"Kau tidak apa-apa?!" Aku memeluk Minki erat saat bertemu dengannya.
Dia memintaku untuk menjemputnya di rumah sakit, dia tidak mengatakan banyak hal, seperti biasa dia hanya memerintahkan dengan marah-marah, tapi kalau sampai dia berada di rumah sakit sendirian, ini pasti sesuatu yang gawat.
Biasanya dia hanya ke rumah sakit untuk bertemu dengan dokter tampan yang selama bertahun-tahun ini di pujanya, dokter Kim, apdahal aku jauh lebih tampan, aku kan masih muda. Selebihnya biarpun dia harus mati, dia tidak akan menginjakan kakinya ke rumah sakit, dia benci sekali dengan rumah sakit. Dia punya kenangan buruk yang tidak ingin di ingatnya lagi.
Minki memegangi belakang kepalanya, dia terlihat baik-baik saja, hanya agak kusut dari biasanya. Minki adalah cewek paling perfeksionis di muka bumi, dia tidak suka jika pakaiannya terlihat lusuh, atau wajahnya terlihat jelek, dia akan puasa lima hari lima malam jika ada yang mengatakan dirinya gendut, intinya, penampilan adalah nomer satu baginya.
"Apa yang terjadi?" Aku mengikuti arah tangannya yang memegang belakang kepala, aku bisa merasakan ada benjolan besar di sana.
"Aku jatuh di kamar mandi, terpeleset" jawabannya sama sekali tidak membuatku puas, dari raut wajahnya aku bisa tahu kalau dia berbohong.
Seumur hidupku aku selalu berbohong, delapan dari sepuluh kata yang aku ucapkan adalah kebohongan. Jadi aku bisa tahu kalau orang berbohong padaku.
Ayahku adalah seorang penipu, dia menggunakan mulutnya sebagai alat untuk mencari uang, dan akhirnya keterampilan buruk itu menurun padaku.
Aku tidak ingin memperpanjang masalah, lagipula ini rumah sakit, jadi aku hanya mengangguk mengiyakan perkataan Minki, aku akan cari tahu yang sebenarnya nanti.
"Ayo pulang!"
Ku lepaskan jaket yang ku pakai dan ku berikan pada Minki, cuaca sangat dingin di luar, aku tidak ingin dia kenapa-kenapa, walaupun sering bertengkar, dia tetap orang yang berharga bagiku.
Minki memegang ujung bajuku saat kami berjalan keluar, itu memang sudah kebiasaanya.
Kalau dia sedang dalam suasana hati yang baik dia akan berjalan di sebelahku dan menggandeng tanganku. Saat suasana hatinya sedang buruk dia akan berjalan mendahuluiku, saat dia sedang memikirkan sesuatu dan pikirannya sedang kacau dia kan berjalan di belakang sambil memegang ujung bajuku, atau dia akan menggigiti kuku jempolnya.
Sangat mudah jika ingin mengetahui bagaimana perasaanya saat ini.
Aku mengenalnya selama tujuh tahun. Kami masuk kuliah di tahun yang sama.
Awalnya kami tidak akrab sama sekali, dia terlalu jauh untuk di gapai, karena sifatnya yang ramah dia bisa dekat dengan siapa saja, kehadirannya membuat orang di sekitarnya bahagia, dan wajah cantiknya membuatnya terkenal bahkan oleh para dosen.
Mana mungkin cewek sesempurna dia bisa berteman denganku yang jauh dari standar kesempurnaannya.
Bohong kalau aku tidak menyukainya, bahkan sampai sekarangpun, setelah aku mengetahui dia yang sebenarnya, aku masih tetap menyukainya, walaupun dia hanya menganggap ku berbohong.
Awal aku bisa tahu semua rahasianya, adalah saat aku mengikutinya ke gedung belakang kampus yang belum selesai di bangun. Aku hanya penasaran kenapa cewek cantik sepertinya pergi ketempat sepi seperti itu.
Aku sangat terkejut saat sesosok tubuh jatuh tepat di hadapanku, aku menengok ke atas dan ku lihat Minki berdiri di lantai lima, aku memang tidak bisa melihat dengan jelas dari jarak sejauh itu, tapi aku yakin dia sedang tersenyum, sesaat kemudian senyumnya hilang saat sadar aku sedang menatapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/125322456-288-k492043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT ALL KILL || JREN (END)
Misterio / SuspensoChoi Minki seorang psikopat gila diam-diam mencintai kim Jonghyun seorang dokter tampan yang dulu menyelamatkan hidupnya Tapi Jonghyun punya sisi gelapnya sendiri. Aku suka saat mereka berteriak kesakitan, tapi aku benci harus membersihkan sisa maya...