Teriknya matahari di siang ini tak mempengaruhi dua orang yang sedang saling diam itu untuk tidak datang dan bertemu.
Menatap satu sama lain dengan tatapan tajam. Belum ada yang mulai berbicara, namun sorot mata satu sama lain sudah mampu mengatakan segalanya.
Farga menarik napasnya pelan, mencoba mengontrol emosi yang berkecamuk hebat di benaknya. Untuk saat ini, setidaknya akalnya masih ingat bahwa dia masih di sekolah. Entah jika nanti.
"Mau apa lo?" tanya Rafi, mengawali perbincangan.
"Mau gue? gue mau lo jujur dan bilang yang sebenarnya." ucap Farga.
"Lo ngomong apa sih?"
"Gue nggak nyangka kalau lo itu adalah seorang pembohong ulung. Salut loh gue," Farga tersenyum kecut. Berjalan lebih dekat.
"Lo-"
"Siapa yang kasih tau lo tentang itu semua? bilang sama gue," Nada tenang masih terdengar jelas dari setiap kata-kata Farga.
"Ck. Lo denger?"
"Iya. Semua. Kasihan gue sama lo, saking sukanya sama cewek gue lo sampai harus bohong. Makasih ya, udah suka sama Key. Tapi, maaf-maaf nih ya. Key milik gue, cintanya hanya untuk gue. Jadi lo mending mundur dan hilangin semua rencana busuk lo,"
Kata-kata Farga sangat menusuk Rafi. Harga dirinya seperti di jatuhkan dengan tidak hormat.
"Bacot!" bentak Rafi.
BUGHHH
Satu pukulan lolos Rafi berikan di sudut bibir Farga. Terlihat darah sedikit mengalir, namun dengan cepat Farga langsung menghapusnya. Ia tersenyum remeh.
"Kenapa? perkataan gue terlalu benar ya?"
"Iya! gue bohong. Kenapa? lo gak terima. Oh iya, jelaslah lo nggak terima. Lo kan Prince yang sebenarnya. Iya kan? hahaha," Rafi tertawa. Tawa yang sangat membuat Farga muak.
"Lo mau gue jujur? okey. Gue akan jujur, tapi gimana kalo gue bukan hanya jujur tentang hal itu." mendengarnya Farga mengerut kening.
"Gimana kalo gue juga jujur bahwa lo," Rafi menunjuk tempat di depan wajah Farga."Joshe Farga Angkasa. Anak dari Bramasta Jody Angkasa, seseorang yang berasal dari keluarga Angkasa."
Mata Farga membulat sempurna. Jantungnya langsung berdegup sangat cepat. Kenapa pria ini juga tahu tentang hal itu?
"Kaget? masih mau suruh gue jujur sama Key? atau harus lo yang bilang sendiri ke dia kalau lo secret prince aslinya? tapi jangan salahkan gue kalo setelah itu, Key malah akan benci sama lo." Rafi mendorong bahu Farga dengan telunjuknya.
"Siapa yang kasih tau lo tentang semua itu?!" Farga mulai tersulut emosi. Tapi iya masih coba menahannya.
"Kasih tau? lo tanya siapa yang kasih tau gue tentang lo yang berasal dari keluarga pembunuh?"
"Anjing! jaga mulut lo!"
"Kenyataan,"
"Keluarga gue buka pembunuh. Jadi jaga bicara lo!"
"Halah!"
Satu pukulan akan mulai Rafi layangkan. Namun Farga menahannya, dia tak akan membiarkan pria yang sangat ia ingin habisi saat ini menyentuh wajahnya lagi.
"Lo main-main sama gue. Okey, gue ladenin lo sekarang!" Farga membalas dengan memukul bagian sudut mata kanan Rafi yang membuat dia jatuh tersungkur.
"Bangun lo! sini lawan gue! gue bikin mampus lo hari ini Bangsat!"
Akhirnya, amarah yang sejak awal ia coba tahan meledak juga. Emosinya meluap-luap, Farga sudah tidak peduli bahwa dia masih ada di lingkungan sekolah. Dia sudah tak menghiraukan akan hukuman yang pasti ia dapatkan. Yang ada dipikiran Farga sekarang adalah memberi pelajaran kepada seseorang yang telah berani-beraninya mencoba memisahkannya dari Keyza sekaligus menghina keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Prince
Teen Fiction'Tentang rahasia yang mendatangkan luka dan derita hingga tak menyisakan tawa, namun ada satu cinta yang akan merubah segalanya' Dari luka yang perlahan hilang karna cinta Hingga dia yang datang mengembalikan ceria Dalam hidup Key, ia hanya tau bahw...