Idul Fitri

697 30 5
                                    

Pagi hari yang cerah, sungguh suasana yang indah dikediaman Melissa. Ditambah suara takbiran saling bersahutan dimana-mana. Ya, Idul Fitri telah tiba. Seluruh keluarga dari Fernandez berkumpul untuk bersilaturahmi.

"Ma, Melissa minta maaf ya. Melissa punya banyak salah sama Mama," Melissa tertunduk seraya mencium tangan ibunda tercinta. "Iya sayang, Mama juga minta maaf."

"Papa juga," Melissa bangkit dan segera memeluk Ayahnya. Sungguh keluarga yang harmonis.

"Jadi anak baik-baik setelah ini yak, nak. Rajin belajar biar jadi orang bener," ujar Daniel --Ayah Melissa-- seraya mengelus rambut putri kesayangannya itu. Harapannya untuk Melissa sangatlah besar. Ia ingin menjadikan putrinya seorang gadis yang tangguh, berguna dan pastinya berwibawa.

"Ada pohon dirumah Bu titin.
Mohon maaf lahir dan batin," pantun Rio seketika mencairkan suasana yang penuh haru. Gilang yang tak kuasa melihatnya langsung melemparkan kopiah yang ia pakai kearah Rio.

"Ini Beo dapet dari mana sih? Berisik banget," ujar Gilang.

"Sorry, Lang. Itu Beo peliharaan gue," timpa Reza. Tawa keluarga besar itu pecah disana.

"Mel, lu gak mau minta maaf sama gue?" Tanya Reza, namun gadis dihadapannya malah menatapnya sadis.

"Lu yang punya banyak dosa ke gue, kenapa harus gue yang minta maaf?"

"Yaudah, gue minta maaf." Reza mengulurkan tangannya. "Gak gue maafin."

"Lu berdua gak udah deh maaf-maafan. Nanti juga berantem lagi," kata Rio, sepertinya dia masih dendam terhadap Reza.

"Diem lu Beo!" Cetus Reza dan Melissa bersamaan.

•••

"Ma, maafin Febi ya."

Keluarga kecil Febi berkumpul diruang tengah untuk merayakan hari istimewa ini.

"Iya, Feb. Mama maafin, hiks."

"Gak usah lebay deh, Ma. Pake nangis segala. Jijik tau," Febi kesal sendiri melihat tingkah Mamanya yang berlebihan. Kemudian ia mendekati sosok pahlawan dalam hidupnya.

"Pa," Febi memeluk Ayahnya erat-erat. Ayahnya tiba dirumah malam tadi, setelah bekerja berbulan-bulan tanpa pulang, Febi sangat merindukannya.

"Febi sayang Papa, maafin Febi ya."

Tuan Joseph mengelus puncak kepala putri kesayangannya, lalu mencium keningnya.

"Maafin Papa juga ya, Papa gak pernah merhatiin tumbuh kembang kamu. Sampai Papa takjub melihat kamu sudah sebesar ini. Perasaan baru kemarin kamu belajar berdiri."

"Ikutan pelukan..." Anne pun ikut memeluk Febi dari belakang. Keluarga kecil itu sangat bahagia.

Tok.. Tok... Tok....

"Ada tamu?"

"Mungkin itu tetangga yang mau silaturahmi, Febi bukain pintu dulu ya."

Febi merapikan busananya sebentar, lalu  beranjak kearah pintu.
Ia terkejut bukan main mendapati siapa yang bertamu.

"Irham?"

"Selamat Idul Fitri, Feb. Minal aidzin wal Faidzin ya," Irham mengulurkan tangannya. Irham terlihat sangat tampan dengan balutan busana muslim modern. Ditambah senyumannya begitu manis membuat siapa saja yang melihatnya terpesona.

Keselek Cinta Gadis IPS (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang