Part 2 (s)

498 10 0
                                    

Kepo

"kalau kamu punya trauma masa lalu, jangan disangkutkan sama aku dong, aku cowo baik-baik, setidaknya itu yang bunda bilang."

Setelah pertemuan kemarin, sore itu di taman. Ternyata Tuhan masih memberikan kesempatan kepada mereka, untuk kembali bertemu.
Trey baru saja keluar dari gerbang sekolahnya, lalu dia menaiki angkutan umum, karena memang trey bukan anak orang punya. Dia hanya punya mobil losbak, itupun untuk mengangkut ayam. Dan satu buah motor jadul milik babanya. Yang terkadang mogok di jalan. Ada saja masalahnya, terkadang kempes ban, abis bensin, akinya lemah. Trey memilih duduk di dekat pintu, ini adalah posisi paling enak. Sekalipun kadang ada ibu-ibu yang meminta untuk geser, dengan alasan bahwa ibu-ibu itu turun lebih dekat. Atau ada juga yang khawatir seperti ini.

"Neng, masuk aja ke dalem, De tolong, kamu geser. Kasian dia perempuan, takut jatuh," ucap ibu-ibu yang sedang memegang kardus belanjaan, mungkin ibu tersebut punya warung. Dan baru pulang belanja dari pasar. Karena isinya ada chiki-chiki anak kecil.

"Iya Bu." Anak laki-laki yang sedang memainkan ponselnya itu berusaha untuk berganti posisi.

"Kamu," ucap anak SMP itu. Namun Trey diam seakan tidak mengenal, toh memang dia belum tau nama lelaki tersebut. Dia acuh, dan pindah tempat.

10 menit perjalanan, angkot itu hanya ditumpangi supir, dan 2 penumpang yaitu dia dan Trey. Tentu saja, ibu-ibu yang tadi sudah turun.

"Kenalin Nama aku Devano Rezaldi Hehanusa," ucapnya sambil mengulurkan tangan. Trey mengerutkan keningnya, tanda bahwa iya bingung. Perasaan dia tidak mengajak kenalan.

"Gak usah bingung gitu, aku tau kamu sebenarnya penasaran kan sama nama aku," ucap lelaki itu sambil tersenyum.

"Enggak, geer banget sih," ujar Trey sambil memalingkan mukanya. Dia kesal.

"Semua cewe emang gitu, jinak-jinak merpati." Vano menarik kembali tangannya, toh Trey tidak akan mau menyambutnya.

"Ucapan kamu seakan-akan sudah biasa menghadapi perempuan, inget anak SMP dilarang pacaran."

"Jelas dong, cewe mana yang gak bisa dideketin Vano, kata Bunda jatuh cinta itu hak setiap manusia. Jadi gak masalah tuh, sekalipun aku masih anak SMP."

"Cowo itu emang pinter deketin, so peduli, ujungnya kalau ga dijadiin mantan, ya pergi tanpa alasan," ucap Trey ketus.

"Gak semua cowo kaya gitu,"

"Semua cowo juga bilang kaya gitu." Trey kesal sekali, laki-laki di sampingnya ini, selalu menyahuti ucapannya.

"Kalau kamu punya trauma masa lalu, jangan disangkutan sama aku dong, aku cowo baik-baik kok, setidaknya itu yang bunda bilang," ucap Vano serius. Entah, bermaksud apa. Namun, terdengar seperti ingin dipercaya.

"Semua cowo sama aja, brengsek! Kecuali papah aku, tapi kata mamah, papah aku juga brengsek," ucap Trey, dia hanya mengutip ucapan tersebut.

Kemudian Trey menyetop angkot tersebut, lalu turun dan membayar ongkosnya. Trey terus berjalan melewati pasar dan jalanan yang becek, dan kumuh. Dia tidak tau bahwa Vano sedang mengikutinya dari belakang. Dengan sekuat tenaga Vano menahan jijik dan bau. Sesekali dia terlihat ingin muntah. Maklum dia tidak biasa pergi ke tempat seperti ini.

Jangan lupa follow+vote+comen
Dengan itu, aku semakin semangat menulisnya

Salam kenal semuanya

Dari aku yang suka rindu sendiri...

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang