan istrinya.


"Rin-ah....
Begitu aku mengucap namamu.
Aku lebih sering menunggumu dari balik tembok rumahku. Perasaan itu muncul saat kita beranjak dewasa. Melihatmu bertemu pria manapun, tak membuatku goyah. Hingga suatu ketika, kau datang dan bilang seorang pria sudah melamarmu, hari dimana satu titik pemikiran untuk melepasmu terbesit begitu saja. Saat kau datang dan mengatakan bahwa kau sangat senang dan pria itu bukan diriku, duniaku...,pemandangan indahku..., semua yang bisa aku lihat mendadak suram dan kelam.
Aku masih ingat saat sama-sama berangkat ke sekolah, pergi ke gereja, nonton film, makan ceker ayam, ke tempat rahasia kita selalu berbicara apa yang akan kita lakukan jika sudah memiliki pasangan kelak. Aku masih ingat saat hari dimana kau menangis karena pria itu,

Aku berdoa pada Tuhan untuk memberikanku waktu mengobati lukamu yang baru kau dapat. Saat itu, kau sangat cantik. Aku terbayang jika hari itu akulah pria yang akan menikahimu.

Tapi, lagi-lagi aku hanya menjadi teman yang tak pernah kau anggap sebagai seorang pria. Kau tersenyum karenaku sebagai Tae-ah...bukan Kim Taehyung.

Aku tidak pernah menyesal bertemu denganmu.
Aku tidak pernah menyesal menunggumu.
Aku tidak pernah menyesal mengalami perjalanan panjang ini.

Jung Yerin!

Saat untaian kalimat suci itu kuucap, aku seperti melihat Dokter Park tersenyum menatapku. Ia sangat menyukai skenario yang pernah aku tulis. Tapi, saat tahu bagian endingnya belum terlengkapi, ia mengejekku dengan sebutan "Tae bodoh! Kau mau menjadi pria tua?"

Rasanya aku ingin menyelesaikan skenarionya. Tapi, tak menulis selama 12 tahun itu seperti menegangkan otot-otot jemariku.

Tapi, kau datang dengan mengatakan untuk memulainya dari awal, kau juga menulis ending skenario yang mencantumkan kata "sampai kapanpun, aku tidak akan jatuh cinta padamu"

Rasanya, duniaku benar benar pergi.

Saat kau mencariku sampai dibandara, aku senang. Kau memberiku ciuman pertamamu. Bagaimana aku bisa pergi setelah kau memperdalam lagi perasaanku padamu?
Dan kau memintaku untuk melupakan kejadian itu.

Ciuman kedua.
Kau menciumku dengan alasan tak ingin mendengar kesedihanku saat itu. Di Jeju. Kau ingat?
Kau juga memintaku untuk melupakan kejadiannya.

Heol, 2 kali menciumku dan kau memintaku melupakannya?
Kalau tahu kau akhirnya menjadi istriku, lebih baik aku teruskan saja ciuman itu

Tapi sekarang,
Aku bisa melakukannya bersamamu. Kau tak perlu lagi memintaku melupakannya.
Impianku untuk mendapat pagi yang cerah dengan morningkiss tentu nyata.
Impianku untuk memelukmu ketika memasak juga nyata.
Perlahan,
Skenarioku, mulai kembali menemui epilog setelah kita melakukannya bersama.

Aku hanya ingin, kau tak lagi memandangku sebagai Tae. Karena saat ini, aku Kim Taehyung, yang memberimu marga Kim.

Kini, kau tak hanya meminjam marga ku.
Tapi kau, sudah menjadi pemilik marga Kim Yerin.

"saranghanikka, Yerin-ah"




Say My Name 28.05.19








Mian.
Aku gak bisa nulis ending. Beneran. Seriusan😭

Say My Name [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang