Part 22 (s)

114 7 0
                                    

Aku pulang

3 jam sudah Trey menemani Vano. Mulai dari beres beres kamar,  juga ikut bermain game padahal dia gak suka main game. Trey menyampingkan egonya dulu. Dia ingin baik, walau hanya sehari. Besok mah, gak usah repot-repot begini lagi. Buang-buang energi banget.

Susah banget rasanya harus sabar menghadapi sikap Vano, yang biasanya cuek ini, malah jadi manja gak ketulungan. Mentang-mentang dia lagi, baik, dari tadi Vano malah nyuruh-nyuruh dia mulu. Segala pengen dipijitin, ambilin minum lah, apalah. Ya, ikhlas sih. Tapi kan, kesel juga lama-lama.

"No!" Panggil Trey. 

"Hmmm," jawab Vano, masih fokus  main hpnya. 

"Aku pulang yak."

"Yaudah bentar aku anterin," ucap Vano, dengan santai dan belum nengok juga.

"Eh ga usah No, nanti aku pesen ojek online aja." Trey tidak enak hati, masa orang sakit mengantarnya pulang, walaupun sisa uang jajannya tinggal dikit sebenarnya.  Kan lumayan 36 ribu. Bisa buat beli kuota.

"Bahaya Trey," ucap Vano, lah biasanya juga Trey naik angkot.

"Engga, overdosis banget No, tadi juga ke sini gak kamu anterin aku sampe."

"Yaudah nanti kabarin kalau udah sampe rumah yak," ucapnya. Kali ini Vano sudah menengokan wajahnya ke arah Trey.

"Ke oy."

Trey keluar diantar oleh Vano, sampai teras rumah. Mereka menunggu Abang ojolnya datang.

"No,"
"Trey,"

Ucap mereka berbarengan, jadi salah tingkah deh.

"Kenapa Trey?"  Tanya Vano berinisiatif untuk bertanya duluan. Kalau tidak sudah jadi seperti di film nih, barengannya terus-menerus.

"Eum itu adik kamu pada kemana No?" 

"Mereka lagi pada ke luar kota,"

"Kamu ga ikut?"

"Lupa? Aku kan lagi sakit."

"Haha iya lupa,"

"Nah itu abang ojolnya udah dateng, wih ganteng juga ya No," bisik trey di telinga Vano. Setelah melihat Abang ojolnya membuka kaca helm. Seketika Vano merubah ekspresi wajahnya menjadi asam. Dan membuat Trey tersenyum. Dia senang melakukan ini. Vano seperti orang cemburu, padahal mana mungkin.

"Awas macem-macem, bukan apa-apa sih, kasian abang ojolnya, takut di gatelin ulet bulu kek kamu, nanti bentol-bentol kan kadian." sekarang giliran Trey yang cemberut. Emang yak mulut Vano itu, lagi sakit juga pedes banget, kalau ngomong.

"Bodo ah,"
Trey segera menghampiri abang ojolnya. Dan naik ke motor ojolnya.

"Bang anterin pacar saya, awas! Jangan  sampe lecet, nanti  saya buat kepala sama kaki abang misah," teriak Vano dari teras. Dan Trey yakin bahwa abang ojolnya itu mendengar dengan jelas. Tanpa disangka abang ojol malah sengaja membuat Vano cemburu dengan menancap gas dengan kencang alhasil reflek Trey memegang pinggal abang ojol itu dan membuat Vano

"WOYYYYYY  JANGAN MACEM MACEM!" teriak Vano dan masuk membanting pintunya, dia harus segera menelpon Trey. Siapa tau nanti malah diculik.

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang