CHAPTER 50

234 23 5
                                    

Hari ini merupakan hari Sabtu, hari yang menyenangkan karena besoknya adalah Minggu. Hari dimana siswa kelas dua belas seperti Farga bisa melepas penat dan terlepas dari buku-buku.

Selama beberapa hari Farga di bebankan dengan pelajaran dan juga misinya untuk tahu apakah dugaannya benar atau salah mengenai Rey dan Fika.

Dan selama itu juga Key mulai merasa Farga banyak pikiran, oleh karena itu ia mengajak Farga, Nathan, Yogi, Fathur, dan dua sahabat nya pergi ke Dufan.

Dufan bukanlah tempat yang buruk untuk melepas penat. Mereka bertujuh sudah hampir dua jam disini. Banyak wahana yang mereka sudah coba, dan kebanyakan adalah yang memacu adrenalin.

Kalian tahu siapa yang memilih? Siapa lagi kalau buka Yogi. Pria gila tak punya saraf di otaknya ini terus meminta permainan yang menakutkan. Padahal, jika sudah menaikinya ia akan berteriak-teriak histeris.

Menyebalkan.

Jika tidak dituruti, kalian tahu kan Yogi itu gila.

Seperti saat ini, Yogi meminta agar menaikinya wahana Tornado, Yogi sampai terduduk di pintu masuk wahana itu memegang erat pagar besi di sampingnya. Hanya karena yang lain sudah tak mau mengikuti kemauan gilanya.

"Berdiri," perintah Farga dengan tatapannya.

"Gue pengin naik ini," sungguh dia seperti perempuan.

"Geli gue, biasa aja Gi. Ayo kita istirahat dulu," ucap Fathur.

"Gue mau naik ini tau," Sunggut Yogi.

Okey Yogi sudah menjadi tontonan. Teman-temannya bingung, padahal jika ditilik dengan seksama Yogi mempunyai paras yang tak jelek-jelek amat. Bahkan masuk kategori tampan, kulitnya yang putih, hidungnya mancung, matanya yang bundar, dan jambulnya yang wow. Tapi kenapa otaknya berbanding terjungkal begitu?

"Kak, nggak mual dari tadi naik yang berat-berat?" Tanya Dilla.

"Gue baru pertama kali ke Dufan Dill, gue udah list.in permainan apa aja yang mau gue naikin bareng kalian. Ini list terakhir gue,"

"Yaudah iya, ayo naik semuanya." Kesal Nathan. Mau sampai kapan Yogi akan berada di posisi itu.

Yogi tersenyum lebar.

"Gitu dong,"

Dan jadilah mereka bertujuh menaiki wahana ini.

Akibat dari mereka yang menaiki permainan yang anti mainstream, lihatlah kondisi mereka akibat kemauan spesies itu. Rambut Dilla, Sasa dan Key lepek dan agak kusut. Muka Fathur dan Nathan sudah menahan mual sejak tadi. Dan Farga? Jangan tanyakan. Mukanya merah padam, karena Yogi Key tadi sempat muntah satu kali.

"Ga," panggil Yogi.

"Apa?! Mau naik lagi? Sono sendiri, nggak sekalian Lo ikut terjun payung?" Kesal Farga.

"Tau," Sunggut Sasa.

"Beb kok gitu si, belain pacar sendiri dong."

Pacar?!

What?!

Aduh kalian jangan terkejut ya. Memang, Soal yang ini Yogi benar. Sasa memang pacarnya, saat mereka sedang membantu agar kejahatan Ela terkuak, diam-diam Yogi juga melancarkan aksinya untuk mendekati Sasa.

Bukan hanya itu faktor yang membuat Sasa mau menerima Yogi.

Kalian ingat amarah Yogi pada Ela waktu itu? Kata Sasa pada Dilla. Yogi terlihat keren dan cool saat memarahi Ela.

Baiklah.

Mereka memang cocok.

Sama-sama aneh dan agak kurang sehat jiwanya.

My Secret PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang