Part 4 (s)

268 7 0
                                    

  Tegar

"Aku orangnya ga enakan sama orang lain, tapi orang lain malah seenaknya."

W

aktu menunjukan pukul lima sore, artinya orangtua Trey baru saja akan pulang berdagang dari pasar, mungkin sekarang sedang beberes lapak. Dengan begitu, inilah tugas Trey untuk berbakti dengan membantu orang tua. Dia membereskan rumah. Menyapu, mengepel, dan menaruh barang-barang pada tempatnya. Rasanya lelah sekali. Tak lama, orangtuanyapun datang. 

"Assalamualaikum," ucapnya dengan penuh semangat. Sebenernya menindir, karena babanya lewat seperti tidak melihat Trey.

"

Waalaikumsalam, lu olang dari mana saja hah, tak ada bantu olangtua, kerjanya main-main saja, dasar anak muda jaman sekarang," ujar babanya. Sunggu detik ini Trey menyesal berlelah-lelah membereskan rumah. Niat baiknya sekaan tidak terlihat.

"Ya maaf Ba, tadi biasa ada ekskul dulu," ucap Trey memberikan penjelasan.

***

"Lu lagian yak neng , jadi bocah ko bandel kebangetan dah, lu itu cewe contoh tuh si marpuah anaknya si jaenab selain pinter di sekolah, dia juga jago masak, bukan jago nendang bola sampe sepatu rusak," ucap mamahnya Trey dengan logat betawi asli. Sungguh ini sudah malam, dan pembahasannya hanya istirahat sebentar saat adzan Maghrib.

Trey hanya bisa tersenyum masam, ngelawan takut dosa, ga dilawan mulutnya gatel pengen ngomong, daripada besok  ga dikasih uang jajan, jadilah Trey diam.
Semua sudah selesai waktunya mengerjakan pr dan pergi tidur.

Ting...

Bocahsmp

Malam Trey,
Selamat tidur have nive dream ;*

Mendapatkan sms itu membuat Trey tersenyum sendiri, walaupun sedikit geli. Tidak ada niat untuk membalas pesan tersebut. Walau tangannya sudah gatal untuk mengetik. Namun saat hendak menekan tulisan balas, Trey mengurunkan niatnya dan kembali menaruh handphonenya.

Perempuan memang seperti itu jika dibalas cepat  takut disebut agresif. Jika dibalas lama malah dikira jual mahal. Trey tidak memusingkan hal tersebut dia perlahan menutup matanya dan terlelap.

***

Pagi datang

Trey tak kunjung membuka matanya hingga mamahnya yang sudah sibuk di dapur sedari subuh pun harus membangunkan anak semata wayangnya itu.  Padahal sedari tadi, dirinya sudah teriak memanggil nama Trey untuk bangun.

"Trey bangun, kalau gak mamah siram pake gentong mang sapri,"  ucap mamahnya final. Gentong mang sapri adalah sebutan untuk drum namun pemilik drum itu mang sapri entah dari mana mamahnya itu mengeluarkan pemikiran jika drum itu gentong mungkin sama-sama bisa diisi air  sesuka mereka lah.

Melihat anaknya tak kunjung bangun. Mamah Trey tersenyum licik.

"Trey bangun kalau ga mamah potong uang jajan mu 100%"

Gubrak

Trey segera bangkit, dia tau ancaman ibu negara pasti benar benar akan terjadi.

***

Trey berjalan seperti biasa melewati pasar yang memang sudah ramai dari jam 3 pagi. Berhubung pasokan ayam masih di perjalanan jadilah babanya tidak cepat ke pasar.

"Eh ada neng Trey, sekola neng," ucap salah satu pedagang. 

"Iya Bu," ucap Trey ramah, memang sebagian dari pedagang di pasar sudah mengenal Trey.

Matanya sedikit terganggu dengan adanya nenek-nenek tua berjualan leupeut (makanan yang terbuat dari beras ketan dan kacang dengam di bungkus daun bambu) dan aneka jajanan tradisional yang lain dia bergegas membawakan wadah sang nenek itu.

"Biar aku aja,"
"Kamu."
"Selamat pagi juga,"
"Ga jelas."

Trey cukup kaget dengan kedatangan Vano. Namun dia tetap bersikap biasa saja. Kemudian pamit pada nenek itu dan mengejar angkot yang akan segera pergi. Naas angkot itu sudah pergi terlebih dahulu.

"Tuhan tau hari ini kamu ditakdirkan buat bareng aku," ucap Vano sambil mengendarai motor sport hitam.

"Aku nunggu angkot aja,"

"Nolak rejeki dosa loh, kan lumayan bisa ngirit uang jajan " ucap vano masih bermarketing ria.

"Maaf, mending kamu pergi aja, bentar lagi jam 7."

"Masa kamu tega sih sama aku, aku udah nungguin kamu loh,"

"Maaf silahkan duluan."

"Aku orangnya ga enakan , tapi orang malah seenaknya sama aku"
Vano pergi meninggalkan Trey dengan tatapan bingung. Apa maksud lelaki itu. Apa dia marah? lah kan tidak ada yang dirugikan untuk Vano. Malah jika dia tidak menumpang, maka Vano akan lebih irit bensin. Itulah yang dipikir oleh Trey, mungkin Trey terlalu dini untuk mengetahui maksud lelaki itu.

Jangan lupa follow+vote+komen yaa
Karena itu bisa membuatku semakin semangat menulisnya.

Terima kasih

Salam kenal
Dari aku yang belum bisa bedain mana ketumbar mana merica

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang