'Tentang rahasia yang mendatangkan luka dan derita hingga tak menyisakan tawa, namun ada satu cinta yang akan merubah segalanya'
Dari luka yang perlahan hilang karna cinta
Hingga dia yang datang mengembalikan ceria
Dalam hidup Key, ia hanya tau bahw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.......
Dengan seraya bersenandung riang, Farga menyisir dan menata rambutnya. Ia terlihat sangat senang sekali, bahkan sesekali ia berjoget mengikuti nyanyiannya.
"Andai di pisah laut dan pantai tak akan goyah gelora cinta,"
Farga menyanyikan dengan nada volume yang keras, hingga puncak Reff.
"Bulan madu di awan biru tiada yang menggangu bulan madu di atas pelangi hanya kita berdua, nyanyikan lagu cinta..."
"Hih, Kak Aga berisik. Kalo nyanyi itu biasa aja gak usah keras-keras," tiba-tiba Fika masuk ke kamar Farga dan mulai mengicau.
"Ah elo ganggu aja, gue lagi nyanyi dok" ucap Farga, merasa rambutnya sudah rapi ia berlanjut mengambil parfum dan menyeprotkannya pada tubuh.
"Astagfirullah Kak, itu baunya nyengat banget. Ih perawan aja kalah baunya," ucap Fika seraya menutup hidungnya dengan tangan.
"Protes mulu, dah sana keluar. Ngga bisa liat orang seneng sebentar,"
"Yaudah, Fika tunggu di bawah. Udah siang juga tau, nanti Fika telat" Fika pun beranjak keluar dengan langkah gedabak gedebuknya.
"Ganggu aja, lanjut ah. Bulan madu di atas pelangi hanya kita..."
"Kak Aga!!!!"
"Eh iya iya ini otw,"
Sifat asli Farga memang sesekali akan muncul. Contohnya sekarang, Farga yang periang dengan penuh canda tawa.
Bukankah aneh? Farga yang dingim dengan semua kebungkamannya mempunyai kepribadian yang jauh berbanding terbalik.
.........
Farga mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar, sepanjang jalan ia bersiul-siul tak jelas. Fika yang di sampingnya jadi mengerut kening heran.
"Kak, habis dapet gratisan piring apa gimana?" Tanya Fika dengan menaikan satu alisnya.
"Fik, lo tau gak?"
"Enggak lah, kan belum di kasih tau" sunggut Fika.
"Eh iya, jadi gini–" Farga menjeda kata-katanya, membuat Fika penasaran.
"Gini apa?" Tanya Fika tak sabar.
"Gini. Kita udah sampai jadi lo bisa turun. Jadi anak yang baik ya,"
