Mantan gebetan?
Trey sedang istirahat di perpustakaan. Dia jarang sekali jajan. Bukan tidak bisa jajan tapi dia memilih untuk tidak jajan. Rasa malas bertemu banyak orang, alasan itu membuat dia malas pergi ke kantin.
Brak
"Sindi,"
Perempuan yang baru saja di sebutkan namanya itu, menunjukan ekspresi yang sulit diartikan. Trey tahu dia adalah ketua tim basket perempuan yang namanya sangat terkenal di sekolahan ini. Tidak salah memang, Sindi mempunyai otak yang lumayan pintar dan wajah yang mendukung. Tapi, minus kelakuan. Bagi Trey, Sindi hanya manusia dari sekian banyak orang yang selalu menyepelekan orang lain. Buktinya kemarin, saat mereka merebut lapangan untuk latihan.
"Gue mau bicara."
"Ada apa?"
"Gue liat kemarin Lu nempel mulu sama si Vano, kalian jadian?"
Trey bingung harus jawab apa. Eum maksudnya untuk apa Sindi menanyakan itu, mereka pernah dekat, atau bagaimana.
"Gue jadian sama Vano? Enggak lah."
"Lu gak suka sama dia?"
"Kita cuma sahabatan."
"Ouh jadi rasa kalian ketahan di persahabatan."
"Apaan sih Sin."
"Gue masih sayang sama Vano Trey, gue harap lu jauhin Vano."
Trey kaget. Namun segera dia hilangkan ekpresi kaget itu, agar tidak terlalu ketara."Maksudnya?"
"Lu ga perlu tau Trey, intinya gue harap lu mau ninggalin Vano."
"Tapi kenapa?"
"Lu tau kan Trey, di jalan aja kalau ada tikungan pasti dikasih kaca, artinya sebelum nikung itu ngaca dulu Trey."
"Atas dasar apa Lu nyuruh gue jauhin Vano."
"Karena gue akan nyoba yakinin Vano bahwa gue pantas untuk dia."
Trey tersenyum miring, dia tau sekarang, kelemahan gadis sombong dihadapannya ini.
"Silahkan. Kalau bisa."
"Kenapa ? Lu suka sama dia?"
Trey hanya menggeleng,
"Bagus jadi gue harap lu denger itu Trey, atau lu mau eskul putsal abal-abal itu, kehilangan banyak anggota."
Trey menggepalkan tangannya. Kali, ini Sindi benar-benar keterlaluan.
"Jangan bawa-bawa ekskul."
"Ya eskul Lu akan segera ditutup."
Sindi berlalu keluar dari perpustakaan. Meninggalkan Trey yang sangat marah. Apa untungnya berebutan laki-laki. Kalau Vano mau ya silahkan. Emang lelaki cuma Vano doang di dunia ini. Kan enggak.
Semua gara-gara Vano. Coba kalau dia tidak tebar-tebar pesona kemarin di lapangan. Tidak mungkin, ada cewek yang berani melabraknya begini.
Trey mendumel sendiri. Mungkin, lebih baik dirinya menjauhi Vano saja. Daripada masalah menjadi lebih rumit. Dia tidak suka keributan. Apalagi yang diributkan laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Jatuh Cinta
Teen FictionFollow dulu, biar bacanya tenang. "Cinta itu bukan surat yang harus selalu ada balasannya" @ayufitriani656