CHAPTER 6

727 79 21
                                    

Ketika aku yang sebelumnya ingin menjauhi
Namun keadaan yang memaksa tuk membuatku mendampingi

Keyza Nadzira Gruve

............

Teriknya matahari siang ini sungguh menambah rasa lelah di badan Key. Pelajaran olahraga sangat menyita tenaganya. Sudah panas, disuruh berlari lari. Haduh, Key memang tak terlalu suka pelajaran olahraga. Sit up pun Ia tak bisa, benar-benar tak niat.

Kini, materi pelajaran olahraganya adalah basket. Ia tak suka basket, merasa seperti Duo Srigala, abangku sayang ngga pulang pulang. Eh kok malah nyanyi, pokoknya Key benar-benar tak suka.

Ia menghela napas berat sambil sesekali menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya.

"Duh, kok ngga selesai selesai sih. Capek tau," sunggut Key.

"Woy cepetan dong prakteknya, gantian. Panas tau nunggunya," teriak Dilla, Ia mulai kesal sekarang.

"Ia bentaran, nih bola lari-lari mulu. Susah ditangkepnya kaya doi yang nggak peka peka," sahut salah satu siswa yang sedang melakukan praktek memasukan bola ke ring, tapi kok kedengarannya kaya curhat yak.

"Buruan! elah," teriak Dilla lagi,

kadang-kadang Dilla juga bisa galak namun tatapannya masih kalah sama tetangga sebelah. Key.

"Udah Dill, sabar napa. Orang sabar-" ucapan Sasa terhenti dengan perkataan Dilla.

"Pantatnya lebar!" potong Dilla penuh penekanan.

"Panas tau, liat Key tuh pucet gitu. Kita udah nunggu lama, mending nunggunya boleh sambil neduh lah ini disuruh tetep di lapangan. Dikira kaga panas kali, dasar guru geblek." sambungnya dengan disertai hembusan napas kasar.

"Udah udah, tuh dah selesai. Yuk giliran kita," Key pun berlari mengambil bola ke tengah lapangan.

Dari tadi Key sedang mencoba melemparkan bola ke ring namun tak masuk masuk. Padahal kini Ia sedang praktek, Ia tak mau nilai prakteknya kecil.

"Ayo dong masuk masuk please, gue mohon. Bola pinter ayo masuk ya okeee huhuhu" gumam Key lalu memejamkan matanya sambil berdoa.

"Oy Key, lo lagi ngapain dah. Cepetan, malah komat kamit nggak jelas" omel Sasa dan diangguki oleh Dilla.

"Iya iya sabar, elah pms lo berdua." Dan kini, Key mengambil ancang-ancang dan.

Aw!

Yang terdengar bukan sorak sorai karna bolanya masuk ring melainkan erangan seseorang.

"Astaga, OMG, mampus, sial, mati deh nih mah. Aduh abis riwayat gue!" Key merutuki dirinya sendiri. Ia mencak mencak tak jelas, terlihat raut khawatirnya.

"Kak Farga, aduh Sa gimana nih. Tamat riwayat Key," Dilla dan Sasa langsung menghampiri Key yang masih bingung harus bagaimana.

Mungkin terlalu semangat atau bagaimanan, Key melempar bolanya kuat-kuat. Tapi, masalahnya Ia melemparnya tidak ke arah ring. Bolanya melenceng ke arah samping lapangan dan mengenai kepala Farga yang kebetulan sedang berjalan disitu. Sungguh Key membangunkan beruang Atlantika dari istirahatnya.

My Secret PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang