Part 19 (s)

116 6 0
                                    

Tanpa kabar?

Trey sudah bangun pagi buta. Mamah dan babanya sudah pergi ke pasar. Dia sebenarnya  sengaja bangun, pagi. Karena ingin membuat nasi goreng, yang diminatinya sejak semalam. Namun terlalu malas gerak. Akhirnya memilih untuk menundanya hingga pagi.

Setelah semua sudah siap. Trey sedang asik, memakan nasi gorengnya. Hari ini, dia membuat porsi lebihan. Untuk Vano. Tapi setelah SMS-nya bergetar, dia memutuskan untuk memasukan nasi goreng tersebut di kotak bekal makanan.

Bocahsmp

Tunggu ya, aku agak telat nih.
06:30

Me
Yup
06:31

Jam tujuh Vano belum juga menunjukan batang hidungnya,  dia bisa kesiangan kalau menunggu Vano. Trey memutuskan untuk  pergi ke sekolah sendiri. Dengan membawa nasi goreng yang sudah di masukan ke kotak bekal itu.

Namun, semua menjadi sia-sia. Nasi goreng itu, tak dimakan Vano, karena lelaki itu sudah menghilang hampir Tiga hari belakangan ini, Vano belum juga menghubunginya. Trey sedikit merasa kehilangan. Biasanya Vano akan merecoki hari-harinya. Awalnya dia biasa saja, mungkin lelaki itu sedang sibuk. Tapi lama-kelamaan dia kesal juga. Seakan hilangnya Vano, menegaskan sesuatu.

Dia sudah mengirimkan banyak pesan pada Vano, tapi lelaki itu sepertinya tidak berniat membalasnya. Jangankan untuk dibalas, di aplikasi WhatsApp saja, Vano sudah menghapus foto profilnya. Kemana sebenarnya lelaki itu. Dia memang sudah mengetahui, rumah Vano. Tapi tidak mungkin untuk datang ke sana. Sejenak dia tertawa, siapa dia, lalu setelah ada di depan rumahnya, mau bilang apa. 'Tante, kenalin aku temannya Vano.' iya kalau disuruh masuk, kalau diusir. Ok sorry, ini berlebihan, gak baik.

Tidak enak dengan keadaan, dia sudah berdebat dengan ego dan masalah pribadinya sendiri. Akhirnya,  Trey memutuskan untuk berkunjung, ke SMP Bina, dia ingin bertemu Vano. Tapi nihil tidak ada,  dia mencari temannya Vano yang bernama Andrew, kepada salah seorang sisiwi SMP. Siswi itupun memberitau di mana andrew brada.

"Andrew yak!" Setelah menemukan lelaki itu di pinggir lapangan, yang sedang meminum sesuatu, mungkin semacam minuman tea kekinian, entahlah.

"Eum Kak Trey ya,"  ucap Andrew, dia berpikir sebentar, sembari berusaha tidak gugup. Ada apa? Pikir Trey, dalam hatinya. 

"Eum jadi gini, kamu tau gak?  Vano kemana ya,  soalnya udah 3 hari ini, dia gak ada kabar."

"Ouh itu ka aku dia eum anu," jawab Andrew dengan lebih gugup dari sebelumnya, membuat Trey semakin curiga.

"Dia kenapa Drew?"

"Dia lagi sakit kak, tapi jangan bilang Vano kalau aku yang kasih tau yak," Trey bingung dengan kata-kata Andrew, memang Vano sakit apa, hingga harus dirahasiakan, parah?

"Dia gak mau Kakak khawatir, makanya dia gak mau kasih tau kakak," penjelasan Andrew membuatnya semakin berpikir jauh, tentang kondisi Vano.

"Ko lama banget sakitnya? Emang gara-gara apa?"

"Tawuran Kak." Demi apapun, dia menyesal telah mengkhawatirkan Vano.

"Apa?" Tanya  Trey kaget. Vano tauran? Ini ga bisa dibiarin. Trey pamit pada Andrew dan langsung pergi ke rumah Vano.

Tingnong

Tingnong

Tingnong

Ceklek

"Eh ada Non, temennya den Vano yah, ayo masuk Non," ucap salah seorang yang membukakan pintu ruang tengah itu, mungkin asisten rumah tangga, yang sudah lama bekerja di sini. Soalnya terlihat sudah tak muda lagi. 
Trey pun tersenyum dan mengikuti wanita paruh baya, itu.

"Vanonya ada bi?" Tanya Trey.

"Ada, Den Vano ada di kamar  atas Non, dia belum makan dari kemarin, bibi sampe bingung."

"Katanya Vano sakit bi?"

"Iya No, tawuran, biasa cah lanang, sok jagoan, giliran suruh makan udah kayak anak TK "

"Dia udah sering tawuran Bi?" Tanya Trey penasaran.

"Sering No, sampe mau dikeluarin kalau bukan papahnya aden nanam saham di sekolahan mah, ya pasti udah dikeluarin terus."

"Kok dia bisa suka tawuran gitu sih,"

"Itu karena - "

Prang

"Suara apa itu?"

"Itu Aden lagi marah-marah kayaknya."

"Yaudah Bi, bikinin makanan buat Vano, nanti  Aku yang  bujuk dia, supaya mau makan."

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang