Part 27 (s)

98 4 0
                                    

Awal dari semuanya

"Maaf jika aku masih memberimu seperlunya bukan sepenuhnya."

Trey pulang sekolah, dia sedang menunggu Vano, di gerbang sekolah. Sembari membaca novel dari penulis kesukaannya, dia terlihat sangat serius.
Tak lama Vano pun datang, dia terlihat diam saja, tidak menyapa Trey atau apapun. Trey bingung, dia juga ikut terdiam.

"Trey!"

"Iya No," jawab Trey cepat.

"Kamu ada acara ga?"

"Enggak." 

"Temani Aku ke rumah sakit ya!"

"Kamu sakit No, kok pucat gitu, terus keringetan lagi," Trey melihat Vano dari kaca spion.

"Bukan Aku,"

"Terus siapa?" Tanya Trey heran.

"Cleo kecelakaan saat sedang bermain di sekolahan."

"APA?"  teriak kaget Trey.

"Yaudah ayo No."

Vano dan Trey pergi ke rumah sakit. Lelaki itu, mengendarai dengan kecepatan sedang.

"Assalamualaikum," Vano dan Trey mengucap salam, kepada seorang ibu yang sedang menangis bersama anak perempuannya.

"Waalaikumsalam," jawab ibu itu, yang sudah diketahui  ibunda dari Vano dan kedua anak kembar itu.

"Gimana keadaan Cleo Bun?"

"Dia masih ditangani, tapi dia butuh donor darah, dan stok golongan darah AB stoknya habis."

"Golongan darah AB bukannya bisa menerima golongan darah apa saja Bun?"

"Iya, tapi dokter menyarankan untuk memakai golongan darah AB saja."

"Ayah mana Bun?"

"Ayah masih ada meeting Nak,"

"Si brengsek itu " ucap Vano geram dan membuat Trey sedikit takut, tangan Vano terkepal dan mukanya memerah. Kuku-kukunya bahkan memutih. Matanya menyorotkan kekecewaan.

"Nooo" Trey mencoba untuk menenangkan Vano, dia memegang sebelah tangan Vano yang terkepal itu.

"Kalau Aku bisa, udah pasti Aku yang donorin Mah," karena Vano tau, sang ayah memiliki golongan darah yang sama dengan Cleo.

"Iya No, mamah juga. Sekarang Kami tenang dulu, percayakan pada  dokter, yang  sedang mencarikan gol darahnya."

"Bisnis terus yang pria itu lakuin,  cukup aku yang ga ngerasain kasih sayang, jangan mereka," akhirnya Vano mencari pegangan ke tembok rumah sakit itu.

"Maaf Tante, tadi golongan darah Cleo apa ya Tan?"

"AB negatif Nak,"

"Ouh yaudah Tan, biar aku aja yang donorin. Kebetulan aku AB negatif juga."

"Kamu beneran AB negatif Trey?" Tanya Vano dengan memegang tangan Trey seakan sangat berharap.

"Iya No, ayo kita ke susternya buat tlanfusi."

"Yaudah, ayo Trey!"

Setelah mendapatkan donor darah, dan beberapa tindakan dari dokter akhirnya, Cleo sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. 

"Maaf Bu, mungkin Cleo sebaiknya belajar di rumah saja dulu. karena sepertinya berbaur dengan banyak orang tidak membuat kondisinya lebih baik," ucap dokter yang ber-name tag Apri.

"Iya Dok, nanti Saya diskusikan terlebih dahulu dengan keluarga."

"Yasudah, Saya pamit keluar dulu yah Bu."

"Iya Dok, terima kasih."

Sementara Vano hanya melihat dari luar, kemudian mengajak Trey untuk pergi.

"Kamu masih lemes Trey?"

"Dikit doang Noo, kayaknya makan bakso+mie ayam enak nih," ucap trey sambil mengedipkan sebelah matanya. Entah keberanian dari mana, tapi yang pasti Trey ingin menghilangkan ekspresi khawatir dari Vano.

"Mulai nyabe nih Trey? Jangankan Mie ayam, mie tektek, mie bihun, mienta dihalalin juga aku berani," ucap Vano jumawa. 

"Nakal kamu yak,"  lanjut Vano sambil tersenyum dan mengacak rambut Trey dan mendekatkan Trey pada dada bidangnya. Hati Vano menghangat ketika dekat dengan Trey seperti ini.

"Makasih Trey,"

"Iya Noo,"

"Kamu gak adil ya No, kamu selalu tau tentang Aku, tentang keluarga Aku, hampir gak ada yang terlewatkan, tapi aku maaf ya No."

Vano hanya mengangkuk kemudian mengacak-acak kembali rambut Trey, membuat perempuan itu merengek kesal.

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang