Part41

943 33 8
                                    

~via chat~

Reza ngajak gue ketemuan.. -Febi

Dirumah gue 'kan? -Melissa

Kok lu tahu? -Febi

Reza udah dirumah gue, satt. -Melissa

Gue kesana sekarang.. -Febi

***

"Tuh dua sejoli ngerepotin gue bener dah, untung aja ini puasa, kalo lebaran, gue tuker pake karpet THR tuh bocah." Setelah berbacot ria, Melissa menuruni satu persatu anak tangga, diruang tamu, nampak Reza yang terus mengembangkan senyumnya tiada henti.

"Sejak kapan rumah gue jadi rumah sakit jiwa?" teriak Melissa. Masih ditangga, dengan kedua tangan disedekapkannya.

"Sini, Dek. Temenin Abang duduk." Goda Reza masih dengan senyum manisnya.

"Ogah!" bentaknya.

"Bentar lagi Febi-"

Ting-tong...

"Itu pasti Febi." Reza langsung beranjak dari tempatnya, membukakan pintu.

"Feb--" belum selesai bicara, Reza dibuat terkejut dengan siapa yang datang. Rio!

"Feb?" Rio melihat kearah belakangnya, "gak ada Febi. Gue sendiri," lanjutnya tanpa dosa.

"Bodo amat lah terserah Lo, rugi sumpah gue bukain pintu," celoteh Reza. Melissa hanya bisa meneertawakan tingkah sepupunya ini. Sangat antusias.

"Abang Lo ada, Mel?" Tanya Rio seraya menutup pintu.

"Diatas."

"Ashiaaap, gue keatas yak. Kalo kangen ketuk aja. Assalamualaikum." Dan makhluk itu pun melejit keatas.

"Sepupu Lo, Mel?" Tanya Reza.

"Bukan. Sepupu Lo kali."

"Ogah "

Tin...tong....

"Febi kali noh.. bukain," kata Melissa. Tapi Reza sudah terlanjur malas dengan posisi wenak-nya disofa.

"Lo aja lah."

Melissa memutar bola matanya kesal. Hal sepele begini saja harus dia yang turun tangan.

"Masuk,feb..."

Melissa mempersilahkan Febi masuk, dengan gaya cassual nya Febi duduk dengan sembrono didepan Reza.

Mata Febi dan Reza bertemu sebentar sebelum Melissa menghancurkan semuanya.

"Enya babeh, mau pada minum apaan nih? Biar aye yang siapin..."

Hening...

"Gusti woyyy bangsad! Gue nanya malah pada bengong. Gue sirem bensin juga lu lama-lama." Melissa kesal dirinya diabaikan.

"Lo mau minum apa Feb?" Tanya Reza canggung.

"Ini kan puasa abdullah" celetuk Febi kesal

"Aihhhh, hehehe lupa."

"Nyengir lo kek kuda."

"Ya maaf, ya udah ya, gue mau boker dlu. Bye_"

Hening sangat hening... Hanya bunyi dentungan jam dinding yang terdengar mengaung saat ini.

"Ma-- mau ngapain ngajak gue kesini?" Akhirnya Febi mulai mengawali pembicaraan, ia sama sekali tidak berani menatap kearah Reza.

"Liat gue," pinta Reza.

"Gak."

"Feb, liat gue."

"Enggak Reza."

Febi terus menunduk. Ia takut jika menatap Reza ginjal dan paru-parunya akan bertabrakan.

Kesal, Reza pun pindah posisi lebih dekat dengan Febi.

"Mau ngapain Lo?" Febi mulai risih.

"Nggak ngapa-ngapain."

"Jauhan, syuh syuh," usir Febi.

"Febi, liat gue." Suara Reza terdengar sangat lembut, Febi pun luluh dan menatap mata Reza yang juga menatapnya. Sial! Febi mencintainya.

"Za,"

"Iya,"

"Maafin gue," Febi menunduk. Entah apa alasannya minta maaf. Jelas disini situasinya Reza yang bersalah.

"Maaf untuk apa? Harusnya gue yang minta maaf sama lo Feb. gue dah bentak, marah-marah gak jelas sama lo. Ninggalin lo sendirian. Maafin gue. Gue bener bener nyesel."

Masih menunduk, Febi kembali sakit jika mengingat kejadian itu.

"Hey..."

Perlahan Reza mengangkat dagu Febi dengan lembut.

"Jangan nangis didepan gue."

Febi merasakan matanya mulai panas. Reza menyadari mata Febi yang berbinar-binar.

"Gue gak bisa liat princess gue nangis."

Reza mengelus pipi lembut Febi. Berusaha menenangkan gadis malang itu.

"Jangan nangis lagi yaa... Gue mohon."

Febi tersenyum, ia senang melihat Reza-nya kembali seperti dulu.

Febi menggenggam tangan yang berada di pipinya. Menurukannya, dan tersenyum kepada pemiliknya.

"Gue maafin lo, tapi janji jangan diulangin lagi."

"Janji." Reza mengangkat jari kelingkingnya. Diikuti Febi.

"Chieee akuuur." Entah sejak kapan Rio ada ditangga.

"Woyy anjir babi celeng ngapain lo? Lo nguping?"

"Santuy ngapa mas. Gue haus, mau ambil minum." Rio pun melanjutkan langkah menuju dapur.

"Gak puasa lo anjeng, lemah!

"Rumah Melissa rame yaa.." Kata Febi mengurangi rasa canggungnya.

Reza tersenyum.

"Kenapa lo? Gila?"

"Hooh gue gila."

Keselek Cinta Gadis IPS (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang