Part7

1K 44 0
                                    

"ayo bangun! gak usah lebay." kata Reza mengulurkan tangannya.

memang sedari tadi ia menunggu gadis ini keluar. bagaimanapun dia, Reza tetaplah manusia yang dilengkapi hati dan perasaan. mana mungkin ia meninggalkan sendiri gadis yang jatuh bersamanya.

"gak usah. gue bisa bangun sendiri." tolak Febi mentah-mentah. ia berusaha bangun dan menepis uluran tangan Reza. demi dunia dan seisinya kaki Febi sakit sekali, ia bisa setengah berdiri namun ia malah terjatuh dan Reza menangkapnya bak drama-drama korea.

mata mereka bertemu disatu titik, jantung keduanya berdebar secara bersamaan. tubuh mereka bergetar seolah gempa sedang berlaku.

tapi...."pandangan pertama awal aku berjumpahhh.. seolah-olah hanya....."

dokter triple gila itu datang dan bernyanyi seolah RS ini panggung konsernya. spontan Reza membangunkan Febi dan kembali ke perasaan semula.

"dok, stop dok. jangan nyanyi terus. nanti kalo mayat-mayat disini bangun lagi gimana.." kata Febi setelah tersadar dari alam bawah sadarnya.. segera sang dokter berhenti bernyanyi karena memang ucapan Febi ada benarnya juga baginya.

"baiklah. sekarang apa?" tanya dokter kebingungan. ia juga heran kenapa ia bisa disini. saking keasyikan dungdatan kali yaa.

"mending sekarang dokter cek kamar mayat deh. takut penghuninya lagi pada dangdutan juga.." kata Reza menakuti.

"gak ahh.. saya takut setan." kata Dokter.

"setan ko takut setan." desis Febi

"oh ya dok, ada kursi roda gak?" tanya Reza.

"buat apa?"

"buat nyebrang dijembatan sirotol mustaqim." jawab Reza kesal.

"yaa buat bawa ni cewek lah. yakali saya harus nengteng ni anak, dikira mau buang sampah nantinya." celoteh Reza. ia tak peduli dengan Febi yang sedari tadi menatapnya dengan kobaran api didalam matanya.

"oke. saya akan panggilkan perawat untuk mengambilkannya. tunggu disini!" kata dokter sebelum pergi meninggalkan mereka.

Reza berjalan menjauh mencari tempat duduk. sementara Febi, memang ia berdiri dengan dua kaki, tapi hanya satu kaki yang ia beri tenaga.
"za.." panggil Febi lembut.

"apa?" Reza menoleh.

"gue gak bisa jalan." ucapnya sambil menunduk menatap kaki kanan nya yang tak berdaya. nampak sebuah uluran tangan disana.

"ayo gue bantu jalan, kita cari tempat duduk sembari nunggu dokter gila itu." kata Reza tenang.

kali ini Febi menerima uluran tangannya, dan mereka duduk berdampingan tak jauh dari lokasi tadi.

"bokap gue nanti jemput. lo pulang bareng kita." kata Reza menepis keheningan. Febi mengangguk mengiyakan. tak lama setelah itu, perawat datang membawa kursi roda pesanan mereka. Febi pun duduk disana dan Reza mendorongnya.
sampai didepan Rumah Sakit, Ayah Reza (Mr.Jack) sudah menunggu disana. Mr.Jack geleng geleng kepala dengan sikap anaknya yang selalu merepotkan orang tua. namun Dia menyimpan kata kata mutiaranya untuk dirumah saja. karena Mr.Jack juga masih waras, ia tidak mungkin mengutuk anaknya didepan seorang Gadis cantik seperti Febi.

"dad," sapa Reza pada Ayahnya. suaranya sedikit melembut karena ia tau Ayahnya sedang merakit bom di otaknya.

"bantu gadis itu masuk kedalam mobil. nyusahin anak orang aja bisanya." pintanya kepada Reza. memang Ayahnya memiliki watak yang sangat keras sehingga membuat Febi merasa sedikit takut dan canggung.
Reza membantu Febi untuk masuk kedalam mobilnya.
.
"kenapa bisa terjatuh?"
"bukannya kamu sudah dapat SIM?"
"besok kamu Ayah les kan mengendarai sepeda motor lagi. Ayah tidak mau kejadian seperti ini sampai terulang lagi, apa lagi melibatkan seorang gadis" tanpa membiarkan orang lain memotong pembicaraannya, Mr.Jack terus mengeluarkan isi kepalanya.

"harusnya kamu menjaga seorang perempuan, bukan malah mencelakainya seperti ini." sepertinya Mr.Jack marah besar pada putranya. Febi yang menyimak dari belakang merasa iba dengan Reza, padahal Reza tak sepenuhnya bersalah.
Febi sama sekali tak berani membuka suara. melihat wajah Mr.Jack yang menawan namun sangar.

"dek, rumah kamu sebelah mana? biar saya antarkan." tanya Mr.Jack kepada Febi.

"didepan nanti ada pom bensin, setelah itu belok kiri saja,pak."

"baiklah." jawab Mr.Jack tanpa basa basi.

"sebelumnya maaf sudah merepotkan,pak." Febi memberanikan diri mengajak manusia itu bicara.

"kenapa harus minta maaf? memangnya kamu bersalah dalam kejadian ini?"  Mr.Jack balik bertanya membuat Febi terbungkam. sungguh Febi menyesal telah meminta maaf.
Febi tak menjawab pertanyaannya, mungkin percuma saja pasti dia akan kalah.
.
sesampainya dirumah Febi, tak ada kata-kata istimewa dari dua pria yang mengantarnya pulang. bahkan bertemu orang tuanya pun Mr.Jack tak mau dengan alasan sibuk.

" gak bapak gak anak sama aja. sama sama nyebelin." -Febi

***

"kamu Ayah antarkan kerumah om Dan saja. Ayah masih ada kerjaan, ibumu dan nenek sedang pergi kondangan. dirumah tidak ada siapa siapa." saran Mr.Jack kepada buah cintanya.

"serah Ayah." jawab anaknya singkat.

***

tibalah dirumah Mr.Dan yang diketahui adalah orang tua Gilang dan Melissa.
tanpa mengetuk pintu Reza langsung masuk kedalam rumah itu, namun tidak ada orang, pasti Gilang dan Melissa sedang sibuk di habitatnya masing masing.

"kamar Gilang apa Melissa? hmm.. Melissa aja dah.. siapa tau dia lagi Naked." ucapnya ngasal, lalu berjalan kearah kamar Melissa dan memasukinya.
tidak ada orang. namun, ada suara air mengalir dikamar mandi.
Reza langsung berbaring ditempat tidur berwarna Biru tua itu. ia benar benar lelah hari ini
Aaaaaaaaaaaaaaaaaa.
teriak Melissa didepan pintu kamar mandi.


#BisikanManjaAuthorKetjeh

hi semua para readers mewahQue :v

gimana ceritanya asik gak? asikin aja yaa meskipun garing.

sering-sering votes and comments eak biar Author makin semangat post ceritanya..

jgn lupa juga follow author yaa. follback? chat aja

jumpa lagi di next part.. 👋👋

terima kasih!

salam panas manja dari Author Ketjeh

ig: @Yunikadist

Keselek Cinta Gadis IPS (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang