Part 16 (s)

117 7 1
                                    

Ketahuan?

Trey sudah ada di halte dia telah mengabari Dirga. Dia memilih untuk duduk terlebih dahulu. Sambil menggerak-gerakkan kaki, dia memperhatikan setiap orang yang lewat di depannya, sesekali dia menahan tawa. Melihat beberapa orang yang berbonceng tiga, padahal sudah tidak muat tapi tetep dipaksa.  Tidak sampai 5 menit, Dirga sudah sampai.

"Hai Trey, ayo langsung berangkat." Trey bangun dari duduknya, lalu mendekat ke motor Dirga.

"Ok," ucap Trey, sembari menerima helm dari Dirga. Helm retro modern ini sangat cocok untuknya.

"Kamu udah lama nunggu tadi?"

"Harusnya, kamu nanya itu pas di halte tadi Dir,"

"Haha, biar beda aja gitu."

"Perlu banget nih aku jawab, basa-basi banget deh."

"Kalau semua cewek kayak kamu, aku gak akan percaya, kalau ternyata cewek banyak drama."

"Tapi, cewek kan emang begitu. Aku juga suka begitu kok."

"Woaaa pembelaan kamu perempuan keluar nih, sebaiknya kita ganti topik, sebelum puter balik."

"Bisa aja Kamu, Haha."

Sekitar setengah jam, akhirnya sampai juga di galeri yang dimaksud Dirga.
Trey memang menyukai tentang seni. Film, music, tarian, karya seni rupa apapun itu yang ada seninya Trey suka. Makanya dia sangat menikmati. Apa yang disuguhkan di sini.

"Trey lukisan ini bagus, coba diem di situ, gue foto," ucap Dirga yang meminta untuk Trey bersedia difoto.

"Males ah," ucap Trey ogah-ogahan, satu hal Trey tak sukai, yaitu difoto. Jika bukan dia sendiri yang memegang kamera. Ya, dia lebih suka selfie.

"Ayolah, satu doang kok," Dirga tetap memaksa, mungkin bagus juga kalau difoto pakai kamera, dengan ragu dan kebingungan Trey mau berpose.

Dirga mengabadikan Trey dengan kamera dlsr nya. Tanpa Trey sadari sebenarnya sedari tadi, Dirga sudah memfoto Trey secara diam-diam.

"Hape lu mana?" Tanya Dirga.

"Ada buat apa?" Trey bingung. Untuk apa Dirga menanyakan handphonenya, padahal dia memegang kamera bagus.

"Siniin deh!" Pinta Dirga, dia mengeluarkan handphonenya, dan memberikan pada lelaki itu. Dirga membuka aplikasi kamera, saat Trey ingin melihat, apa yang dilakukan Dirga, malah mereka jadi selfi.

"Haha Trey, muka lu lucu banget sumpah, jadi gemes gue." Trey mencoba merebut handphonenya.

"Apaan banget ish, hapus gak!" Pinta Trey padanya.
"Jangan laa, kapan lagi coba bisa poto sama gue Trey."
"Idih najis, so keren banget." 
"Hahaha,"
Mereka tertawa bersama.

"Gak kebayang ya, hidup di masa penjajahan dulu, jangankan mau selfie, mau bersin aja udah takut duluan."

"Iya, gue selalu suka sejarah. Dari sejarah kita bisa belajar, bahwa kebahagiaan itu harus diperjuangkan, bukan menunggu untuk dibahagiakan. Mana ada."

"Lah kok baper." Ekspresi Dirga seolah-olah tidak mengerti apa yang diucapkan Trey. Dia sengaja melakukan ini, dia senang melihat Trey banyak ekspresi.

"Emang baper? Aku atau kamu yang baper?"

"Dirga!" Teriak Trey, dia memperjelas ketidaksukaannya. 

"Trey!" Panggil Dirga,.cukup menjengkelkan di telinganya.

Trey kesal, dia mengejar lelaki itu, tidak seprti film India, ketika Trey berusaha mengejar, justru Dirga melebarkan tangannya, dan Trey masuk ke dalam pelukannya.

Moment mereka berdua diabadikan oleh seseorang yang ada di tempat yang sama dan dalam radius yang lumayan dekat. Mungkin bencana akan segera datang. Tentunya untuk Trey, entah siapa yang melakukan itu, tapi yang pasti orang itu tidak baik. Apa untungnya mengadu.



Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang