Part 38 (s)

124 4 0
                                    

Author POV

Trey sudah selesai ekskul English clubnya. Dia pulang sendiri. Ingin menelpon Vano namun dia sedang marah karena kejadian tadi siang. Gengsi kalau harus minta jemput begini.

Dia berjalan menuju halte. Sebuah sepeda berhenti di hadapannya. Dan itu ternyata Vano. Ngapain dia bawa sepeda? Pakaiannya juga sudah ganti dengan yang lebih santai.

"Non pulang sendirian gak takut? Abang bonceng mau ga?" Vano berlagak jadi abang-abang ganjen.

"Enggak!" Dengan ketus Trey membalas pertanyaan Vano.

"Yakin? Emang ga capek?"

"Vano, jangan ganggu deh, bolos aja bolos sono!" masih dalam mode yang kesal.

"Udah ko, ga usah disuruh juga. Udah bolos. Makasih loh ya, siraman membawa berkah."

Trey tak menghiraukan ucapan Vano. Dia berjalan tanpa bicara apapun. Dan Vano menyusul menggunakan sepedanya.

"Maaf deh janji ga akan sekali lagi ulanginya."

"Iya, tapi ulanginya berkali-kali."

"Hehe, tau aja deh, ibu negara."

"Berisik!"

"Ups, ok ga berisik lagi. Tapi ayo pulang. Janji deh bakal traktir eskrim yang di indoapril."

"Dua kotak!"

"Jangan yang itu, yang paket goceng aja"

"Enak aja, yaudah satu kotak kalau ga mau yaudah."

"Iya deh, satu kotak asal makannya berdua. Kalau gini mendingan tadi ga bolos. Rugi bandar." Vano mendumel, padahal dia tidak masalah dengan itu. Hanya ingin melihat senyum kemenangan dari seorang sahabatnya saja. Dan benar beberapa saat setelah Vano mendumel Trey tersenyum penuh kemenangan.

"Enak aja, ga ada bagi-bagi. Belilah kalau mau."

"Apasih yang engga buat kamu. Abang rela ko jadi kasir indoapril cuma buat ucapin selamat pagi, siang, sore malam. Dengan nada yang mendayu dayu. Selamat sore, ada yang bisa dibanting." Trey yang mendengar nada bicara vano yang menirukan gaya karyawan indoaprilpun tertawa.

Mungkin jika kasirnya Vano, akan banyak anak abege yang rela beli pulsa di sana supaya nomornya di-save.

Di Minimarket Vano mengambil lima box eskrim.

"Banyak banget."

"Kan kamu gak mau bagi-bagi,"

"Bercanda kok. Tenang aku bagi, mending simpen lagi takutnya gak abis, mubazir tau."

"Enggak ah. Takutnya kamu bohong."

"Enggak, janji aku bakal bagi kamu." Trey ngeri melihat Kotak eskrim yang lumayan banyak itu. Secinta apapun pada makanan manis dingin itu, dia tidak akan mau jika harus memakan terlalu banyak dan membuatnya sakit gigi dan tidak bisa tidur.

"Maaf Kak, jadi mau beli berapa?"

"Satu."
"Lima."

"Vano,"
"Trey."

"Buruan dong, lama banget sih." Tenang. Ini bukan suara kasir minimarket yang selalu berusaha ramah, ketika ditagih uang seratus rupiah sekalipun.

"Maaf Bu," Trey tidak enak hati, pada ibu-ibu yang kerepotan dengan segala belanjaan keperluan rumah yang lumayan cukup banyak. Mungkin untuk stok satu bulan, dengan jumlah 7 orang. Banyak banget soalnya.

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang