Baikan?
Masih pagi sekali Trey bangun. Dia memasak untuk sarapan vano. Dia ingin mengajak vano balikan. Eh baikan maksudnya. Setengah 6 Trey sudah berangkat ke rumah Vano. Sampai jam 6 lewat 15, rumah Vano masih sepi. Dia memencet bel. Wanita paruh baya membuka kan gerbangnya.
"Eh ada non Trey ayo masuk!"
"Iya Bu, Vanonya ada?"
"Ada Non."
Trey ikut masuk ke dalam rumah itu.
"Mbok ini masih pada tidur atau gimana?"Engga non mamah sama papah dan adik adik aden lagi pada pergi.
"Vano ga di ajak Bu?"
"Diajak, tapi Vano mana pernah mau Non."
"Lah ko gitu Bu?"
"Tanyakan langsung saja pada aden ya Non, mbok takut salah bicara,"
"Hehe iya mbok gapapa " trey merasa tidak enak hati pada mbok karena sudah menanyakan hal hal di luar kapasitasnya.
Trey sengaja tidak membangunkan Vano langsung. Tapi dia menelpon Vano.
Lagu kesempurnaan cinta mengalun dari kamar Vano dan yang empunya mulai bergerak mengambil handphone ya. (hp vano sudah ganti dan dia masih pake sim card yang lama)
"Haloo," suara khas orang bangun tidur serak serak gimana gitu.
"Noo hiks ak aku di turunin di jalan masa sama angkotnya,"
"Lah ko bisa trey ok jangan panik ya, Trey kamu di mana sekarang?" Tapi intonasi Vano terlihat panik ,-
"Di pertigaan lampu merah arah selatan," jelas Trey sambil menahan tawanya.
"Ok aku kesitu sekrang,"
Vano segera membuka pintu kamar dia masih memakai celana abu dan baju biru nya fix vano belum cuci muka sama sekali. Dia menuruni anak tangga Vano tidak melihat bahwa ada Trey duduk di bangkunya, remaja itu ingin membuka pintu."Kamu mau kemana No?" Trey sedang menahan tawa, tapi gagal.
"KAMU!" Wajah Vano tidak bisa dikendalikan lagi.
...........skip.................
"Jadi bisa jelasin kenapa kamu ngerjain Aku?"
"Aku ngerjain kamu dari mana coba gak ada bukti,"
"Trey Aku benar-benar marah sama Kamu."
"Dihh apaan orang aku tuh gak ngapa-ngapain juga, Aku justru nyelamatin Kamu dari kesiangan."
"Terserah lah, jadi kamu ngapain ngapel pagi-pagi harusnya kan aku yang ngapel kerumah kamu."
"Ishh apaan ngepel yang ada." Sembari memutar bola matanya.
"Haha, btw thanks sarapannya yak enak kok."
"Iyalah kan dibuatnya pake rasa say-" Trey membekap mulutnya hampir saja dia bicara melantur.
"Ouh jadi pake rasa sayang gitu pantes enak," sambil menyendokan nasi goreng itu ke mulutnya. Kali ini, ekspresi wajah Vano sangat mengesalkan untuk dilihat.
"Bawel deh No, makan itu jangan banyak bicara, lagian cepetan bisa gak sih, bentar lagi itu jam tujuh, yang ada aku yang terlambat."
"Sabar dong Sayang, kan Abang lagi makan, masakan kamu loh ini.",
"Kutinggal ya,ngomong gitu lagi," ucap Trey dengan ekpresi mau muntah.
"Jadi adeknya gak mau dipanggil sayang nih, maunya dipanggil apa?" ucap Vano trus menggoda Trey dengan menaik turunkan alisnya.
"Denger ya Maz saya ini udh pake seragam SMA situ sih masih SMP, gak cocok. masih kecil dah pacaran,"
"Jadi apa kabar Mbaknya, udah punya pacar belum?"
"Nooooo," dengan kesal Trey memukul meja dengan pelan.
"Haha iya maaf maaf deh,"
"Noo, aku mau minta maaf, kemarin udah buat kamu marah," ucap Trey serius.
"Iya gak apa-apa, Mbaknya cantik hari ini, aku maafin."
"No kamu gak salah makan kan kemarin aja dingin banget, sekarang berubah lagi, kamu punya kepribadian ganda?"
"Kan makan nasi goreng dari Kamu, dikira SIM card ganda." Vano menyuapkan nasi goreng terakhirnya.
"No, jam tujuh tiga puluh!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Jatuh Cinta
Teen FictionFollow dulu, biar bacanya tenang. "Cinta itu bukan surat yang harus selalu ada balasannya" @ayufitriani656