CHAPTER 11

543 67 22
                                    

Aku selalu disisimu
Hatiku setiap waktu berharap tentangmu
Jiwaku ingin dekat denganmu
Namun
Apa boleh dikata
Raga ini harus selalu berjarak darimu
Agar mata ini tetap bisa melihatmu

........

Dengan ditemani segelas cokelat panas, Key duduk di ayunan yang terdapat di taman rumahnya. Ditatapnya langit yang kini nampak indah karena sinar bulan serta banyaknya bintang yang bertaburan.

Key menghela napas panjang, mungkin dengan itu sedikit beban dan sepinya berkurang. Sendiri, dirumah megah ini. Key benar-benar bosan. Meski banyak pelayan namun tak ada yang bisa menghiburnya.

Papanya Mr. John sangat sibuk dengan pekerjaannya dan tunggu, perlu kalian tau bahwa Key mempunyai seorang kakak laki-laki. Namun, kakaknya memilih tinggal di Jerman. Negara asal papanya, semuanya karna kejadian itu, kejadian yang membuat semua berubah dan mulai dari situ Semua seakan terasa semakin berat.

"Mama," kata itu terlontar begitu saja.

"Mama kangen Key gak yah, kalo Key kangen mama. Key sendiri mah disini,"ucap Key dengan menatap bintang yang berkerlap-kerlip di atas sana. Seolah itu cerminan ibundanya.

Matanya memanas, dadanya sesak jika ia mengingat kembali kejadian itu. Kejadian yang membuat mamanya harus pergi, kejadian yang membuat dirinya harus sendiri.

Seketika air matanya jatuh, ia memejamkan matanya. Ia sangat merindukan mendiang mamanya. Sangat, rindu belaian tangannya. Rindu akan nasehat dan sesekali omelannya. Rindu akan hangatnya pelukan dari mamanya.

"Ma, temani Key disini. Key sendiri Key-" kata-katanya terhenti saat sebuah suara berat mengambil perhatiannya.

"Siapa bilang kamu sendiri?"

Mendengarnya Key menoleh ke asal suara, semburat senyum terukir langsung di wajahnya. Air mata yang tadi membasahi pipinya ia hapus langsung. Dengan cepat Key berlari menghampirinya.

"Kak Rey!" teriaknya dengan berlari. Yang dipanggil pun dengan senang hati merentangkan tangannya untuk mendekapnya.

Dan sampailah Key dalam dekapan orang yang ternyata adalah kakaknya. Arey Ladni Gruve.

"Kakak ke Indonesia?" tanya Key tak percaya.

"Kakak nggak mau kamu sendiri terus disini," ucap Rey dengan mengelus lembut punggung adiknya yang bergetar itu.

"Kamu jangan nangis Key," ucapnya lagi.

"Key tadi nangis karna kangen mama, dan sekarang Key nangis karna seneng kak Rey dateng," jelas Key.

"Kakak akan temenin kamu terus disini, kakak ngga akan biarin kamu sendiri lagi" mendengar itu sontak Key melepas pelukannya.

"Kak Rey mau tinggal disini lagi,menetap?"

Mata Key berbinar.

"Iya, kakak udah urus semuanya. Kakak akan lanjut kuliahnya disini," pernyataan Rey itu membuat Key sangat bahagia.

Key dan Rey pun berjalan dan duduk di ayunan yang tadi ditempati Key. Mereka sama-sama melepas rindu. Karna memang selama kurang lebih setahun ini, Key hanya bisa melihat wajah Rey via call.

My Secret PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang