Semuanya menjadi sangat kacau.
Perasaanku mulai tidak nyaman sejak kemarin malam dan berlanjut sampai hari ini.
Entah apa, tapi firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi.
Dan benar saja, saat aku tiba di rumah Minki, aku mendengar pertengkaran Minki dengan salah satu teman polisinya.
Akal sehatku menyuruh untuk pergi dari sana secepatnya dan jangan ikut campur, berpura-pura menjadi orang bodoh dan biarkan saja Minki membayar semua perbuatannya.
Tapi hatiku yang lemah ini malah berlari masuk ke dalam rumah, dan menariknya untuk kabur.
Dasar bodoh!
Aku agak terkejut saat teman polisinya itu menembak kakinya sendiri untuk membiarkan kami lolos, ternyata Minki punya banyak pria yang rela melakukan apapun untuknya, lagi-lagi aku merasa rendah diri.
Tapi aku senang, setelah aku dan Minki kabur dari sini, dia tidak akan bisa bertemu dengan Minki lagi, kehidupan mereka sangatlah bertolak belakang.
Untuk berjaga kalau-kalau ia akan berubah pikiran dan membahayakan ku dan Minki, seharusnya ku ambil pistolnya tadi dan menembak kaki yang satunya, atau tangan, atau mungkin kepalanya.
Agh apa yang aku pikirkan, aku bukan pembunuh, kenapa terbersit pikiran keji dalam kepalaku. Terlalu lama bersama dengan Minki mungkin membuatku sedikit demi sedikit berubah menjadi sepertinya.
Sadarlah Jonghyun!
Aku memacu mobilku secepat kilat, dan sialnya, ini adalah jam sibuk, aku tidak bisa menghindari kemacetan, kemanapun aku memutar arah, jalanan akan selalu ramai.
"Bagaimana ini?" Minki mulai panik saat ia melihat tidak ada satupun jalan untuk mobil kami bergerak, aku bahkan tidak bisa mundur ataupun berbalik arah.
"Keluar!" perintahku setengah berteriak.
Aku bukannya marah, tapi dalam keadaan kalut seperti ini menurutku wajar jika seseorang meninggikan suara dan agak sedikit panik.
Selama aku hidup aku tidak pernah berurusan dengan polisi. Walaupun aku melakukan kejahatan dengan memperdagangkan organ tubuh mayat, aku sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan polisi, entah mereka yang bodoh atau aku yang terlalu cerdas.
Tapi sekarang, aku malah berlari dari kejaran polisi untuk melindungi seseorang.
Aku menarik Minki keluar dari mobil dan menuntunnya berjalan menuju trotoar.
Dengan perasaan sedikit menyesal, aku meninggalkan mobil mahalku di jalanan, di tengah kemacetan, aku harus merelakan mobil itu dan lari sebelum para polisi melacak keberadaan kami.
Padahal itu adalah salah satu mobil yang paling ku suka.
Aku masih punya cukup banyak uang untuk membeli mobil baru yang sama persis, tapi, aku tidak yakin setelah hari ini aku akan bisa bebas menyetir tanpa rasa was-was di jalanan, sebentar lagi aku akan menjadi buronan.
Orang-orang memandangi aku dan Minki dengan tatapan aneh, terutama pada Minki.
Jika aku jadi mereka aku juga akan melakukan hal yang sama.
Minki hanya mengenakan bathrobe berwarna putih, saat ia berlari bathrobe yang di pakainya ikut terangkat naik memperhatikan pahanya yang mulus.
Aku tidak yakin apa dia memakai pakai dalam.
Aku ingin sekali menutupi kakinya dengan sesuatu tapi aku bingung. Aku tidak mungkin melepas pakaiannku, dan kami juga tidak punya waktu untuk pergi berbelanja, kami harus kabur secepatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/125322456-288-k492043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT ALL KILL || JREN (END)
Misterio / SuspensoChoi Minki seorang psikopat gila diam-diam mencintai kim Jonghyun seorang dokter tampan yang dulu menyelamatkan hidupnya Tapi Jonghyun punya sisi gelapnya sendiri. Aku suka saat mereka berteriak kesakitan, tapi aku benci harus membersihkan sisa maya...