Terlalu bahagia
Vano sudah siap di motornya, lelaki berperawakan tinggi itu, membawa motor matic yang membuat kakinya selalu terbentur. Terkadang Vano mengeluh pada Trey, dan mengutarakan niatnya untuk membawa motor besarnya. Namun Trey, selalu bilang, bahwa dia tidak akan mau dijemput jika memakai motor besar milik Vano. Aneh, di saat orang lain justru mengindahkan, Trey justru tidak ingin. Perempuan itu tidak suka jadi pusat perhatian.
"Ayoo naik big bos!" Perintah Vano, setelah memberikan helm.
"Okayy."
"Treyy,"
"Apa?"
"Aku ngerasa saat boncengin kamu gini, kok kamu beratan ya sekarang. Kamu naik emamg berat badannya?" Tanya Vano jahil.
Try POV
"Lah masa iya sih, enggak kok." aku pun berpikir masa iya sih berat badan aku nambah. Tapi bisa jadi, soalnya celana jeans yang biasa aku pakai, beberapa udah gak muat.
"Iya Teh, kamu gendutan pasti ini mah." sebagai perempuan yang sangat sensitif dengan berat badan, aku langsung kesel pas Vano bilang aku gendutan. Dasar lelaki tidak peka. Perempuan itu jangankan dibilang gendutan, bilang pipinya chabi aja udah kesel.
"Engga kok, orang aku makannya dikit, malah sering makan sayur, jarang makan yang berlemak," ucapku mengelak, plis deh cewe itu beratnya 60 kilo aja pas ngaca pasti bilang dirinya langsing ko. Termasuk aku. Aku 61 setengah.
"Lah, malah gak percaya kamu mah, nanti deh aku beliin timbangan."
"Hmmm," kode satu, biar dia peka, aku udah ga mau bahas soal berat badan lagi.
"Kamu gak ngerasa emang Trey?"
"Hmm" masih aku sabarin ko Noo.
"Masa iya, kamu ga ngerasa Trey, coba deh pikir-pikir, baju kamu yang warna merah itu, masih muat gak?" Vano terus berusaha, dan aku ingat. Baju itu sudah sesak dipakainya.
"Apaan sih No, mau aku gendut kek, apa kek badan badan aku, kom kamu yang repot, kenapa kamu gak suka? yaudah kalau gak suka, jangan deket-deket aku lagi sekalian, cari sana orang yang lebih langsing." nah kan keluar juga deh akhirnya, lagian si Vano dari tadi mancing-mancing melulu sih, sebel aku. Bilang aja dia malu, jalan sama cewek gendut kayak aku.
"Kamu lagi pms ya Trey?"
"Gak," jawabku dengan ketus.
"Maaf deh Trey, aku kelepasan." ungkap Vano dengan suara yang terdengar menyesal. Terserah deh, aku udah keburu kesal.
"Bodo amat gak urus." Biar tau rasa dia.
"Iya Trey, aku tau kok, kamu kurus," ucap Vano kepadaku sambil tersenyum. Kenapa aku bisa tau? Karena kaca spion sebelah kanan mengarah ke wajahnya.
"VANOOOOOOO," teriakku dengan kencang. sambil mencubit pinggang Vano, lelaki yang dicubit itu malah tertawa sembari mengucapkan kata maaf berulang-ulang. Namun aku tidak memberikan ampun lagi. Vano sampai menepikan motornya sebentar. Dia tidak ingin kecelakaan di jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Jatuh Cinta
Genç KurguFollow dulu, biar bacanya tenang. "Cinta itu bukan surat yang harus selalu ada balasannya" @ayufitriani656