Part43

739 28 0
                                    

Gilang memarkirkan mobilnya disebuah parkiran yang cukup luas.
Acara ngabuburit yang Rio impikan akan menyenangkan harus kacau karena macet, akhirnya mereka memutuskan untuk berbuka puasa disebuah restoran terdekat yang cukup mewah.
Gilang yang berpostur tinggi memimpin didepan, menerawang jauh kedalam restoran yang tidak terlalu ramai.

"Dipojokan sana kayaknya adem," usul Gilang diangguki semuanya.

"Dihatii dedeq juga adem, bang." Ucap Rio, Reza memandangnya prihatin, jomblo forever ini masih saja bertingkah konyol padahal sangat garing, kasihan.

"Adzan 5 menit lagi. Kalian mau makan apa?"

"Makan apa aja asal disuapin kamu, zheyenk."

Kesal, Gilang menoyor kepala Rio yang duduk disampingnya. Rio akan terus berulah jika belum diberi pelajaran.

"Bisa gak sih sehari aja gak usah malu-maluin gue?" Hanya kalimat itu yang keluar dari lak-lakan Gilang sebelum ia beranjak mengambil buku menu.

"Mampus lu kena toyor Bima Sakti."

"Lagian cari gara-gara mulu, udah tau Abang gue lagi dingin."

"Segitu masih ditoyor, belum lu kalo ditonjok sama Gilang, auto jadi ganteng lo." Reza terus mengompori Rio agar pria itu jera. Namun Rio si kepala batu tidak akan pernah kapok cari gara-gara.

"Gilang kan sayang gue, mana mungkin dia nonjok gue."

Sudahlah, Reza dan Melissa lelah. Biar kan Rio hanyut dalam halusinasinya.

Gilang datang, diikuti beberapa pelayan restoran yang membawa beberapa makanan pembuka.
Mbak-mbak restoran itu tersenyum ramah kedapa mereka, "mbak jangan senyum terus, cacing-cacing diperutku langsung pada lumpuh ngeliatnya." Rio berulah lagi. Si Mbak nya hanya tersenyum tersipu malu. Gilang sedang berencana dimana pantasnya Rio dimakamkan. Reza dan Melissa saling memandang, entah apa yang merasuki sepupunya itu.

"Terimakasih,kak." Ucap Melissa ramah. Lalu pelayan-pelayan itu pergi.

Adzan berkumandang, Alhamdulillah... Gilang memimpin doa, seraya memejamkan matanya.

Mereka pun menikmati hidangan yang tersedia, suasana damai didalam restoran semakin terasa karena tidak ada bacotan dari Rio.

Ponsel Melissa bergetar, ada pesan masuk nampaknya.

Cucu Thanos:
Selamat berbuka puasa 🔥

Melissa tersenyum, pesan dari Andra membuat hatinya semakin bahagia. Melissa berinisiatif melakukan panggilan video dengan Andra. Setelah berdering cukup lama, Andra mengangkat ponselnya.

"Woyy babi pada ngapain lo pada?" Sambutan dari Andra setelah Melissa memperlihatkan saudara-saudaranya yang sedang makan.

"Kunyuk. Ngapain lo video call adek gue?"

"Bangke, adek lo yang video call gue," jawaban Andra dari sebrang sana. Seketika Melissa mematikan ponselnya. Khawatir masalahnya akan panjang jika terus dilanjutkan.

"Lu mau ngemodusin Andra?" Celetuk Rio.

"Itu moncong kagak disekolahin apa? Sembarangan!" Melissa mengalihkan pandangannya kearah lain. Padahal ia hanya iseng tapi netijen sinting itu malah berpendapat lain.

"Gapapa modusin aja Andra, dia orangnya gampang jatuh cinta kok," timpa Gilang

Melissa tidak memperdulikan perkataan Gilang. Dia malas, dia tidak menyukai Andra, dia masih merindukan Tomi.

"Tomi?" Melissa spontan mengatakannya setelah melihat pria dimeja paling ujung. Wajahnya sangat mirip dengan Tomi.

"Gagal move on terooooos," Rio berceletuk tanpa berpaling, ia malas jika Melissa sudah menyebut Tomi. Tomi yang membuat Melissa hampir mati dibuatnya.

Reza dan Gilang menghentikan aktifitasnya, mata mereka mengikuti arah kemana mata Melissa memandang. Benar saja itu Tomi, tapi dia tidak sendiri. Ada wanita lain disampingnya. Mereka tampak bercengkrama dan sangat bahagia.

Melissa memfokuskan pandangannya, memastikan siapa yang dia lihat itu benar-benar Tomi. Setelah merasa yakin, Melissa menghampirinya. Ia tidak peduli dengan siapa Tomi sekarang, ia hanya ingin tahu kemana Tomi selama ini? Kenapa dia tidak menampakkan wujudnya disekolah.

"Lang, gawat lang. Adek lo mulai ngebucin lagi." Reza beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Melissa yang semakin berjalan mendekat kearah meja ujung.

"Sialan!" Umpat Gilang lalu mengikuti Reza, tangannya sudah terkepal kuat. Siap membaku hantam siapa saja jika air mata itu kembali mengalir dari pelupuk mata adik kesayangannya.

"Drama teroooos," Rio tidak perduli. Ia sudah menebak ending-nya akan seperti apa. Ia tidak ingin ikut-ikutan, ia hanya ingin berbuka dengan tenang.

"Mel," sebelum sampai ke meja ujung, tangan Melissa sudah digenggam oleh Reza, "jangan." Reza menggelengkan kepalanya, memberi instruksi kembali Melissa untuk jangan pergi kesana, karena hanya akan menyakiti perasaannya saja.

"Gue harus tanya," Melissa memberontak. Reza mengeratkan genggamannya.

"Apa lagi yang perlu ditanyain? Bukannya udah jelas dia itu brengsek?" Ucapan Reza benar-benar membuat Melissa terkekeh.

"Kita pulang sekarang," Gilang datang. Menarik Melissa segera memasuki mobil.
Melissa pasrah, dia tidak mungkin berbaku hantam dengan abangnya ditempat ini.

"Woyy, upil badak. Balik lo!"

•••

Melissa masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat direstoran. Tomi bersama wanita lain, tapi bukan Dewi. Benar apa yang dikatakan orang banyak, Tomi itu brengsek.

"Ternyata gue goblok," Melissa menyeringai. Menertawakan kebodohan dirinya sendiri, "kok bisa gue nangis mikirin tuh orang? Hahaha." Melissa tertawa puas setelah mengetahui Tomi yang sebenernya --menurutnya--.

Pintu kamar yang tidak ia kunci tiba-tiba terbuka. Menampakkan sosok tinggi besar nan kekar dihadapannya.

"Ketuk pintu dulu kek," kata Melissa, lalu ia merebahkan tubuhnya ditempat tidur. Ia tahu maksud Gilang menghampirinya adalah untuk memberi wejangan pasal kejadian direstoran tadi.

"Minum dulu," Gilang datang membawa segelas susu untuk adiknya, "minum susu dulu Mel biar gak bego-bego amat." Gilang duduk disisi tempat tidur, menepuk pelan pundak Melissa.

"Gue gak bego." Jawab Melissa tanpa menoleh, perkataan abangnya tadi seolah menyindirnya.

"Gak bego? Tapi tadi mau nyamperin anjing direstoran."

"Ihh baaang," Melissa reflek terduduk, tidak terima dengan apa yang dikatakan abangnya, "Tomi bukan anjing." Melissa terus memberikan pembelaan terhadap Tomi padahal sebenarnya dia juga jijik.

"Yaudah, ini minum dulu. Mumpung masih anget." Tak ingin memperpanjang masalah, Gilang lebih memilih mengalah. Toh ia juga yakin Melissa bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak.

Melissa menerima gelas yang Hilang berikan m, meneguk cairan didalamnya hingga habis tak tersisa.

"Enak,bang. Mau lagi, ambilin lagi dong." Melissa menyodorkan gelas kosong itu, memberikan tatapan manja kepada abangnya.

"Ambil sendiri lah emang gue babu lu," Gilang merebut gelas itu lalu bangkit dan keluar kamar. Melissa tertawa geli melihat tingkah saudaranya itu.

"Makasih Abang," teriak Melissa tak didengar oleh Gilang.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next mau kapan?
Kapan-kapan aja ya, toh Andra nya masih pulang kampung..

.
.
.
.
.
.  

Ada yang kangen couple Reza & Febi?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keep vomment yash...
Ily.
❣️

Salam,
Yunika

Keselek Cinta Gadis IPS (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang