'Tentang rahasia yang mendatangkan luka dan derita hingga tak menyisakan tawa, namun ada satu cinta yang akan merubah segalanya'
Dari luka yang perlahan hilang karna cinta
Hingga dia yang datang mengembalikan ceria
Dalam hidup Key, ia hanya tau bahw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menghindar aja terus, nggak papa Karna gue yakin, hati lo gak akan kemana-mana.
Joshe Farga Angkasa
............
Dengan telaten, Shinta berkutat dengan rajutannya. Biasanya untuk mengisi kegiatannya di waktu senggang ia akan merajut di ruang tengah. Hasil rajutannya pun sangat indah.
Namun, arah pandangnya teralih kepada putrinya. Dahi Shinta mengkerut, kenapa lagi dengan putrinya ini. Shinta geleng-geleng melihat Fika, putrinya turun dari tangga sambil bersenandung ria seraya berjoged asik. Apa putrinya ini habis mendapat hadiah stiker dari jajanan sosis.
"Fika kalo turun tangga itu hati-hati sayang, kalo jatuh gimana." Shinta berusaha menasehati.
"Sakitlah. Bunda ini ada-ada aja," balas Fika enteng, ia pun duduk di sebelah mamanya.
"Kamu ini, karna bunda tau bakal sakit jadi bunda suruh kamu hati-hati. Ihh kamu tuh," Shinta geram sendiri jadinya. Fika hanya nyengir kuda, ia berkutat lagi dengan ponselnya.
"Fik, bunda seneng denger kamu punya banyak temen disana." Ucap Shinta.
Sepulang sekolah, Fika langsung melesat menemui bundanya. Mulutnya langsung berkicau menceritakan apa saja yang dialaminya di sekolah barunya, tak ada yang terlewat.
Shinta yang mendengarnya pun senang, tapi Fika kalau bercerita kaya kereta ekspres. Jadi Shinta hanya mengangguk-angguk saja. Dihati ia bingung, bagaimana bisa putrinya se cerewet itu.
"Oh iya!" Shinta terlonjak kaget.
"Kenapa sayang?" Tanya Shinta.
"Fika belum ceritain itu ke Kak Aga bun, aduh lupa. Fika ke kamarnya dulu ya." Fika langsung berlari menuju kamar sang kakak. Shinta menepuk keningnya pelan.
"Punya anak perempuan kok gitu amat yak," ucap Shinta prihatin.
Fika berjalan cepat ke arah kamar kakaknya, ia langsung membuka pintu tanpa ada maksud baik mengetuk. Bibirnya langsung tersenyum lebar kala melihat orang yang dicari ada di depan meja belajar.
"Kak Aga lagi ngapain?" Tanya Fika seraya duduk di tepi ranjang.
"Lagi nyuci," jawab Farga asal.
"Wah Kak Aga rada gesrek nih," balas Fika.
"Ya abis lo, pertanyaannya nggak bermutu banget." Ucap Farga, masih fokus dengan bukunya.
