Hidup Dave hancur karena keluarga Geraldy yang ingin menjadikan ia sebagai penerus perusahaan Geraldy NY Company. Tapi bagaimana kalau saat itu ia masih berada di dalam kandungan?
Lucia Geraldy yang ingin sekali memiliki keturunan ternyata mempunyai...
Tuhan buatlah imanku kuat saat berada dekat dengannya. Gumam ku pelan saat aku dan Quinziiy berada di pantai.
Aku tau semua wanita di pantai umumnya pasti berpakaian mini, tapi anehnya hasratku datang hanya saat melihat Quinziiy memakai bikini hitamnya. Dia seperti dewi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ciieee tatto baru." Godaku sambil melihat tatto namaku yang terukir di punggung mulus milik Quinziiy.
Flashback on
"Kau ingin tatto seperti apa Dave? Bukannya di pinggangmu sudah ada?" Tanya Alex sambil mendudukan ku di kursi panjangnya.
"Dia tidak menyukai posisi namanya di pinggangku, tolong kau hapus saja Lex dan buatkan aku tatto baru di dada sebelah kiriku. Jangan salah tulis okey." Kataku sambil menatap senyum ke Quinziiy.
15 menit kemudian.
Aku berdiri dari kursi baring itu tanpa mengancing bajuku karena masih mengeringkan tattonya. "Sayang kamu mau atau tidak? Aku juga nga..." Quinziiy menutup mulutku dan langsung berjalan kearah kursi baring itu. Dengan ekspresi kaget aku hanya bisa menatapnya.
Dia merebakan badannya dengan posisi tengkurap dan menaikan baju sampai punggung mulusnya itu terekspos dengan jelas. "Buatkan aku satu tatto bertuliskan nama Dave di punggung sebelah kanan ku. Buatlah dengan hati hati." Jawab Quinziiy dengan nada ketusnya.
Aku hanya tertawa melihat mereka berdua yang saling membencin. Mungkin. Dengan menarik kursi besi itu aku duduk di samping Quinziiy dan kembali menatapnya dengan senyuman.
"Berisik." Jawab Quinziiy ketus. Dengan perasaan kesal dan gemes padanya tanpa pikir panjang akupun langsung mengangkat dan menggendongnya kearah raut. "Dave!! Jangan!" Teriakan Quinziiy sama sekali tidak ku hiraukan.
"Siapa suruh membuatku kesal." Jawabku sambil terus menggendongnya ke arah laut. "Maafkan aku Dave, iya ngak gitu lagi janji." Aku tertawa mendengar jawabannya itu tapi tetap saja tak ku hiraukan.
Bbyyuuurrrr!
Aku berjalan di atas dermaga dan melemparnya ke dalam air, dia meronta ronta di dalam air dan aku tertawa menikmati ekspresinya itu.
Mengamatinya lama kelamaan membuatku sedikit heran. Dia tidak berenang dan hanya meronta ronta. "T-tol-ong!" Teriak Quinziiy sambil melambai kearahku. Oh god! Dia ngak bisa berenang!
Aku langsung terjung ke dalam air dan berenang kearahnya dengan cepat. Ku pegang pinggangnya dan kurasa dengan jelas kalau seluruh badannya gemetar dan tangannya langsung melingkar di leherku.
Orang orang yang melihat itu segera datang dan memberi bantuan, mereka membantuku memegangi tangan Quinziiy dan membantunya berjalan ke pinggir pantai. Aku menepuk nepuk pipinya dan langsung memberikan dia nafas buatan serta dengan cepat memompa jantungnya. "Sorry beb, aku ngak tau." Sambil terus memompa jantungnya.