Menahan sesuatu rasa
Menjauhi cinta yang mendatangkan duka
Tak ada yang menduga
Bahwa sebenarnya hati ini terluka............
Farga menghela napas pelan, entah apa yang sedang dipikirkannya. Cinta? apa pria ini punya hati? hutang? mustahil. Dia adalah seorang Joshe Farga Angkasa anak dari Bramasta Jody Angkasa jadi mana mungkin dia punya hutang. Perusahaan ayahnya ada dimana-mana.
Kalau pak joko satpam sekolah itu baru benar. The King Of tukang ngutang kopi, mungkin ia pencetus jargon Bocah ngopi napa ngopi, atau mungkin anak itu adalah titisannya. Entahlah.
"Kamu kenapa? kok suntuk gitu?"
Suara lembut itu membuat Farga tersenyum kecil yang tak lain suara ibunda Farga, Shinta.
Farga begitu menyayangi Shinta, ibundanya. Mungkin, kalau tak ada legenda "Sangkuriang" Farga lebih memilih bundanya itu tuk jadi istrinya ketimbang perempuan lain yang hanya bikin pusing sebab kebanyakan makan micin.
"Ngga papa bun. Tugas sekolah numpuk," alibi Farga sambil menyenderkan kepalanya manja pada bahu Shinta.
"Namanya juga pelajar ya pekerjaannya belajar, ngerjain tugas.Kamu yang semangat dong." ucap Shinta dengan mengusap lembut rambut anak kesayangannya itu.
"Nanti si cantik pulang dari London," lanjutnya, kata-kata itu sukses membuat Farga terpelonjak kaget, Ia membelalakan matanya.
"Kodok ngorek itu balik kesini? dia netep disini? tinggal lagi disini?" Cerca Farga sambil meneguk ludahnya dalam-dalam.
Jika di rumah sikap cool dan cueknya hilang begitu saja entah kemana. Mungkin nyangkut di pohon cemara kali yah.
"Eh Aga, kamu ngga boleh gitu. Itu adik kamu satu-satunya. Kok kaya ngga seneng gitu. Terus, kodok ngorek? orang adik kamu cantik gitu kok dipanggil kodok sih," Omel Shinta pada anaknya ini.
Seneng? bagaimana Farga senang saat mengetahui adik tercintanya itu pulang. Cantik? benarkah, tapi menurutnya adiknya itu tak halnya macam kodok ngorek yang loncat kesan kemari dan mengikutinya kemana saja. Sungguh berita yang memperburuk mood Farga.
"Kapan nyampenya?"
"Seben-" jawaban Shinta terpotong oleh suara cempreng sumbang tak karuan berteriak.
"Hai every body, Kya! Bunda!" suara itu berasal dari tenggorokan seorang gadis manis bernama Rafika Angkasa, adik manisnya Farga yang dijulukinya Kodok itu.
Farga memekik jengah. Ia menutup kupingnya karna teriakan Fika yang memekakan telinga.
"Nggak usah teriak Dok," Fika yang sedang memeluk bundanya itu pun melepas pelukannya dan mengerut kening.
Gadis manis dengan rambut ombak hitamnya itu menatap sengit kakaknya.
"Kakak macam apa sih, adik pulang bukannya disambut malah disambit," Fika berkacak pingga dan mendengus kesal.
"Terus, dok? Kakak masih manggil Fika kodok. Lah ngeselin banget sih, untung ganteng!"
"Nih, buat Kak Aga." ucap Fika lagi sambil menyodorkan sebuah gantungan kunci berbentuk mahkota.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Prince
Teen Fiction'Tentang rahasia yang mendatangkan luka dan derita hingga tak menyisakan tawa, namun ada satu cinta yang akan merubah segalanya' Dari luka yang perlahan hilang karna cinta Hingga dia yang datang mengembalikan ceria Dalam hidup Key, ia hanya tau bahw...