Part 7 (s)

165 4 0
                                    

Deal

"Lagian nyah,  mun tara solat, tara ngaji, tara mayar zakat, tapi hanyang asup surga? Mikir! emang boga orang dalem di surga."

"Ini diminum," ucap Trey sambil memberikan satu botol minuman mineral,  yang sering teman-temannya promosikan ketika dia sedang tidak fokus.
"Makasih," ucap Vano dengan tulus. Dia bahagia, padahal cuma di kasih air mineral.
"Iya, gimana? Cape? Tapi lucu deh, kamu pinter juga ya, bisa langsung jago motongin ayamnya  aku gak nyangka," ujar Trey kagum.

"Vano gitu loh." Sombong Vano.
"Dipuji dikit, langsung tuh hidung kembang kempis,"
"Haha iya engga deh, jadi aku udah deal jadi sahabat kamu kan?" Tanya Vano memastikan,dia takut perjuangannya menjadi sia-sia.
"Eum gimana yak, boleh deh,"ucap Trey ragu, tapi gak  ada salahnya mereka bersahabat. Karena Vano gak seburuk yang Trey pikir. Anak itu sangat asik. Dan juga terlihat tulus.
"Deal," ucap Vano sembari  mengulurkan tangannya dan disambut oleh Trey dengan dibarengi anggukan.
"Yes! akhirnya bisa sahabatan sama cewe jut awww iya engga ampun awsss," ringis Vano kesakitan karena cubitan Trey.
"Haha rasain,"  ucap Trey kesal.

"Kamu manis juga ternyata, kalau senyum gitu."
"Iya lah,"  ucap Trey bangga.  Sebenarnya dia sedang malu setengah mati.
"Iya sampe bikin diabetes."
"Wah ngajak berantem nih anak,"
"Haha ampun Trey ."

"Ga ada ampun," ujar  Trey mengejar Vano dan lelaki itu terus berlari dengan sepedanya. Trey tidak berniat mengejar Vano karena pasti akan tertinggal. Dia berjalan untuk pulang. Dia menggerutu karena teman barunya itu curang.

Pukul 17:50 Trey bergegas untuk pergi ke masjid. Jujur saja walaupun dia tomboi dan belum tetap memakai kerudung, tapi dia tidak lupa untuk melakukan ibadahnya.  Ditambah di kawasan dia tinggal memang agamis sekali,  jadi mereka akan berjamaah solat magrib di mushola. Ketika adzan Sudan memanggil.

Setelah selesai, Trey bergegas pulang, saat memakai sendal matanya  melihat seseorang yang sedang berdiri di kerumunan rombongan laki-laki, yang baru keluar dari mushola juga.

Vano? Trey kaget kenapa bisa anak itu belum pulang dan ada di masjid. Jujur dia  sangat tersentuh,  ketika melihat laki-laki ke masjid di jaman sekarang yang memang sudah bukan jadi rahasia umum, bahwa remaja sekarang pasti akan sibuk memaikan gadget mereka dan lupa waktu, jangankan untuk pergi solat ke masjid, untuk pergi makan keluar kamarpun, rasanya enggan.

Vano melambaikan tangannya, lalu berjalan  menghampiri Trey.
"Kamu belum pulang?" Tanya Trey, setibanya lelaki itu ada di depan mata.

"Kenapa? Aneh ya liat cowok ganteng ada di musolah?" Tanya Vano, yang terdengar sangat menyebalkan di telinganya.

"Dih percaya diri sekali anda, biasa aja tuh," ujarnya sambil berjalan, kemudian  diikuti Vano,  entah kemana perginya sepeda vano. Dia menaikan sampingnya dan disorenkan di bahu, terlihatlah lelaki itu  memakai celana armi selutut dan sendal gunung, koko dan peci. Dasar bocah ga waras, ga ada malu-malunya.
"Kamu tadi beneran solat apa cuma ikutan doang biar disebut  rajin?"
"Enak aja,  kalau ngomong yak, ya solat lah"
"Ya kan siapa tau gitu,"
"Huu... so tau banget sih kak, emangnya kalau mau ibadah harus pamerin ke semua orang? Enggak kan." Trey mengangguk.
"Lagian yah,  mun tara solat, tara ngaji, tara mayar zakat, tapi hanyang asup surga? Mikir! emang boga orang dalem di surga? "

"Hahaha iya juga yak,"

Trey melotot, ternyata Vano

"Lah ngerti bahasa sunda?"
"Kenapa engga."
Vano menggaruk tengkuknya yang tak gatal,  jujur,  dia salah tingkah sekarang.

Jangan lupa follow+vote+komen
Supaya aku semakin semangat menulisnya

Terima kasih

Salam kenal
Dari aku yang kecilnya gak suka makan kuning telur

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang