CHAPTER 22

304 51 16
                                    

Happy Reading

.........

Key melangkah keluar sekolah dengan kepala menunduk. Ia sangat tersinggung dengan kalimat Farga tadi, bahkan ia juga masih terkejut dengan itu semua.

Bagaimana tidak, tiba-tiba Farga datang. Lalu meminta Rafi melepas genggamannya, kemudian Farga nampak sangat kesal. Dan dengan teganya mengatakan hal yang membuat Key merasa seperti gadis murahan.

"Kalo jadi cewek jangan mau seenaknya dipegang atau diajak cowok, ngerti?"

Key menghela napas kasar, kata-kata itu seakan mengiang di gendang telinganya. Key sakit hati, namun jika dipikir Farga ada benarnya. Memang sebenarnya kan dirinya tidak mau digandeng atau pergi dengan Rafi. Namun, karna perasaan tidak enak hati jadi ia mengiyakan. Ah tapi, Farga tak seharusnya berkata seperti itu.

Memikirkannya membuat kepala Key pusing, ia mempercepat jalannya. Setelah sampai di depan gerbang ia membuka ponselnya. Ia akan menghubungi Rey sekarang.

"Key,"

Panggilan itu sukses membuat Key yang sedang menghubungi Rey jadi mematikan sambungannya. Dengan hati-hati Key menoleh ke belakang. Ia mengerut kening bingung, setelah kejadian tadi mengapa dia menemuinya.

"Farga," ucap Key spontan.

"Lo nunggu jemputan?" Mendengar pertanyaan Farga, Key mengangguk saja.

"Lo mau ikut gue sebentar?" Farga mengucapkannya dengan ragu.

"Eh hah?" Key terkejut ditempat.

"Jawab, iya atau enggak?" tanya Farga pada Key yang terdiam dengan wajah bingungnya.

"Kemana?"

"Iya atau enggak?" ulang Farga.

Key memutar bola matanya. "Enggak," ucapnya.

Ngapain gua mau pergi sama dia, dia ngelarang gua pergi sama Kak Rafi. Tapi dianya juga ngajak gue pergi.

Key memalingkan wajahnya, ia memilih memperhatikan jalanan. Farga tetap menatap Key, setelah puas menatap gadisnya ia membalikan badan dan pergi.

Key yang sedang memperhatikan jalan memutuskan melirik ke sampingnya, berniat melihat ekspresi Farga. Namun, niatnya yang tadi hanya ingin melirik menjadi menoleh sepenuhnya saat melihat punggung Farga yang semakin jauh.

Sungguh, ia baru sadar kalau Farga meninggalkannya setelah mendengar jawabannya. Key menggigit bibir bawahnya. Mengapa melihat Farga meninggalkannya begitu saja tanpa membujuknya lagi membuat Key sedih.

Ya memang Key yang aneh, mengapa ia harus menolak. Ah tapi. Key memejamkan matanya, ia menghembuskan napasnya lagi dengan gusar. Ia melangkahkan kakinya memasuki sekolah lagi. Jalannya ia cepatkan.

Mata indah Key memperhatikan sekeliling parkiran sekolah, berharap melihat orang yang ia cari. Dan sampai akhirnya arah pandangnya berhenti pada satu objek.

Dilihatnya Farga sedang memutar motornya untuk keluar dari parkiran, Key langsung berlari sebelum Farga melajukan motornya.

My Secret PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang