Dengan perlahan aku membuka mataku, rasanya semua badanku sakit dan remuk serta lemas. Aku semakin membuka mata ku dan terkejut saat menyadari kalau yang kulihat sekarang adalah suasana kamar rumah sakit.
Aku membaguskan pandangan dengan sesekali menggeleng gelengkan kepalaku, pengelihatanku masih terlihat buram sampai aku penasaran pada seseorang yang terbaring di tempat tidur sebelahku. Aku melihatnya pun juga dengan pengelihatan yang masih samar samar. Yang ku tau dia perempuan karena terlihat jelas rambutnya yang panjang dan dia juga sedang terimpus sama seperti ku, siapa dia? Mengapa di sini?
"Ahh apa yang salah dengan kedua mata ini? Apakah aku katarak?" Tanyaku sambil terus mengucek dan menggeleng gelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri."
Setelah menunggu selama 5 menit sambil tetap duduk di atas ranjang rumah sakit akhirnya pengelihatanku memulih dan jernih.
Aku kaget saat melihat tubuh yang penuh akan perban ini. Kedua tanganku di perban begitu pun dengan kaki kanan ku, belum lagi wajahku yang terdapat banyak memar. "Pantas saja rasanya tubuh ku seperti tergiling ke dalam mesin pengaduk semen" gumam ku pelan.
Berhenti sejenak untuk mementingkan tubuhku yang sudah raut rautan ini, pandanganku kembali melirik kearah gadis di sebelah, memperhatikan dengan jelas dan seksama. "OH MY GOD! QUINZIIY?!" Gadis yang aku penasarin adalah dia, Quinziiy.
Bagaimana mungkin dia di rawat di sini? Bukankah tidak terjadi apa apa dengan nya? Batinku bertanya tanya.
Tok tok tok
Suara ketukan itu mengalihkan pandanganku dan segeraku melirik ke depan pintu seraya melihat siapa yang sedang mengetuk.
"Selamat malam Mr. Dave. Apakah perasaan anda sudah baikan?" Tanya seorang perawat itu dengan nada yang pelan.
"Yaa sedikit. Ehh mau tanya dong sus, dia kenapa bisa terbaring di sini? Apakah dia juga pasien kecelakaan atau semacamnya?" Tanyaku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi ku.
"Maaf karena lambat memberitahumu Mr. Dave tapi Mrs. Quinziiy lah yang telah mendonorkan 4 kantong darahnya pada anda." Aku kaget dan tercengang mendengan penjelasan dari perawat itu.
"Apa? Bagaimana bisa? Darahku tidak sembarangan suster." Tanyaku kembali.
"Yaa karena kuasa dari tuhan, ternyata darah Mrs. Quinziiy dan anda cocok tuan." Perawat itu sambil berjalan mendekat ke arah ranjang tempat tidur Quinziiy.
Kau malaikatku sayang, bagaimana bisa ada takdir seindah ini? Kau begitu berarti bagiku Quinziiy Ananta. Batinku sambil tersenyum ke arah Quinziiy yang sedang terbaring lemas itu.
Aku turun dari atas tempat tidur sambil mendorong tiang infus dan jarum infus yang masih melekat di tanganku lalu mulai berjalan mendekati ranjang Quinziiy. Saat aku berada dekat dengannya terlihat jelas bagaimana pucatnya dia karena darah yang di berikan padaku tak sedikit. Aku menarik kursi dan duduk di samping Quinziiy sambil memegang erat tangannya.
"Apakah benar sayang? Kau kah yang memberiku kehidupan yang lebih lama?" Tanyaku sambil mencium punggung tangan Quinziiy.
Perawat yang berada di ruangan tersenyum melihat ku dan Quinziiy yang sangat serasi baginya. "Kalian terlihat begitu serasi. Aku menyukai kalian berdua. Apakah kalian memang berpacaran?" Jawab perawat itu sambil memasang muka penasarannya
"Yaa suster dia memang pasanganku, apakah tatto di pinggangku tak cukup untuk membuktikan bahwa aku sangat mencintainya? Aku yakin kalian pasti sudah melihatnya di pinggangku saat kalian menelanjangi ku" Jawabku sambil membalikan badanku agar pandanganku melihat langsung kearah perawat yang tengah berdiri itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Revenge For Quinziiy
RomanceHidup Dave hancur karena keluarga Geraldy yang ingin menjadikan ia sebagai penerus perusahaan Geraldy NY Company. Tapi bagaimana kalau saat itu ia masih berada di dalam kandungan? Lucia Geraldy yang ingin sekali memiliki keturunan ternyata mempunyai...