Part 29 (s)

105 2 0
                                    

Kemana aja?

Udah hampir satu minggu Trey dan Vano tidak pernah debat, juga tidak pernah marahan dan tidak saling perhatian. Hubungan mereka masih biasa-biasa aja tidak maju tidak mundur. Bahkan cenderung membosankan, untum Trey. Karena bagaimana pun perempuan makhluk perasa. Dia melihat Vano yang sedikit berubah cuek, berpikir mungkin Vano sudah mulai bosan dengannya.

Trey akhirnya mengikuti sutu organisasi tentang alam, seperti perkemahan. Vano tidak tau akan hal itu. Toh Trey pikir, Vano tidak mungkin mau tau, mengingat sekarang jarang sekali dia berkomunikasi dengan lelaki itu. Tapi, di balik cueknya Vano dia tidak pernah absen untuk mengantar jemput Trey. Namun menurut Trey, mungkin ini sudah menjadi kebiasaan saja. Tidak lebih.

"No!"

"Iya apa?"

"Besok gak usah jemput dulu ya."

"Kenapa?"

"Aku mau hiking No," ucap Trey sembari memainkan ponselnya.

"Lah kemana?" Dengan ekpresi kaget, kemudian kembali datar.

"Ke Gunung Gede Pangrango."

"Kok baru bilang."

"Dadakan soalnya."

"Gak mungkin sedadakan ini kali Trey, bagaimanapun semua butuh latihan dulu." Vano masih belum terima, pria itu tidak mengeluarkan ekspresi apapun.

"Maaf aku lupa," ucap Trey sembari tersenyum tanpa dosa.

"Ya sudah." Vano mengankat bahunya.

"Boleh nih No?" Trey menepuk jidatnya, buat apa juga dia bertanya seperti itu. Ingin sekali ditahan? Emang siapa?

"Gak!" Mutlak.

"Yahhh No, sekali ini aja Kok," ingatkan Trey, kenapa perempuan ini menjadi bucin.

"Dua kali kek, tiga kali, tetep gak boleh, bahaya Trey. Jangan macem-macem lah, gak suka Aku."

"Aku juga butuh pengalaman No,"

"Siapa bilang Kamu gak boleh punya pengalaman, setidaknya carilah yang lebih aman."

"Terserah No,. intinya Aku bakal tetep pergi sore nanti, titik."

"Up to You!" Vano memasang wajah marahnya. Trey tau bahwa Vano memang tidak akan mengijinkannya, karena lelaki itu bisa dibilang posesif, bahkan protective banget. Tapi Trey akan tetap pergi. Toh Mamahnya juga sudah mengijinkannya.

Esok hari,

Trey berangkat subuh-subuh sekali, katanya menghindari macet. sesampainya di tempat tujuan. Rombongan berbaris, untuk diabsen.

"Trey!" Panggil seseorang dari baris yang berbeda dengannya.

"Dirga!" ternyata Dirga juga ikut hiking, syukurlah, setidaknya dia tidak akan mati kebosanan, karena ada orang yang dikenal.

"Kamu ikut ini juga Dir." The power off basa basi.

"Iya Trey, lumayan buat pengalaman dan refresing juga."

"Haha bener banget, Gue juga ikut, karena lagi malas banget ikut pelajaran."

"Lah bukannya dari dulu ya?"

"Sialan ih."

"Duh manis banget ya ucapannya."

"Haha maaf maaf,"

"Maafin gak yaa?"

"Gak peduli sumpah deh."

"Maafin deh, apasi yang gak buat Trey, cewek manja, manis dan pinter."

"Bagus banget ngerayunya. Sampe meleleh,"

"Gapapa deh asalkan Mbaknya seneng, Masnya ikut aja deh."

"Dirgaaaa awas kau ya," ucap Trey sambil mengejar Dirga karena ingin segera menghakimi pria playboy cap botol kecap.

Jika saja Vano ada di sini, mungkin pria itu tidak akan senang, melihat kedekatan dirinya dengan Dirga.

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang