CHAPTER 42

171 19 2
                                    

Dilla mulai kebingungan, ia sudah sangat buntu untuk menemukan cara agar sahabatnya yang satu ini tidak murung lagi.

Tak beda jauh dari Dilla, Sasa pun begitu.

Melihat Key terus menerus diam dengan tatapan kosong benar-benar membuat mereka berdua sedih. Key memang gadis yang tak suka banyak bicara dan terkesan cuek, namun kali ini. Diamnya Key sungguh menjadi bukti bisu akan kehancuran hatinya.

Kayaknya gue harus nemuin Ela deh nanti. Ela kan sahabat Key dari dulu, pasti dia tahu caranya ngehibur Key. Batin Dilla.

............

"Ga. Udah dong galaunya, Lo masih punya kita-kita. Ya nggak?" Perkataan Nathan langsung diangguki oleh Fathur dan Yogi.

"Lo biarin Key tenang, dia belum bisa berpikir jernih. Lo harus kasih dia waktu," ujar Fathur.

"Bener apa yang di kata si Fathur, Ga. Lo mending tunggu beberapa hari deh, ntar kalo Key dah mulai jinak. Baru tuh Lo bujuk lagi,"

"Bego! Lo pikir Key hewan, jinak-jinak." Yogi hanya nyengir mendengar protesan Nathan.

"Woi! Kampret. Diem aja, kita lagi nasehatin nih." Seru Fathur yang geram karena melihat Farga yang hanya diam sedari tadi.

"Gue cabut," Farga berdiri dari duduknya, ia mulai mengambil kunci motornya dan bergegas pergi meninggalkan kediaman Yogi.

Fathur, Yogi dan Nathan hanya bisa menatap kepergian Farga. Mau dicegah pun pasti itu akan berujung pada kesia-siaan.

"Lo pada tahu kenapa Farga segitu sedihnya karena di putusin Key?" Dengan kompak, Yogi dan Nathan menggeleng.

"Gue harus ceritain ini ke kalian, biar kita bisa sama-sama bantu Farga keluar dari keterpurukannya." Lagi, dengan kompak mereka berdua mengangguk.

"Kalian tahu kan, kalau bokap gue itu udah kerja di perusahaannya keluarga Farga sejak lama?"

"Iya, terus?"

"Karena bokap gue adalah kaki tangan dari Om Bram, jadi bokap gue tahu sebuah rahasia dan karena emang bokap gue udah kerja sama om Bram lama, dia udah anggap Farga kayak anaknya sendiri, dan tadi malem. Nggak ada angin nggak dan hujan, bokap gue datengin gue dan nyeritain sesuatu yang buat gue kaget."

"Om Freedy emang cerita apaan ke Lo?" tanya Nathan.

"Gue harap kalian nggak ember ya. Ingat! Gue kasih tahu ini supaya kita bisa bantu Farga,"

"Iya curut! Bawel amat. Cepetan kasih tahu!" Geram Yogi.

Dengan sekali tarikan napas, Fathur pun memulai penjelasannya kepada dua orang di depannya itu. Yogi dan Nathan pun benar-benar menyimak dan mencoba memahami apa yang Fathur beri tahu.

"Sumpah! Jadi kembaran Mr. Bram bunuh ibunya Key?!"

"Iya Than, gue juga kaget." balas Fathur.

"Dan kakaknya Key bales dengan bunuh Mr. Abraham balik?" Giliran Yogi yang tercengang.

"Iya! Dan saat kejadian ibunya Key di habisi, si Farga disitu. Entah takdir berencana apa, ibu Key malah minta tolong ke Farga buat jaga si Key, jadilah Farga buat janji."

"Gue nggak nyangka si Farga bisa mendem masalahnya sendirian, dia pikir dia sendiri. Padahal dia bisa berbagi bebannya ke kita, dia punya kita. Sahabatnya," perkataan Nathan langsung di setujui oleh Fathur dan Yogi.

"Gue kasihan sama Farga, alasan dia jadi sedingin itu selama ini ternyata itu? Pantesan si Farga bisa berubah derastis sejak adanya Key."

"Alasan Farga jadi batu es itu karena rasa bersalahnya, dan entah kekuatan cinta Key buat Farga atau sebaliknya, keberadaan Key bisa buat Farga hampir jadi dirinya yang awal."

"Maksudnya dirinya yang awal apaan dah," bingung Nathan.

"Kalian tahu? Dulu tuh Farga nggak beda jauh dari Lo Gi. Sama-sama geblek, gila, aneh, absurd, sukanya cengar Cengir nggak jelas. Gue saksinya, kalian tahu kan gue sama Farga satu SMP?"

"Kok gue ngerasa tersungging ya," Yogi mengelus dadanya, sabar.

"Nah Gi. Lo kan pernah bilang tuh pengin jadi si Farga. Biar bisa kayak Farga, mending Lo coba ngelakuin hal yang bikin Lo ngerasa bersalah deh, sama sekalian Lo patah hati. Kali aja habis itu Lo bisa jadi kayak Farga. Dingin, cuek, cool, keren, banyak yang suka, badannya atletis, gitu-gitu. Gih buruan!"

"Bangsul!" umpat Yogi.

"Eh tapi gue nggak nyangka kalau Farga udah jatuh cinta sama Key dari dua tahun yang lalu. Padahal gue hampir takut kalo Farga Guy! Karena sifat dinginnya yang kelewatan. Eh ternyata, alasannya karena kejadian itu dan rasa dia buat Key." Nathan sama sekali terkejut, kenapa Farga bisa menutupinya.

"Iya, maka dari itu. Sekarang Farga benar-benar hancur, kita harus bantu dia."

"Lo bener Thur, kita harus bantu Farga." Setuju Yogi.

"Tapi caranya?"

"Caranya kalian harus kembalikan kepercayaan Key untuk Farga. Kalian harus bongkar kebusukan seseorang."

Ketiga pria yang tengah serius berpikir langsung menoleh ke sumber suara.

Dilla!

Ketiga pria itu langsung berdiri dari duduknya.

"Dilla, Lo kok disini?" Kejut Yogi.

"Bukan cuma Dilla, tapi gue!" Sasa yang entah darimana langsung muncul begitu saja.

"Kalian berdua? Ngapain kesini? Dan maksud dari perkataan lo apa Dilla?"

"Gue akan jelasin ke kalian, tapi sebelum itu. Kalian beneran mau bantu kan?" Jawab Dilla.

"Pasti!" Tegas mereka serempak.

..........

Hayoloh, apa ya yang dikasih tahu Dilla?
Kalian punya nggak sahabat sebaik mereka?
Aku untung punya wkwkwkkw
Tunggu kelanjutannya ya
Vote and comment💜💜

My Secret PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang