CHAPTER 43

169 16 0
                                    

Malam semakin larut, hari pun sudah berganti walau langit masih gelap gulita. Hawa dingin yang menusuk di setiap permukaan kulitnya tak membuat seorang Bramasta goyah.

Ia tetap setia berdiri di halaman rumahnya yang luas, hanya untuk menunggu sang putra kebanggaannya pulang. Sudah lewat jam dua pagi, dan Farga belum juga kembali ke rumah.

Shinta sama khawatirnya dengan Farga, hanya saja ia tak ikut menunggu Farga di luar, karena Mr.Bram yang melarangnya. Shinta sudah terlelap setelah susah payah Mr. Bram menenangkannya. Fika pun tak beda jauh, namun bedanya ia malah tertidur kala sedang menanti Farga.

"Kemana kamu Farga?" Gumam Mr. Bram cemas.

"Tuan, lebih baik tuan masuk. Biar kami yang menunggu Den Farga," salah satu satpam rumahnya datang.

"Tidak perlu, saya ingin menunggu Farga." Satpam itu pun mengangguk dan kembali ke tempatnya.

"Hp tidak aktif. Ya Tuhan," Mr. Bram benar-benar khawatir.

Ia akui dirinya adalah seseorang yang sangat sibuk, bahkan bisa dibilang sebagian waktunya hampir ia dedikasikan untuk pekerjaan. Waktunya dengan keluarga sangat jarang. Namun, Bramasta tetap mempunyai naluri seorang ayah.

Putranya belum pulang sedari pagi, ayah mana yang tak khawatir. Mr. Bram mengerahkan anak buahnya untuk mencari Farga, namun sejauh ini. Tak ada kabar baik yang ia terima.

Mr. Bram tetap setia berdiri dan berharap motor Farga datang.

Sampai tiba-tiba, ponselnya berdering.

"Iya, bagaimana? Kalian menemukan Farga?"

".........."

"Apa?! Baiklah. Cepat bawa putraku pulang, bawa dia dengan hati-hati."

Mr. Bram langsung memutus telponnya. Ia mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa kamu bisa mabuk Farga," lirihnya.

...........

Mr. Bram menatap putranya yang sedang tertidur itu dengan iba. Ada rasa kesal di benaknya kala tahu putranya itu mabuk-mabukan, namun rasa kesalnya berganti menjadi rasa perih setelah mendengar setiap racauan yang keluar dari mulut Farga saat dirinya tak sadar tadi.

Para anak buah Mr. Bram datang dengan membawa Farga dalam kondisi dalam pengaruh minuman beralkohol, anak buah Mr. Bram menemukan Farga di salah satu club' malam. Farga meminum lebih dari sepuluh tenggak Win.

Mr. Bram cukup terkejut mengetahui putranya meminum minuman seperti itu, karena Farga sebelumnya tak pernah seperti itu.

"Sebegitu kah kamu mencintai Keyza? Sampai selesainya hubungan kalian membuatmu sekacau ini," ucap Mr. Bram.

Ia tak tahu menahu apa yang terjadi dalam hubungan antar kedua pasangan itu, ia tahu Farga putus karena mendengar Farga yang terus mengatakan.

'jangan tinggalkan aku Key, jangan putus'

Mr. Bram bingung, perasaan dirinya tak sebudak itu dulu saat mencintai Shinta. Kenapa anaknya separah itu?

........

Hari ini adalah hari Sabtu, yang artinya hari libur. Waktu ini sangat di gunakan dengan baik untuk melancarkan rencana yang sudah disusun lima orang itu dengan matang.

Pagi hari ini, mereka sudah berkumpul di kediaman Yogi.

"Tapi ini Lo yakin, kalau mereka bakal ketemuan?"

"Yakin, paket banget. Gue denger sendiri kok kemarin pas ke rumahnya"

"Okey, jadi kalian siap?" tanya Nathan.

"Siap!" seru Yogi, Fathur, Sasa dan Dilla kompak.

..........

Key menatap makanan yang ada dihadapan nya dengan tak berselera, Rey yang melihatnya jadi mendengus kesal.

"Key. Makanan tuh dimakan, bukan cuma diliatin. Kalo makanannya baper gimana?" Cetus Rey.

"Kak Rey nggak ada bakat ngelawak, jadi mendingan diem." Balas Key sarkas.

Rey hanya menggeleng kan kepalanya heran, ada apa dengan adiknya itu.

Ting Tong

Suara bel rumah itu menyita perhatian dua orang itu. Salah satu pelayan rumah langsung bergegas membuka pintu, selang beberapa lama Dilla muncul dengan senyumnya yang mengembang.

"Pagi Key, Pagi Kak." sapa Dilla pada Rey dan Key.

Rey pun tersenyum hangat.

"Dilla, sini ikut sarapan." Ucap Key.

"Kamu emang sarapan?" Tanya Rey.

"Diem deh, udah yuk bawa ke kamar sarapannya. Disini ada pujangga yang sedang di mabuk cinta," sindir Key dan menarik Dilla untuk pergi ke kamarnya dengan membawa serta sarapannya.

"Untung adik tersayang," gumam Rey.

..........

"Jadi Sasa ada di rumah Ela, kenapa Lo nggak kabarin lewat telpon si. Kan Lo bisa suruh gue kesana, jadi Lo nggak perlu jauh-jauh kesini."

Kalo gue nggak kesini, gagal rencananya dong.

"Gue nggak kepikiran,"

"Kita berempat emang mau kemana?"

"udah sana siap-siap dulu. Jam segini belum mandi, perawan macam apa Lo?"

Dilla langsung kena lemparan bantal dari Key.

"Diem. Iya gue mandi, tapi agak lama nggak papa ya?" Cengir Key.

"Iya serah Lo,"

Key pun masuk ke dalam kamar mandi. Setelah melihat Key benar-benar masuk, Dilla langsung menghubungi seseorang.

"Hallo, nih si Key lagi siap-siap, Lo udah di rumah si Medusa?"

"Bentar lagi nyampe ini,"

"Bagus, okedeh."

Dilla pun memutus sambungannya. Ia tersenyum senang.

"Semoga berhasil," lirihnya.

Dilla menatap pintu kamar mandi yang tertutup."Lo akan tahu siapa sebenarnya orang yang Lo anggap sahabat itu,"

........

Maaf ya aku potong2 wkwkwkkw
Biar nggak kepanjangan aja
Mendekati and?

Ekhem, secepatnya sih.
Penasaran nggak nih?
Lanjut?
Wokehhhh

Vote and comment💜💜💜

My Secret PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang