Pagi itu aku merasakan sebuah tangan tengah melingkar di perutku dari belakang, aku membuka mata dan berbalik ke belakang dengan perlahan. Ternyata yang aku dapati di sana adalah dada bidang milik Dave, namaku terukir dengan jelas di dada sebelah kirinya. Dave masih sangat terlelap karena pergulatan panas kami semalam. Aku mencoba mengelus rahang Dave yang kokoh. "Honey, wake up." Bisik ku dengan pelan. Dave merespond bicaraku dengan membuka sebelah matanya. "Hmm ini masih terlalu pagi sayang." Dia semakin mengencangkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di leherku sambil sesekali mengecupnya dengan lembut.
Aku memegang tangan Dave yang masih melingkar di perutku dengan lembut. Tubuhnya sangat hangat dan nyaman. "Baby apa aku membuat kesalahan semalam?" Tanya Dave dengan suara berat efek baru bangun tidur. Aku kembali berbalik kearahnya dan menaru salah satu tanganku di dadanya.
"Kesalahan? No honey. Aku menikmatinya."
"Seriously? I hope soo."
"Maaf karena aku belum berpengalaman sepertimu Dave."
"Yaa kau mengejek ku lagi baby."
"Apa kau merasa terejek?"
"Tidak juga. Hey apa kau menyukai hadiah kecilku semalam?"
"Hadiah kecil? Dave, menghias kamar apartku bukanlah hadiah kecil okey? Itu hadiah yang besar. Thanks for that."
"No, bukan itu honey."
"So what?"
"Junior ku. Semoga dia bisa tubuh di dalam sana."
"Maksudmu?"
"Yaa Dave kecil."
Aku tersentak kaget saat mendengar pernyataan Dave lalu dengan refleks memegang perutku. Aku menatap Dave yang belum bangun sepenuhnya. "Apa kau membuahiku semalam? Why?"
Dave menarik ku lebih dekat dan membuka kedua matanya. "Karena aku menginginkan bukti dari hubungan ini. Menikahlah dengan ku Quinziiy Ananta Geraldy. Aku ingin setiap pagi bangun dengan posisi seperti ini. Di sampingmu mengucapkan selamat pagi dan mengecup pipimu yang cubby itu." Dave mengusap pipiku dan sesekali mencubitnya. Aku masih tidak percaya apa yang ku dengar saat ini karena situasi nyawa Dave yang belum terkumpul semua untuk bangun dan sadar apa yang baru saja dia katakan. "Dave i think you dreaming now." Dave mengecup bibirku pelan dengan sedikit berdurasi. "Apa kau masih belum percaya padaku honey? Apa memberikan juniorku masih belum cukup? Aku bisa memberikan semua jika kau mau dan jika kau sanggup menampung mereka semua di rahimmu sayang." Aku melihat senyum Dave pagi itu, belum pernah dia senyum seperti itu. Seperti tidak ada beban dan hanya memikirkan kebahagiaan. Aku tertawa ringan dan memeluknya dengan sangat erat.
-*-*-*-*-
"Kami sudah mendapati alamat lengkapnya tuan, kami juga sudah memastikan kamar apartemennya. Kelihatannya tuan muda juga sedang bersamanya dari semalam. Apa kita akan memulainya tuan?"
"Tidak, tahan dulu. Aku akan ikut untuk sekalian menjemput Dave disana."
"Baik tuan."
"Pastikan untuk terus mengawasi apartemen itu. Jangan lengah!"
"Sesuai perintah anda tuan."
"Bagus. Kirim alamatnya dan saya akan segera ke sana."
"Baik tuan."
Aku mematika telfonku dengan Tino, berjalan lalu menatap bingkai foto yang terpampang di dinding itu. "Nadien? Bisakah kau menjaga Dave dari sana? Dia sangat keras kepala dan susah untuk di atur. Sekarang dia malah menaru hati pada salah satu anggota keluarga jahanam itu. Aku takut mereka akan melukai anak kita, Nadien."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Revenge For Quinziiy
RomantikHidup Dave hancur karena keluarga Geraldy yang ingin menjadikan ia sebagai penerus perusahaan Geraldy NY Company. Tapi bagaimana kalau saat itu ia masih berada di dalam kandungan? Lucia Geraldy yang ingin sekali memiliki keturunan ternyata mempunyai...