Syarat Pertemanan
"Perempuan itu makhluk yang paling sulit di mengerti, karena mamah sendiri sebagai perempuan tidak mengerti apa yang mamah mau."
Sore harinya, setelah istirahat dari pulang sekolah. Trey kembali ke pasa, karena sekarang baru pukul 15:00 otomatis orangtuanya belum pulang. Sebagai anak yang baik, rajin menabung dan tidak sombong. Dia berniat membantu orangtuanya.
"Asaalamualaikum," ucap Trey saat sampai di sana.
"Waalaikumsalam," jawab mereka.
"Kebetulan lu olang ke sini, gantiin baba yak, soalnya baba sama mamah mau kondangan," ucap babanya."Lah sendirian dong," ujar Trey mencoba berakting menimbang-nimbang padahal...
"Iye gampang, gocap cukup?" Tanya mamahnya, mengerti sekali jalan pikiran putri semata wayangnya.
"Haha, engga perlu mah, masa sama orangtua sendiri peritungan," ujar Trey bijak.
"Yaudah, 100 rebu dah," ucap babanya final.
"Yaudah, tugas siap laksanakan" ucap Trey semangat.
"Haha lu ye kecil-kecil punya jiwa marketing yang bagus," ucap mamah Trey ketus, melihat kelakuan anaknya. Padahal dulu waktu bayi, doanya semoga anaknya enggak mata duitan. Eh malah begini."Siapa dulu babanya," ucap baba Trey bangga.
"Iya, kan lu mah emang bukan cuma mata duitan, tapi mata keranjang juga. Yaudah kita pamit dulu ya, bae-bae lu di sini."
"Siap bos,"Trey dilatih sejak SMP untuk bisa berdagang di pasar, karena orangtuanya berpikir usaha ini harus ada penerusnya. Tidak ada pilihan untuk Trey, karena lagi-lagi diancam oleh uang jajan yang akan dipotong. Lagian Trey selalu berpikir, toh di rumah pun dia tidak punya teman untuk bermain. Dari situ lah Trey sudah tidak aneh lagi jika berdagang sendiri.
Padahal jika dipikir tidak akan ada mungkin anak jaman sekarang yang mau di tempat kotor dan menjijikan seperti ini. Ya walaupun begitu Trey tetap menjaga kesehatannya dengan memakai masker dan tidak lupa mencuci tangan. Sebenarnya dia pun tidak bekerja sendiri, karena yang mematikan ayam ada karyawannya. Dia hanya membantu memotong ayam yang sudah mati. Tidak ada rasa jijik karena sudah terbiasa.
"Mba, pesan ayam potong, tapi hatinya dijaga baik-baim bisa gak?"
Dia sangat hapal suara ini, dia segera mendongakkan kepalanya dan benar itu Vano. Untuk apa dia ke sini? Terlihat dari rauh wajah Trey yang kebingungan."Aku mau komplen pokonya," ucap Vano dengan wajah serius.
"Kenapa?" Tanya Trey kembali memotong ayam-ayam pesanan.
"Masa aku sengaja beliin kamu topi, iya si dipake. Tapi gak harus di pasar juga kan?"
"Kenapa? Ga suka? nih ambil," ucap Trey, sambil berusaha menyodorkan kepalanya, agar Vano bisa mengambil topi tersebut."Ya engga gitu juga kak, sensi banget pms yak?"
"Iya pengen nyincang kamu bisa?"
"Boleh, mau sebelah mana dulu, pipi, hati, jiwa?"
"Pergi sana, ganggu aja," ucap Trey tanpa menanggapi ucapan Vano sebelumnya yang sangat tidak penting.
"Masa sama sahabat sendiri gitu banget kak, "
"Sejak kapan ya, anda jadi sahabat saya? Masa saya gak jnget.""Sejak saya bilang waktu itu, kalau anda lupa saya ingat kan kembali KITA SAHABAT." karena Vano yang ngotot ini, membuat dia memiliki ide untuk menjahili lelaki tersebut.
"Ok, kalau kamu pengen jadi sahabat aku, kamu harus ikutin persyaratan dari aku,"
"Gak ikhlas banget, segala ada syaratnya,"
"Yaudah gak jadi deh,"
"Eh jangan dong ka, yaudah apa?" Dengan terpaksa, karena jujur Vano takut Trey berbuat yang tidak-tidak.
"Kamu gantiin aku potongin ayam ini," ujar Trey dengan santai, tidak menghiraukan wajah panik Vano.
WHATTTTT" pekik vano kaget.
"Gak mau? yaudah," kata Trey pura-pura cuek.
"Mau mau mau," ucao vano dengan tidak yakin. Demi berteman dengan perempuan aneh ini, Vano rela. Sejujurnya dia tadi sudah berpikir pasti Trey akan meminta macam-macam, harusnya dia tidak melakukan itu, ketika kondisinya tidak tepat begini. Dia segera menepikan sepedanya dan beralih memegang pisau pemotong ayam itu, dia berusaha memotong tapi potongannya salah dan Vano pun dimarahi oleh Trey. Kemudian Trey memberikan contoh dalam hitungan menit Vano sudah bisa mengikuti memotong ayam dengan benar."Kak tolong dong naikin sweeter aku, tangan aku kotor nih," ujar Vano meminta tolong.
Trey menurut saja, tapi dia tidak berpikir bahwa itu berefek kembali untuk detak jantung nya.
"Kak tolong dong, minta masker, aku gak kuat ini sama baunya," rengek Vano."Manja banget sih, pulang deh sana,"
"Eh engga jadi deh, gak usah." Trey pun tidak tega, akhirnya memakaikan Vano masker. Mereka terlihat seperti pasangan serasi. Apalagi saat Trey berusaha memakainkan Vano masker dan berjinjit karena benar apa yang Vano bilang, Trey hanya seketiaknya.Vano pun perhatian dengan membungkukan badannya agar gadis itu leluasa memakaikan dia masker. Di balik itu semua Vano sangat bahagia. Ternyata perempuan itu tidak sejutek yang dia pikir. Mungkin ini yang sering mamahnya bilang.
"Perempuan itu makhluk yang paling sulit dimengerti, karena mamah sendiri sebagai perempuan tidak mengerti apa yang mamah mau."
Dalam artian lain adalah sebagai lelaki dia harus bisa pengertian terhadap perempuan.Jangan lupa follow+vote+komen yaa
Dengan begitu membuatku semakin semangat menulisnyaTerima kasih
Salam kenal
Dari aku yang lupa bales chat kamu, karena sibuk main game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Jatuh Cinta
Novela JuvenilFollow dulu, biar bacanya tenang. "Cinta itu bukan surat yang harus selalu ada balasannya" @ayufitriani656