28 (MINKI)

96 27 17
                                    

Ku putuskan untuk menginap di apartemen Jonghyun malam ini, dengan alasan sakit kepala. Jonghyun sepertinya tidak percaya, tapi dia tetap memperbolehkan aku untuk menginap.

Sebenarnya kepalaku memang agak sakit, mungkin karena kelelahan,aku terlalu bersemangat hari ini.

Jonghyun memperlakukanku dengan manis, aku mendapatkan kalung yang sangat mahal. Tapi aku lebih menyukai sendal baruku.

Daripada benda mahal yang mewah, aku lebih suka barang yang dibelinya sambil memikirkan ku, seperti sendal ini.

Aku berlari menuju kamar dan langsung melemparkan tubuhku ke atas ranjang, setelah seharian hanya jalan-jalan akhirnya aku bisa meluruskan punggungku.

Lagi-lagi sakit kepalaku muncul, rasanya sepeti kepalaku tertekan beban yang sangat berat, dan lagi aku agak mual. Apa jangan-jangan aku hamil?

"Dokter Kim!" Aku berteriak memanggil Jonghyun yang sedang sibuk di pantry membuatkan aku teh hangat.

Jonghyun datang dengan berlari secepat kilat, mungkin di pikirnya terjadi sesuatu padaku.

"Ada apa?" Ucapnya khawatir.

"Kepalaku sakit dan aku mual" ucapku memegangi perutnya sambil mengelusnya.

"Ck, ku pikir apa, aku akan membuatkanmu teh hangat, tunggu sebentar" Jonghyun berniat untuk kembali ke pantry tapi tertahan.

"Aku rasa aku hamil" ucapku polos.

Tawa Jonghyun langsung meledak, setelah sekian detik tawanya berhenti, tapi saat melihatku, dia mulai tertawa lagi.

Hampir satu menit aku menunggunya berhenti tertawa, mungkin ucapanku sangat lucu baginya.

"Kau hanya masuk angin" ucap Jonghyun, setelah dia bisa menguasai dirinya kembali.

Jonghyun duduk di sebelahku dan menatapku dengan serius.

"Kita baru melakukannya kemarin, kau pikir embrio terbentuk secepat itu?"

Agh aku tidak mengerti, aku bukan dokter, aku juga tidak pernah mempelajarinya sebelumnya, mana aku tahu.

"Ku pikir aku hamil, ternyata hanya masuk angin?" Aku memasang wajah polos membuat Jonghyun gemas dan menciumi pipiku berkali-kali.

"Kecuali kalau kau hamil dengan orang lain" Jonghyun memicingkan matanya. Aku merasa terintimidasi.

Aku tidak suka arah pembicaraan ini, aku tidak pernah melakukannya dengan orang lain, hanya dengan Jonghyun.

"Aku berani sumpah, kalau aku hanya melakukannya denganmu, untuk pertama kali"aku berucap yakin, karena memang itu kenyataanya.

"Aku tahu" ucap Jonghyun singkat, jawabannya membuatku tidak tenang.

"Aku serius, kau tidak percaya?"

"Iya aku tahu, aku seorang dokter, jadi aku tahu" Jonghyun mencium keningku dan beranjak pergi dari kamar.

☠☠☠

Kami sudah siap untuk tidur, lampu kamar juga sudah di matikan, aku memandangi wajah Jonghyun yang berbaring di sampingku sambil menutup mata. Dia tampan sekali, aku jadi ingin menciuminya.

"Kenapa terus memandangiku, kau sangat terpesona ya?" Jonghyun tiba-tiba bersuara.

Ku pikir dia sudah tidur, bagaimana dia bisa tahu aku sedari tadi memandanginya padahal matanya tertutup.

"Kau punya mata di tempat lain ya?" Ucapku mengejek.

Jonghyun tertawa, dia berbalik menghadap ke arahku, melihatnya sedekat ini membuat perasaanku kurang nyaman, jantungku juga rasanya berdetak lebih cepat dari biasanya.

ONE SHOT ALL KILL || JREN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang