Part20

886 32 0
                                    

suasana kelas IPS1 kini nampak lebih cerah dengan kehadiran dua Cogan disana.

tapi apa yang terjadi dengan Febi yang sedari tadi terlihat resah dan gelisah karena Irham selalu memperhatikannya. padahal pak Ando sang guru killer sedang menerangkan sesuatu. sesekali Febi membalas tatapan tajam itu. lalu mengalihkannya.  ia benar benar merasa tidak nyaman dengan tatapan itu. sampai akhirnya Amarah Febi sudah sampai ubun-ubun.

"LO KENAPA SI NGELIATIN GUE MULU? NAKSIR?" teriak Febi mengalahkan suara petir halilintar.
spontan seluruh pasang mata dikelas itu tertuju padanya. dan Irham tersenyum licik karena puas melihat gadis itu terpancing. ini seperti tindakan balas dendam yang diam diam menghanyutkan.

"feb, duduk woyy.  lo cari mati? liat mata pak Ando hampir mau keluar." kata Caren yang duduk disebelahnya.

"FEBI, KELUAR!" yaps! teriakan pak Ando jauh lebih keras.

"kenapa harus saya pak? dia cari gara-gara sama saya." Febi membela diri.

"lo nya aja yang kegeeran. orang dari tadi gue merhatiin pak Ando." balas Irham.

"Febi, cepat keluar sekarang. lapangan menantimu." lanjut pak Ando.

Febi benar-benar tak bisa berkutik sekarang. tak ada bukti yang kuat untuk membuktikan bahwa ia tak salah. mau tak mau Febi keluar dengan perasaan kesal yang membara.

"tuh anak kesambet kali. udah tau kingkong lagi disini. masih aja cari gara-gara." bisik Melissa ke Ghea.

"Febi yang malang." kata Ghea.

***

Febi menghentak-hentakan langkah kakinya. ia benar benar kesal kepada Irham. bisa bisanya ia dikerjai oleh seorang murid baru.

"lapangan seluas ini harus gue kelilingin? kurang kerjaan banget. mendingan keliling ka'bah. kan mayan jadi hajjah." celoteh Febi kepada dirinya sendiri.

"hajjah Febi? hahahaha..." tawa seorang Reza yang sejak kapan berada disampingnya.

"ihhjj ngapain lo disini? kayak setan tau tau datang aja." cetus Febi

"lo sendiri ngapain disini? diusir dari kelas? hahaha mampusss!" ejek Reza

"gue lagi gak mood perang sekarang." Febi mulai berlari mengelilingi lapangan. Reza mengikutinya.

"bisa gak sih gak lari disamping gue. lu bau." ejek Febi

"enak aja. gue mandi 9 kali sehari. wanginya aja ampe berceceran nohh.. lo gak liat?" jawab Reza

"wangi mana bisa keliatan." balas Febi

"ahhh sa ae lu." Reza mendorong pelan Febi. namun posisi kaki Febi mungkin sedang tak seimbang. alhasil, Febi jatuh tersungkur dilapangan.

"kaki gue...." Febi berteriak sebisanya.

"ehh sorry sorry gue sengaja."

dan Reza melihat kaki Febi sedikit lebam. memang ini kesalahan Reza.

"sakit,za. lo gila yak." Febi pun menangis pelan. kaki yang baru sembuh kemarin harus terluka lagi.

"ayo gue bantu berdiri."

"gak bisa,za. ini sakit banget." rengek Febi. kini ia benar benar menangis dengan suara.

"ehh lo jangan nangis dong. iya ayo gue gendong ke UKS."
untung saja semua orang sedang dikelas. jadi, tak ada yang menyaksikan momen ini. ketika Reza dengan romantisnya menggendong Febi ke UKS. febi memperhatikan setia sudut wajah pria itu dari bawah. sangat tampan, benar benar tampan. sampai ia tak sadar kalo dia sedang tersenyum tulus.
Reza mempercepat langkah kakinya. ia tak kuasa mendengar rengekan Febi yang menganggu telinganya.
tiba di UKS. Reza langsung menjatuhkan kasar Febi disana.

"awww Reza. lo pelanan dikit napa. kaki gue masih sakit."

"gak usah lebay. ehh lo makan apa si? beton yak? berat bener lu." kata Reza ngos-ngosan.

tak lama, tim UKS menghampiri mereka dan mengobati luka Febi.

"bentar lagi juga sembuh ko,feb. jangan terlalu banyak jalan." ungkap Uti tim UKS

"iya. makasih yak,ti"

"ya udah. aku tinggal dulu. kamu istirahat aja dulu disini. za, jagain dulu Febi."  pamit Uti

"ehh moncong buaya, gue ke kelas dulu yak." kata Reza

"ooohhh lo mau ninggalin gue disini sendirian gitu? kalo gue ada yang nyulik gimana? kalo ada yang mau jahatin gue gimana? tadi kan Uti udah nitipin gue ke lo. masa iya lo lari dari tanggung jawab lo."  jelas Febi

"tanggung jawab? emang gue hamilin lo? kagak kan?"

"ihhhh.  tapi lo kan yang dorong gue ampe gue jatuh dan tak bisa bangkit lagi. jadi lo harus tanggung jawab." lanjut Febi.

"manusia jenis apa sih lo? bawel banget kayak beo." cetus Reza

"pokoknya lo harus stay disini."

"iya iya.. kayaknya takut banget kehilangan gue "

"gak usah kepedean lo. gue cuma takut sendiri." elak Febi

"dihh... jomblo ko takut sendiri."

"diem lu jomblo.".

" udahlah.. sesama jomblo gak usah saling menghina. mending pacaran sini sama gue." jelas Reza

candaan Reza benar benar menusuk jantung Febi. seolah Reza mengatakannya tulus.
tak lama Melissa dkk datang kesana.

"aduuh... Febi kenapa?" tanya  Ghea khawatir.

"gak papa si. kaki gue cuma kekilir and sedikit bengkak.." jelas Melissa

"lo jalannya sambil goyang dumang sii... makanya kecengklek." kata Melissa

"nih gara gara ni makhluk gue jadi jatoh" ucap Febi menunjuk ke Reza

"udahlah.. cowok mah emang selalu salah." kata Reza pasrah

"emang lo salah." Febi merperjelas.

"mel, lo jagain deh ni cewek. gue muak lama lama disini."

"enak aja. gue mau ke kantin. laper tau. ayo girls." ajak Melissa kepada budaknya.

"Ehh Melissa tunggu.." teriak Reza memperhatikan perginya rombongan Melissa.

"ehh lo cepetan sembuh dong. sakit begituan aja lebay banget. nenek gue aja yang jatuh bangun dalam kehidupan, masih sehat sehat aja tuh sekarang." jelas Reza

"please deh. gak usah sama sama gue sama barang antik " elak Febi

10 menit disana, Reza tak ingin banyak bicara

"za.." panggil Febi melembut

"apa?"

Keselek Cinta Gadis IPS (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang