Hidup Dave hancur karena keluarga Geraldy yang ingin menjadikan ia sebagai penerus perusahaan Geraldy NY Company. Tapi bagaimana kalau saat itu ia masih berada di dalam kandungan?
Lucia Geraldy yang ingin sekali memiliki keturunan ternyata mempunyai...
Coba saja kalahkan aku kalau kau bisa?! Kata kata Quinziiy malam itu terus saja memenuhi pikiran dan otak Dave. Entah itu sebuah mantra atau sihir yang di ucapkan oleh Quinziiy padanya.
Dave terus saja berjalan mondar mandir di dalam kamar yang berukuran cukup luas itu sambil memegang pinggang dan sesekali menggaruk kepalanya yang memang tidak terasa gatal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haruskah aku memasukan motorku ke bengkel yang paling bagus? Atau membeli motor baru yang sangat laju?" Tanya Dave sambil menggigit ibu jarinya.
Tok tok tok
Suara ketokan pintu itu menghentikan langkah Dave yang sedang mondar mandir di dalam kamar. Dave melirik ke arah pintu dan mendapati Elsa yang sedang berdiri di ambang pintu sambil membawa segelas coklat hangat lengkap dengan roti untuk sarapan Dave.
"Aku membawakan sesuatu untukmu tuan Dave" sambil melontarkan senyumannya ke arah ku dan mulai melangkah maju mendekatiku yang berada di samping tempat tidur.
"Aku bisa makan di meja makan, buat apa membawakan ku makanan ke dalam kamar" jawabku sambil mendudukan diri di atas kasur. Elsa tetap mendekat dan menaru nampan itu di atas kasur tepat di sebelahku.
"Apakah tuan ingin sesuatu yang lain lagi hari ini?" Tanya Elsa yang sudah semakin dekat denganku. Dia terus terus saja maju mendekatkan badanku dengannya, ia duduk di sampingku sambil mengelus ngelus dada bidangku. Aku menghempaskan tangannya dan menyuruhnya keluar. "Keluar dari kamar saya!" Ucapku sedikit menaikan nada suara. Elsa terkejut akan respondku yang berbeda ini. "Mengapa tuan marah? Bukankah tuan merindukan belaian ku?" Tanya Elsa kaget.
Dave beranjak berdiri dari kasur dan berjalan keluar kamar, tetapi langkahnya terhenti karena pelukan Elsa dari belakang. "Jangan pergi tuan. Aku sangat merindukan anda tuan. Belailah aku dan aku juga akan memberikanmu kenikmatan yang indah."
Dave memutar bola matanya ke atas dan segera saja melepaskan pelukan Elsa dari perutnya. "Cihhh. Dasar jalang murahan" sambil menghempaskan tangan Elsa yang terus merangkul perut sixpack Dave.
"Jangan berkata seperti itu tuan. Bukankah kita sudah pernah saling memuaskan?!" Teriak Elsa dengan suaranya yang lantang.
"Aku melakukannya hanya karena ingin melampiaskan kemarahan yang memuncak saat itu. Jangan berfikir aku menyentuhmu karena aku mencintaimu. Tidak akan!" Suara Dave tegas sambil membanting pintu kamarnya dan meninggalkan Elsa di dalam kamar itu sendirian.
"Kau tetap harus menjadi melikku tuan" Elsa berbicara pada dirinya sendiri di dalam kamar Dave.
-*-*-*-*-
"Mengapa ia begitu menarik? Sangat menggoda gairah saat ia mengibaskan rambutnya tadi malam" kata Asgar dengan menatap foto Quinziiy yang di ambil secara diam diam di dalam kelas.
"Kalau saja Dave tidak mengenalmu, mungkin aku sudah menjadikanmu sebagai targetku yang berikutnya. Aku terobsesi pada mu Quinziiy" Asgar terus saja menatap foto Quinziiy di layar hpnya.